1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Belajar dan Bekerja Menjadi Koki

17 Agustus 2019

Menjadi koki profesional di Jerman ternyata tidak mudah. Banyak yang harus dipelajari selain sekadar memasak. Berkomunikasi dengan pelanggan hingga penyimpanan bahan pangan menjadi hal penting yang wajib dikuasai.

Bonn Anggra Arifani Rahman Berufsschüler aus Indonesien
Foto: DW/Yusuf Pamuncak

Pelajaran dan pekerjaan yang diemban oleh Anggra Rifani Rahman di program Ausbildung Gastronomi tidak sedikit. Walau dua kegiatan itu terkadang cukup menyita waktu, pikiran dan tenaga, namun menurutnya menjadi siswa Ausbildung di Jerman sangat menguntungkan. "Keuntungan menjadi siswa Ausbildung itu kita bisa belajar sambil bekerja. Jadi kita belajar teori di sekolah dan bisa langsung kita praktikan di tempat kerja. Di samping itu kita juga mendapatkan penghasilan yang cukup walau besarnya minimum,” kata pemuda berumur 25 tahun tersebut.

Saat ini Anggra telah memasuki tahun ketiga atau tahun ajaran akhir mengenyam pendidikan untuk menjadi koki di sebuah sekolah vokasi, Robert-Wetzlar-Berufskolleg, Bonn. Di sekolah yang ia ikuti sehari dalam seminggu, banyak pelajaran yang menurutnya sangat detail diajarkan, "seperti misalnya hal-hal kecil, kenapa sih daging harus ditaruh di tempat yang dingin, mungkin bagi sebagian orang awam tidak perhatikan hal tersebut. Namun di Jerman hal-hal kecil seperti itu diperhatikan karena bila salah menangani daging, dapat menimbulkan penyakit yang cukup berbahaya," katanya.

Setelah seharian bekerja, Anggra melanjutkan belajar.Foto: DW/Yusuf Pamuncak

Selain bersekolah, sebagai siswa Ausbidung Anggra juga bekerja di sebuah restoran. Di sana ia bekerja layaknya koki profesional, memasak dan menyiapkan bahan makanan. Ia juga sempat mengalami kewalahan menjalani kegiatan di sekolah dan restoran tempatnya bekerja. "Cukup sulit membagi waktu antara bekerja dan belajar. Setelah seharian lelah bekerja, saya kehilangan konsentrasi untuk belajar," katanya. Namun kini ia telah dapat mengimbangi waktunya untuk belajar dan bekerja. Kuncinya adalah niat yang kuat untuk segera lulus pendidikan.

Setelah beberapa tahun berjibaku pada bisnis kuliner di Jerman, Anggra mengaku kagum akan sistem gastronomi yang ia sedang jalani dan pelajari. "Sistem berjalannya sebuah restoran di Jerman memiliki aturan yang banyak dan mengutamakan higienitas. Aturannya pun sangat ketat, sehingga tak mudah membuka restoran di sini," terangnya.

Regulasi ketat untuk menjalankan sebuah restoran di Jerman bukan tanpa maksud, kualitas sajian setiap restoran lah yang dipertaruhkan. Untuk itu bekal pelajaran di sekolah koki sangat berperan penting. "Banyak yang saya pelajari di sekolah. Ilmu gizi, keselamatan dan keamanan bekerja di dapur, manajemen waktu, hingga berkomunikasi dengan pelanggan," tuturnya. Anggra percaya dengan pelajaran teori dan praktik yang ia tempuh di sekolah dan tempat bekerja dapat menjadikan dirinya koki dengan standar kualitas yang tinggi.

*Simak serial khusus #DWKampus mengenai warga Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman dan Eropa di kanal YouTube DW Indonesia. Kisah putra-putri bangsa di perantauan kami hadirkan untuk menginspirasi Anda.

yp/na