Seekor gajah hamil yang ditemukan tewas di sebuah perkebunan kelapa sawit milik PT Dwi Kencana Semesta di Aceh diduga dibunuh dengan diracuni. Kasus kematian gajah bukan hal langka di kebun milik perusahaan tersebut.
Iklan
Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam menemukan bangkai gajah pada 22 Desember silam setelah mendapat laporan dari masyarakat lokal. "Gajah berusia 25 tahun ini sudah mati selama 10 hari ketika kami tiba," kata Kepala BKSDA Sapto Aji Prabowo kepada kantor berita AFP. "Dari hasil autopsi, kami melihat organ pencernaan menghitam yang oleh dokter disebut sebagai indikasi umum keracunan."
"Namun, apakah sengaja diracun atau tidak, kami belum tahu,” imbuhnya.
Gajah naas tersebut dikabarkan sedang mengandung janin berusia 13 bulan ketika ditemukan tewas di perkebunan PT Dwi Kencana Semesta di desa Seuneubok Bayu. Sejumlah warga mengaku terbiasa melihat gajah memakan pupuk kimia di kebun. "Namun, apakah gajah yang mati ini yang memakan pupuk tersebut atau bukan, kami belum dapat memastikannya,” jelas Sapto.
Bagaimana Ambisi Iklim Eropa Membunuh Hutan Indonesia
Ambisi Eropa mengurangi jejak karbonnya menjadi petaka untuk hutan Indonesia. Demi membuat bahan bakar kendaraan lebih ramah lingkungan, benua biru itu mengimpor minyak sawit dari Indonesia dalam jumlah besar.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Oelrich
Hijau di Eropa, Petaka di Indonesia
Bahan bakar nabati pernah didaulat sebagai malaikat iklim. Untuk memproduksi biodiesel misalnya diperlukan minyak sawit. Sekitar 45% minyak sawit yang diimpor oleh Eropa digunakan buat memproduksi bahan bakar kendaraan. Namun hijau di Eropa berarti petaka di Indonesia. Karena kelapa sawit menyisakan banyak kerusakan
Foto: picture-alliance/dpa/J. Ressing
Kematian Ekosistem
Organisasi lingkungan Jerman Naturschutzbund melaporkan, penggunaan minyak sawit sebagai bahan campuran untuk Biodiesel meningkat enam kali lipat antara tahun 2010 dan 2014. Jumlah minyak sawit yang diimpor Eropa dari Indonesia tahun 2012 saja membutuhkan lahan produksi seluas 7000 kilometer persegi. Kawasan seluas itu bisa dijadikan habitat untuk sekitar 5000 orangutan.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Campur Tangan Negara
Tahun 2006 silam parlemen Jerman mengesahkan regulasi kuota bahan bakar nabati. Aturan tersebut mewajibkan produsen energi mencampurkan bahan bakar nabati pada produksi bahan bakar fossil. "Jejak iklim diesel yang sudah negatif berlipat ganda dengan campuran minyak sawit," kata Direktur Natuschutzbund, Leif Miller.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Y. Seperi
Komoditas Andalan
Minyak sawit adalah komoditi terpanas Indonesia. Selain bahan bakar nabati, minyak sawit juga bisa digunakan untuk memproduksi minyak makan, penganan manis, produk kosmetika atau cairan pembersih. Presiden Joko Widodo pernah berujar akan mendorong produksi Biodiesel dengan campuran minyak sawit sebesar 20%. Di Eropa jumlahnya cuma 7%.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Y. Seperi
Menebang Hutan
Untuk membuka lahan sawit, petani menebangi hutan hujan yang telah berusia ratusan tahun, seperti di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Riau, ini. "Saya berharap hutan ini dibiarkan hidup selama 30 tahun, supaya semuanya bisa kembali tumbuh normal," tutur Peter Pratje dari organisasi lingkungan Jerman, ZGF. "Tapi kini kawasan ini kembali dibuka untuk lahan sawit."
Foto: picture-alliance/dpa/N.Guthier
Kepunahan Paru paru Bumi
Hutan Indonesia menyimpan keragaman hayati paling kaya di Bumi dengan 30 juta jenis flora dan fauna. Sebagai paru-paru Bumi, hutan tidak cuma memproduksi oksigen, tapi juga menyimpan gas rumah kaca. Ilmuwan mencatat, luas hutan yang menghilang di seluruh dunia setiap enam tahun melebihi dua kali luas pulau Jawa
Foto: Getty Images
6 foto1 | 6
Untuk mengungkap penyebab kematian hewan yang dilindungi itu, BKSDA Aceh menjunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik di Medan yang baru akan tuntas selambatnya dua bulan ke depan.
Kasus kematian gajah di lahan milik PT Dwi Kencana Semesta bukan hal langka. April 2016 silam warga menemukan seekor gajah nyaris membusuk. Dua tahun sebelumnya polisi menemukan dua ekor gajah tewas mengenaskan dengan kepala terputus di lokasi kebun milik PT DKS. Dua karyawan akhirnya dijadikan tersangka.
Gajah Sumatera tercatat sebagai satwa langka dan terancam punah. Ekspansi besar-besaran kebun kelapa sawit merusak habitat asli gajah dan membuat konflik antara satwa dan manusia semakin meruncing. Menurut BKSDA Aceh, tahun ini saja sebanyak 11 ekor gajah ditemukan mati, kebanyakan dibunuh oleh manusia.
Gajah Makin Terdesak Perburuan Liar
Dalam dekade terakhir jumlah gajah berkurang 60% akibat kehilangan habitat dan perburuan liar. Diperkirakan 100 gajah Afrika tewas tiap hari di tangan pemburu yang mencari gading.
Foto: picture alliance/blickwinkel/M. Hicken
Jumlah Makin Berkurang
Seabad lalu, 10 juta gajah hidup di seluruh Afrika. Sekarang jumlahnya hanya antara 35.000 dan 40.000. Sejak jumlah gajah berkurang 62% dalam sepuluh tahun terakhir, aktivis konservasi alam khawatir gajah bisa punah dalam 10 tahun mendatang.
Foto: picture-alliance/R. Harding
Dibunuh Karena Gadingnya
Setiap harinya, sekitar 100 gajah Afrika dibunuh karena gadingnya, yang kemudian dijual terutama di Asia. Dalam lima tahun terakhir, permintaan gading di Cina bertambah, dan itu tambah mendorong perburuan liar. July 2015 bea cukai di pelabuhan udara Zürich, Swiss, menyita 262 kg gading yang dipotong-potong, dan disembunyikan dalam delapan koper yang dibawa tiga penumpang pesawat asal Cina.
Foto: Reuters/R. Sprich
Konflik Politik Dipertajam Penjualan Gading
Diperkirakan penyelundupan hewan liar jadi bisnis ilegal ke-tiga terbesar setelah penyelundupan obat terlarang dan manusia. Penjualan gading ilegal memperuncing berbagai konflik di benua Afrika. Misalnya, kelompok seperti Al Shabab dan Boko Haram membeli senjata dengan hasil bisnis gading. Setengah kilo gading harganya sekitar 14 juta Dolar di pasar gelap Cina.
Foto: picture-alliance/AP Photo/African Parks
Koeksistensi dengan Gajah
Walaupun ada larangan penjualan gading internasional, gajah tetap jadi sasaran perburuan. Organisasi seperti SOS Elephants berupaya memberikan penyuluhan pada warga setempat, pentingnya gajah bagi ekosistem Afrika, dan bagaimana warga bisa mencari nafkah lewat eko turisme dan teknik pertanian yang berkoeksistensi dengan gajah.
Foto: picture-alliance/dpa-Zentralbild
Hilangnya Habitat
Di samping perburuan, gajah juga menghadapi masalah berkurangnya ruang hidup. Populasi manusia di Afrika bertambah empat kali lipat dalam dekade terakhir, yang berarti berkurangnya ruang hidup bagi gajah. Hutan-hutan dibuka dan dijadikan lahan pertanian atau peternakan. Sebagian gajah ditangkap dan dilatih serta digunakan untuk aktivitas ilegal seperti pembalakan liar.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Gambarini
Secercah Harapan
Akhir Juli lalu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana untuk memperketat peraturan perdagangan gading. Amerika Serikat adalah pasar gading ke-dua terbesar di dunia setelah Cina, yang juga telah berjanji akan mengurangi perdagangan gading di pasar domestiknya.