1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060809 Rasmussen Afghanistan

6 Agustus 2009

Hanya beberapa hari setelah dilantik sebagai Sekjen baru NATO, Rabu (05/08) mengunjungi Afghanistan. Ia menjamin dukungan lebih lanjut dan menuntut strategi baru penyelesaian konflik. Termasuk berunding dengan Taliban.

Sekjen baru NATO Anders Fogh Rasmussen.Foto: AP

Afghanistan adalah tugas utama saya, kata Anders Fogh Rasmussen beberapa hari lalu. Seolah-olah ingin membuktikan kata-katanya, pada hari ketiga ia menjabat sebagai Sekjen NATO, Rasmussen terbang mendadak ke Kabul.

"Faktanya, Afghanistan adalah negara pertama yang saya kunjungi sebagai Sekjen baru NATO. Bagi saya, dan juga NATO, Afghanistan menduduki prioritas tinggi, barangkali yang paling tinggi. NATO dan Afghanistan adalah mitra dan bersama-sama memerangi musuh Afghanistan“, kata Rasmussen.

Dalam dua pekan mendatang Afghanistan akan memilih presiden baru. Namun tidak pernah satu hari terlewat tanpa ada nyawa manusia yang melayang, karena kelompok ekstrimis tak henti meledakkan bom dan menembakkan roket.

Tetapi, misi militer NATO pun senantiasa menelan korban dari rakyat sipil. Rasmussen menyesalkan jatuhnya korban yang tak bersalah.

Ia mengatakan, "Sayang sekali hal itu tidak dapat dihindarkan dalam pertempuran bersenjata. Tapi saya bisa menjamin bahwa tentara kami melakukan segalanya untuk meminimalkan jatuhnya korban sipil. Namun saya ingatkan, sebagian besar korban sipil diakibatkan oleh pihak musuh, kelompok ekstrimis. Mereka sama sekali tidak menghargai nyawa rakyat Afganistan.“

Gejolak situasi di negeri itu menjelang pemilu, merupakan pokok pembicaraan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Sekjen NATO Rasmussen. Kesuksesan NATO di Afghanistan akan diukur dari apakah Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini berhasil mengalihkan tanggungjawab, tahap demi tahap, ke tangan Afghanistan, kata Rasmussen.

"Kita harus menyadari, situasi di Afghanistan tak bisa diselesaikan dengan solusi militer murni. Kita membutuhkan aspek yang lebih luas, pendekatan yang menyeluruh. “

Pria asal Denmark itu bicara tentang tindakan militer yang lebih tegas di Afghanistan. Meski begitu semua warga harus ikut membantu. Sudah sejak awal pekan ini Rasmussen tidak menutup kemungkinan berunding dengan kelompok moderat dalam Taliban.

Ia mengatakan, "Saya siap mengambil langkah-langkah pragmatis yang bisa meningkatkan keamanan bagi pasukan kami. Dan jika untuk itu dibutuhkan pembicaraan dengan berbagai kelompok dalam masyarakat Afghanistan, saya siap melakukannya.“

Tentu saja, syarat bagi berlangsungnya pembicaraan semacam itu adalah kelompok-kelompok tersebut meletakkan senjatanya, kata Rasmussen. Kelihatannya itu sulit terjadi tanpa tekanan militer dari NATO.

"Kami akan tinggal di sini dan mendukung Anda selama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas kami“, tandas Sekjen baru NATO Anders Fogh Rasmussen.

Ilka Steinhausen/ Renata Permadi

Editor: Agus Setiawan