Para politisi Eropa dan Amerika menyadari, penyebaran wabah Ebola kini masuki fase kritis. Jika pencegahan dan penanggulangan tidak optimal pandemi bisa terjadi.
Iklan
Para menteri luar negeri Uni Eropa memandang serius potensi ancaman wabah Ebola ke Eropa yang memiliki akses penerbangan langsung ke kawasan epidemi. Dalam pertemuan di Luxemburg, Senin (20/10), dibahas rancangan respons bersama Uni Eropa untuk hadapi wabah Ebola. Sidang para menlu Uni Eropa digelar menanggapi peringatan diplomat, yang menyebut krisis kini sudah makin meruncing.
Amerika Serikat juga bertindak sejalan. Presiden Barack Obama sudah mengangkat koordinator khusus, Ron Klain yang dijuluki "Tsar Ebola" untuk menangani wabah ini dalam jangka panjang. Juga dalam kunjungannya ke Indonesia untuk menghadiri pelantikan Presiden Joko Widodo, Menlu AS John Kerry akan membahas secara resmi langkah antisipasi wabah Ebola di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Jerman yang menjadi negara terdepan di Uni Eropa dalam menanggulangi wabah Ebola mengusulkan pengiriman misi sipil Uni Eropa ke Afrika Barat. "Ini akan menjadi wadah bagi anggota Uni Eropa untuk mengirim staf medis ke kawasan wabah," ujar menteri luar negeri Jerman Frank Walter-Steinmeier, pada forum kesehatan di Berlin. Usulan ini merupakan tandingan dari misi milter AS ke kawasan wabah Ebola.
Para diplomat Eropa menegaskan, semua harus mengantsisipasi secepatnya. "Jika kita bisa menangani masalah di lokasi wabah, kita tak perlu lagi cemas di negara masing-masing," ujar mereka.
Perang Melawan Virus Mematikan
Pakaian pelindung dan pengawasan ketat di bandar udara adalah jurus yang dirapal oleh hampir semua negara buat mencegah wabah Ebola. Namun kendati begitu kasus Ebola tetap bermunculan di Eropa dan Amerika Serikat
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
Pakaian Pelindung
Pakaian ini diwajibkan buat semua petugas medis yang berurusan dengan pasien Ebola. Dimulai dengan sepatu dan sarung tangan karet, petugas juga menggunakan masker dan kacamata pelindung, serta pakaian overall yang menutupi setiap jengkal tubuh. Untuk menghindari penularan, setiap pakaian pelindung yang sudah digunakan wajib dimusnahkan.
Foto: picture-alliance/dpa/Federico Gambarini
Isolasi Maksimal
Kamar pasien di stasiun isolasi darurat terpisah dari dunia luar. Udara dari dalam ruang difilter sebelum dibuang, air kotor pun harus melalui proses pemurnian terlebih dulu. Sementara tekanan di dalam pakaian pelindung meminimalisir potensi penularan.
Setelah berurusan dengan pasien, petugas medis harus melalui ruang desinfeksi dan sterilisasi. Di dalam ruangan tersebut petugas mendapat semprotan cairan desinfektan buat membunuh sisa virus yang menempel pada pakaian. Baru setelah itu petugas bisa melepaskan pakaian pelindungnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Sebastian Kahnert
Bantuan Tambahan
Kewaspadaan tinggi dituntut ketika melepaskan baju pelindung. Sebab itu pula petugas tambahan disiapkan buat membantu petugas medis. Setelah selesai digunakan, pakaian pelindung langsung dibuang dan dibakar.
Foto: picture-alliance/dpa/Federico Gambarini
Perawat Menjadi Korban
Kendati menerapkan standar keamanan tinggi, tiga perawat di Amerika Serikat dan Spanyol masih tertular virus Ebola lewat pasien. Sejauh ini tidak jelas bagaimana virus bisa menyentuh bagian tubuh ketiga perawat tersebut. Pemerintah AS terpaksa mengkarantina kediaman perawat di Texas.
Foto: Reuters/City of Dallas
Pakaian Pelindung di Afrika
Pakaian pelindung juga dikenakan oleh dokter dan perawat di Afrika Barat. Namun begitu, pakaian tersebut sering tidak memenuhi standar keamanan yang diperlukan. Beberapa melaporkan, pakaian pelindung memiliki celah atau dibuat dari bahan yang mudah bocor.
Foto: picture alliance/AP Photo
Jenazah Tak Tersentuh
Pemakaman korban tewas akibat Ebola dilangsungkan dengan kewaspadaan tinggi. Negara-negara di Afrika Barat misalnya melarang upacara pemandian korban. Larangan yang diperlukan untuk mencegah infeksi baru itu acap mendapat protes keras dari anggota keluarga.
Foto: Reuters/James Giahyue
Isolasi di Dalam Tenda
Di wilayah yang tertinggal dalam hal layanan kesehatan, membangun infrastruktur darurat untuk mencegah penyebaran wabah penyakit adalah tugas berat. Di Liberia petugas mengandalkan tenda untuk merawat pasien Ebola. Namun menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), negara maju seperti Jerman pun akan kewalahan menghadapi wabah seperti yang mengamuk di Afrika Barat ini.
Foto: Zoom Dosso/AFP/Getty Images
Dibakar, bukan Dijemur
Di Afrika Barat, pakaian pelindung yang sudah terkontaminasi sering cuma dicuci dan dikeringkan. Namun beberapa negara seperti Guinea sudah menerapkan standar tinggi dengan membakar pakaian tersebut. Kendati begitu, kelangkaan pakaian pelindung akibat harga yang tinggi dan macetnya pasokan dari Eropa mempersulit upaya pencegahan wabah Ebola.
Foto: Cellou Binania/AFP/Getty Images
Pengawasan di Bandara
Penumpang pesawat dinilai berpotensi membawa virus ke wilayah lain. Sebab itu sejumlah bandar udara memberlakukan pengawasan ketat. Petugas medis diturunkan buat mengukur suhu tubuh penumpang. Masalah terbesar adalah masa inkubasi Ebola yang berlangsung hingga 21 hari.
Foto: Pius Utomi Ekpei/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Panik Menyebar
Akibat salah urus dan berbagain pelanggaran prosedur penangangan wabah mematikan, panik di kalangan warga Eropa dan Amerika makin menyebar belakangan ini. Presiden Obama sudah mengingatkan warganya agar tidak histeris menanggapi Ebola.
Tsar Ebola Ron Klain memikul tugas cukup berat untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga kesehatan. Pusat penanggulangan dan pencegahan wabah AS-CDC menjadi sasaran kritik tajam, karena menangani krisis secara amatiran dalam kasus tertularnya dua perawat perempuan oleh pasien Ebola yang meninggal di rumah sakit Dallas.
Selain itu Klain, harus mampu meredam panik dan memimpin koordinasi terpusat di antara negara-negara bagian. Ia juga harus mampu menggebrak CDS agar bertindak lebih agresif dalam mengantisipasi dan menangani penyebaran wabah mematikan itu.
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belgia dan Perancis sudah mulai melakukan "entry screening" berupa pemeriksaan suhu tubuh penumpang pesawat asal Afrika yang masuk ke negara itu. Dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri, Uni Eropa akan melakukan pengkajian, apakah perlu menyeragamkan prosedur screening di semua negara anggota.