1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PendidikanAfganistan

Sekolah dan Universitas Kembali Dibuka di Afganistan

2 Februari 2022

Sebagian universitas dan sekolah di Afganistan dibuka hari Rabu (2/2) untuk pertama kalinya sejak Taliban merebut kekuasaan Agustus lalu. Perempuan diizinkan masuk di kelas terpisah.

Universitas Laghman di Mihtarman, Afganistan, kembali beroperasi mulai 2 Februari 2022
Universitas Laghman di Mihtarman, Afganistan, kembali beroperasi mulai 2 Februari 2022Foto: Mohd Rasfan/AFP

Sebagian besar sekolah menengah untuk perempuan dan semua universitas negeri ditutup ketika kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan di Afganistan pada Agustus 2021. Sekarang untuk pertama kalinya universitas dan kelas-kelas dibuka kembali. Kelas perempuan dipisahkan dari kelas lelaki.

"Ini adalah momen kegembiraan bagi kami, karena kelas kami telah dimulai," kata Zarlashta Haqmal, yang belajar hukum dan ilmu politik di Universitas Nangarhar. "Tapi kami masih khawatir nanti Taliban mungkin menghentikannya lagi," katanya kepada kantor berita AFP.

Para pejabat mengatakan, universitas di provinsi Laghman, Nangarhar, Kandahar, Nimroz, Farah dan Helmand sudah dibuka mulai Rabu (1/2). Universitas lain dijadwalkan untuk melanjutkan operasi pada akhir bulan ini.

Seorang koresponden AFP melihat hanya ada enam perempuan - mengenakan burqa yang menutupi seluruh tubuh - memasuki Universitas Laghman Rabu pagi. Anggota Taliban menjaga pintu masuk, dilengkapi senapan mesin yang dipasang di portal gerbang kampus.

Gerbang univesitas dijaga ketatFoto: Mohd Rasfan/AFP

Kelas lelaki dan perempuan dipisah

Seorang karyawan mengatakan, kelas-kelas dipisahkan dengan kelas perempuan di pagi hari dan kelas lelaki di sore hari.  Taliban menyatakan, mereka tidak keberatan dengan pendidikan untuk perempuan, tetapi ingin kelas-kelas dipisahkan dan kurikulum disusun berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

Pembukaan kembali universitas terjadi seminggu setelah delegasi Taliban mengadakan pembicaraan dengan para wakil-wakil negara Barat di Norwegia, di mana mereka ditekan untuk meningkatkan hak-hak perempuan, sebelum miliaran dolar aset yang disita dan bantuan asing yang dibekukan bisa disalurkan lagi.

Penghentian bantuan luar negeri telah memicu krisis kemanusiaan di Afganistan, yang sebelumnya telah dihancurkan oleh perang selama beberapa dekade.

Hingga kini belum ada negara yang mengakui rezim Taliban yang baru. Taliban berjanji akan menerapkan versi pemerintahan Islam "yang lebih lembut" daripada pada masa kekuasaan mereka pertama kali. Namun rezim memberlakukan beberapa pembatasan pada perempuan yang membuat mereka tidak bisa bekerja di banyak bidang pemerintahan dan birokrasi.

PBB: Setiap orang muda harus punya akses yang sama ke pendidikan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Selasa malam memuji dizinkannya kembalinya mahasiswi berkuliah di universitas negeri di negara Hindukush itu,.

"(PBB) menyambut baik pengumuman bahwa universitas negeri akan mulai dibuka kembali pada 2 Februari bagi semua siswa perempuan dan laki-laki. Sangat penting bahwa setiap orang muda memiliki akses yang sama ke pendidikan," kata misi PBB untuk Afghanistan dalam sebuah tweet pada Selasa malam.

Khalil Ahmad Bihsudwal, kepala Universitas Nangarhar, kepada kantor berita Reuters mengatakan, siswa laki-laki dan perempuan di lembaga tersebut akan menghadiri kelas terpisah.

Hanya universitas negeri di provinsi yang lebih hangat yang dibuka pada hari Rabu (2/2). Perguruan tinggi di daerah yang lebih dingin, termasuk di Kabul, baru akan dibuka kembali pada 26 Februari 2022.

hp/as (rtr, afp)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait