Sekjen PBB ke Ukraina, Bahas Isu Nuklir hingga Pangan
19 Agustus 2022
Sekjen PBB Antonio Guterres bertemu Zelenskyy di Lviv untuk membahas ketegangan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Sementara Erdogan hadir membantu PBB membuka jalan bagi ekspor pangan Ukraina.
"PBB harus memastikan keamanan objek strategis ini, demiliterisasi, dan pembebasan total dari pasukan Rusia," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan setelah bertemu Guterres di kota Lviv, Ukraina barat.
Guterres mengatakan dia "sangat prihatin" dengan situasi di dalam dan di sekitar pabrik.
"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer. Sebaliknya, kesepakatan sangat dibutuhkan untuk membangun kembali infrastruktur Zaporizhzhia yang murni oleh sipil dan untuk memastikan keamanan daerah itu," katanya.
Guterres mengunjungi Lviv, di mana ia mengadakan pembicaraan tiga arah dengan Zelenskyy dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Kami khawatir. Kami tidak menginginkan (bencana) Chernobyl terulang," papar Erdogan.
Kekhawatiran pada bencana nuklir
Pertemuan itu terjadi sehari setelah kepala NATO "mendesak" bahwa pengawas nuklir PBB diizinkan untuk memeriksa pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Moskow dan Kyiv telah menuduh satu sama lain menembaki pembangkit tenaga nukliritu, dan pertempuran itu telah menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir.
Bahaya Unsur Radioaktif
Nuklir mengancam secara tidak langsung. Tambang dan pemerkayaan Uranium untuk tujuan sipil atau militer, bencana dan limbah nuklir melepaskan elemen radioaktif ke udara. Ratusan ribu manusia pernah menjadi korban
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih dari 2000 Ledakan Nuklir Sejak 1945
Amerika Serikat meledakkan 1039 bom nuklir sejak berakhirnya Perang Dunia II. Sementara Uni Sovyet 718, Perancis 198, Inggris dan Cina 45 ledakan, India dan Korea Utara masing-masing tiga kali, Pakistan dua kali. Puluhan ribu manusia terpapar zat radioaktif secara langsung akibat uji coba tersebut.
Foto: Getty Images/AFP
1945: Bom Atom di Hiroshima
140.000 dari 350.000 penduduk Hiroshima meninggal dunia sebulan setelah ledakan nuklir akibat kanker, jantung atau perubahan hormon dan Chromosom. Hingga kini tingkat pengidap Leukimia di Hiroshima tertinggi di antara penduduk Jepang di kawasan lain.
Foto: picture-alliance/dpa
Seribu Uji Coba Nuklir di Nevada
Uji coba di sekitar kamp Mercury dari 1950 hingga 1992 mengkontaminasi sebagian wilayah AS. Pada gigi balita misalnya ditemukan Strontium yang memancarkan zat radioaktif. Selain itu angka penderita penyakit Kanker juga meningkat tajam. Dari 1963 hingga 1992 pemerintah AS melakukan uji coba nuklir di bawah tanah.
Foto: Getty Images
Kompleks Nuklir Sellafield
Sejak 1952 reaktor pertama Inggris memproduksi Plutonium untuk membuat bom atom. Empat tahun kemudian pemerintah mulai menggunakan energi nuklir buat memproduksi listrik. 1957 salah satu reaktor terbakar yang disusul dengan berbagai insiden. Tanah dari air terpapar zat radioaktif. Sebagian putra putri pegawai di kompleks nuklir Sellafield hingga kini masih menderita Leukimia.
Foto: Getty Images
Tambang Uranium Mematikan
Kawasan Wismut di timur Jerman pernah menjadi tambang Uranium terbesar di dunia antara 1946 hingga 1990. Tambang tersebut mengirimkan bahan baku buat program nuklir Uni Sovyet. Menurut pemerintah Jerman, satu dari delapan buruh tambang meninggal dunia akibat radioaktivitas, keseluruhannya mencapai 7000 orang. Sementara penduduk di sekitar banyak yang menghidap kanker paru-paru.
Foto: Wismut GmbH
Pancaran Radioaktif dari Kota Misterius
Di kota nuklir Tomsk-7 di Siberia yang hingga 1992 masih dirahasiakan terjadi sebuah insiden ketika 1993 sebuah tanki penyimpanan meledak. Zat-zat radioaktif semisal Plutonium dan Sesium meracuni wilayah sekitar. Uni Sovyet tercatat merahasiakan 38 insiden nuklir di kota Tomsk-7 dan Majak. Ratusan ribu buruh dan keluarganya terpapar zat radioaktif.
Foto: imago/ITAR-TASS
1979: Bencana Nuklir Harrisburg
Kebocoran nuklir di pembangkit listrik Three Mile Island di Amerika Serikat adalah bencana nuklir terbesar sebelum Chernobyl dan Fukushima. Zat-zat radioaktif dalam jumlah besar mengotori lingkungan sekitar. Sebuah studi independen membuktikan tingginya angka penduduk berpotensi mengidap penyakit Kanker pasca bencana. Sebaliknya lobi industri nuklir menepis temuan tersebut dengan studi tandingan
Foto: picture-alliance/dpa
1986: Bencana di Chernobyl
Saudara kembar ini dilahirkan setelah bencana. Sang ayah adalah Liquidator, pegawai harakiri yang ditugaskan membersihkan reaktor sesaat setelah ledakan nuklir. Adapun sang ibu hidup di kota yang terkontaminasi. Kebocoran nukilr dan ledakan yang menyertainya melepaskan zat radioaktif dalam jumlah besar ke udara. Journal of Cancer melaporkan lebih dari 15.000 penduduk meninggal dunia akibat kanker.
Foto: picture alliance/dpa
2011: Tsunami Menyusul Insiden Nuklir di Fukushima
Kebocoran nuklir di Fukushima yang disebabkan oleh Tsunami hingga kini masih tercatat sebagai pencemaran radioaktif di laut paling parah. Pakar nuklir memperkirakan 22.000 hingga 66.000 kematian tambahan akibat kanker. Sejak 2011, anak-anak di wilayah sekitar Fukushima menderita kanker tiroid.
Foto: Reuters
Bahaya Limbah Nuklir
Limbah nuklir tingkat tinggi membutuhkan jutaan tahun hingga tidak lagi memancarkan zat radioaktif. Namun Tempat Penyimpanan Akhir untuk limbah atom hingga kini belum ada di seluruh dunia. Jerman menganggarkan miliaran Euro per tahun untuk mengelola tempat penyimpanan sementara limbah nuklir.
Foto: dapd
Irak: Leukimia Lewat Amunisi Uranium
Penggunaan amunisi yang mengandung Uranium selama Perang Teluk di awal dekade 1990-an mengancam nyawa penduduk secara tidak langsung. Hingga kini penduduk kota Bashra mencatat tingginya angka kelahiran cacat dan penderita kanker. Selain itu jumlah anak-anak yang menderita Kanker juga meningkat drastis.
Namun, Moskow sejauh ini menolak proposal PBB tentang Zaporizhzhia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechaev pada Kamis (18/08) mengatakan seruan PBB untuk demiliterisasi daerah di sekitar pembangkit nuklir yang diduduki Rusia "tidak dapat diterima."
Pada saat yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah mengerahkan persenjataan berat di pabrik tersebut.
Kontrol Rusia atas Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kecelakaan nuklir jika pertempuran terjadi di sana.
Iklan
Isu pangan ikut jadi agenda di Ukraina
Pembicaraan Kamis (18/08) juga membahas ekspor biji-bijian dan mencari opsi untuk solusi diplomatik potensial untuk perang di Ukraina.
Guterres mendesak Rusia dan Ukraina untuk melanjutkan "semangat untuk berkompromi" dalam menerapkan kesepakatan yang ditengahi PBB. Kompromi ini diharapkan dapat membuat Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam.
"Sejak invasi Rusia ke Ukraina, saya sudah jelas, tidak ada solusi untuk krisis pangan global tanpa memastikan akses global secara penuh ke produk pangan asal Ukraina dan pangan serta pupuk Rusia," katanya kepada wartawan.
Zelenskyy mengatakan dan Guterres setuju untuk terus berupaya mengimplementasikan kesepakatan itu.
Zelenskyy juga berbicara tentang masalah serupa kepada Presiden Turki. Ia mengatakan dalam pernyataan lain bahwa dia dan Erdogan membahas "kemungkinan meningkatkan inisiatif gandum."
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Bulan lalu, Turki membantu PBB membantu menengahi perjanjian yang membuka jalan bagi Ukraina untuk mengekspor 22 juta metrik ton jagung dan biji-bijian lainnya yang tertahan di pelabuhan Laut Hitam sejak Rusia memulai invasi pada 24 Februari.
Sejauh ini, kesepakatan biji-bijian tampaknya bertahan, dengan Kementerian Pertahanan Turki mengatakan 622.000 ton biji-bijian telah dikirim dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Peran Erdogan sebagai mediator
Sebelum tiga pemimpin bertemu, Zelenskyy mengadakan pembicaraan bilateral dengan Erdogan, yang melakukan perjalanan pertamanya ke Ukraina sejak perang dimulai.
"Kami siap bertindak sebagai fasilitator atau mediator menuju tujuan menghidupkan kembali negosiasi atas parameter yang terbentuk di Istanbul,” kata Erdogan.
Koresponden DW di Istanbul, Julia Hahn, mengatakan perang telah menempatkan Turki dalam posisi yang sulit, mencatat betapa tergantungnya Ankara pada Rusia di bidang energi, perdagangan, dan pariwisata.
"Apa yang telah coba dilakukan oleh pemimpin Turki adalah mengubah tantangan ini menjadi sebuah peluang, di mana dia sekarang muncul sebagai orang yang harus diajak bicara oleh semua orang dalam hal perang ini, konflik ini," tambah Hahn.
Namun, Erdogan mengatakan kepada awak media bahwa anggota NATO Turki tetap teguh di pihak Ukraina. "Sambil melanjutkan upaya kami untuk menemukan solusi, kami tetap berada di pihak teman-teman Ukraina kami," kata Erdogan.
"Kunjungan Presiden Turki ke Ukraina adalah pesan dukungan yang kuat dari negara yang begitu kuat," kata Zelensky.