Kanselir Jerman Tepis Kritik Soal Pasokan Senjata ke Ukraina
20 April 2022
Kanselir Jerman Olaf Scholz berusaha meredakan kritik yang menyebut negaranya enggan mengirimkan senjata berat ke Ukraina. Scholz menjelaskan, "NATO tidak bisa dan tidak akan terlibat langsung dalam perang".
Iklan
Kanselir Jerman Olaf Scholz menangkis kritikan tentang keengganan negaranya untuk mengirimkan senjata berat ke Ukraina dalam pidatonya di Berlin, Selasa (19/04).
Pada pernyataannya, Scholz mengatakan meskipun tentara Jerman Bundeswehr tidak lagi punya banyak senjata untuk ditawarkan kepada Ukraina, pemerintahnya mendukung produsen senjata Jerman secara finansial.
"Kami telah meminta industri senjata Jerman untuk memberi tahu kami bahan mana yang bisa dipasok dalam waktu dekat," kata Olaf Scholz, seraya menambahkan bahwa Berlin sedang berkoordinasi dengan Kyiv mengenai apa yang dibutuhkan Ukraina dan akan memasok dana yang dibutuhkan.
Dia mencantumkan senjata anti-tank, peralatan pertahanan udara, amunisi, ''dan yang bisa digunakan dalam pertempuran artileri'' sebagai senjata yang mungkin bisa dipasok.
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Scholz: Bundeswehr tidak punya senjata berat untuk ditawarkan
Scholz menghadapi tekanan yang meningkat dari pejabat Ukraina, politisi oposisi Jerman dan anggota parlemen dalam koalisi pemerintahannya sendiri, untuk memberi Ukraina peralatan yang lebih kuat dalam menghadapi serangan baru Rusia.
Pada Senin, (18/04), Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild, "Kami membutuhkan senjata berat dari Jerman segera. Setiap penundaan menelan korban jiwa,".
Sehari sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya menghadapi situasi di mana ada "izin bagi Rusia untuk mengambil nyawa warga Ukraina". Meski Zelenskyy tidak menyebut nama Jerman secara spesifik,
Kanselir dalam pernyataannya mengatakan bagaimanapun pemerintahnya memprioritaskan bantuan yang bisa ditawarkan segera, dan untuk mengirim pasokan Ukraina dari Bundeswehr, "Kita harus mengakui jika kemungkinan ini telah mencapai batasnya".
Setelah beberapa dekade pengeluaran pertahanan menurun, Bundeswehr menjadi terkenal karena kelangkaan peralatan dan masalah perekrutannya.
Scholz juga menjelaskan, saat sekutu bisa memilih memasok senjata berat untuk perang Ukraina, "NATO tidak bisa dan tidak akan terlibat langsung dalam perang".