Apakah sedotan benar-benar diperlukan? Walaupun berukuran kecil, sedotan menambah limbah plastik dan menyebabkan polusi. Tapi kini sedang dikembangkan solusinya!
Iklan
Menikmati minuman sambil sadar lingkungan? Mengapa tidak? Selain sedotan yang bisa dimakan, ini ada alternatif lain lagi bagi sedotan plastik. Seorang aktivis lingkungan memprakarsai penggunaan sedotan dari bahan bambu yang bisa didaurulang. Tujuannya sama: memerangi penggunaan plastik.
Ada Bambu di Dalam Minuman
Menikmati minuman sambil sadar lingkungan? Mengapa tidak? Seorang aktivis lingkungan memprakarsai penggunaan sedotan dari bahan bambu yang bisa didaurulang. Tujuannya memerangi penggunaan plastik.
Foto: Saarti
Menghindari Kuman-Kuman
Sedotan dari plastik digunakan dibanyak tempat. Sebenarnya, dedotan tidak perlu digunakan jika orang minum langsung dari botol atau kaleng. Tapi di Kamboja, dan mungkin negara Asia lain, sedotan plastik banyak digunakan dengan alasan menjaga kebersihan. Orang takut di bagian luar botol atau kaleng ada kuman-kuman.
Foto: Vanillaechoes/colourbox
Mencari Alternatif
Aktivis Lingkungan Chivorn Sokh, yang jadi sekretaris proyek Eco-Life Cambonia menilai masalah sedotan plastik jadi masalah besar di Kamboja, dan harus dihentikan. Ia bercerita ia merasa syok ketika melihat video yang menunjukkan kura-kura laut tidak bisa bernafas akibat sedotan plastik yang terhisap dan menghambat pernafasannya.
Foto: Saarti
Sedotan dari Bambu
Sejak itu ia memutusakn menggunakan sedotan dari bambu. Ia mulai menggunakan sedotan ini setahun lalu. Setelah dipakai tidak dibuang, melainkan direndam sebenar di air hangat, kemudian dikeringkan dengan kain. Ia berharap orang lain akan mengikuti langkahnya.
Foto: Fotolia/Tran-Photography
Menggunakan Plastik dalam Jumlah Besar
Negara asal Chivorn Sokh menghadapi masalah serius soal penggunaan plastik yang sangat banyak. Menurut riset organisasi anti kemiskinan, Fondazione ACRA, seorang penduduk kota di Kamboja rata-rata menggunakan 2.000 tas plastik per tahun. Itu sekitar 10 kali lebih banyak daripada di Eropa.
Foto: Imago/Imagebroker/V. Wolf
Murah, Mudah, Tidak Ada Alternatif
Menurut Chivron sedotan plastik banyak digunakan di negaranya karena harga yang murah, mudah diperoleh, dan tidaka da alternatif lain. Tapi kini sudah ada alternatif untuk menggunakan sedotan bambu. Kini bersama timnya, Chivorn bekerjasama dengan perusahaan Saarti yang memang memproduksi sedotan bambu untuk membuat kampanye dan mendistribusikannya.
Foto: Saarti
Langkah Kecil tapi Penting
Memang berhenti menggunakan sedotan plastik tidak tampak sebagai langkah besar. Tapi bagi negara seperti Kamboja, di mana warganya menggunakan plastik dalam jumlah besar tanpa menyadari dampaknya bagi lingkungan, ini langkah penting.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Sedotan Yang Bisa Dimakan
Ini sedotan dari gula-gula. Awalnya bisa digunakan untuk menyedot minuman dan kemudian bisa dimakan. Sedotan ini dipamerkan dalam pameran makanan, Süßwarenmesse 2004 di Köln. Di Kamboja, Chivorn berusaha agar warga semakin sadar akan dampak plastik dan menggantikannya dengan produk yang bisa diuraikan kembali di alam. Penulis: Bormey Chy (ml/hp)