Sektor IT Jerman Cari Pakar Perempuan
18 Juli 2012Andrea Reichelt adalah perempuan yang istimewa. Pasalnya, ia memimpin sebuah perusahaan IT ukuran menengah Andil perempuan dalam sektor IT di Jerman hanya 15 persen. Jumlah ini menciut pada level kepemimpinan yang diduduki oleh hanya 3 persen kaum hawa. Saat Andrea masih kuliah hanya terdapat lima persen mahasiswi. Meskipun demikian ia jarang merasa diperlakukan tidak adil. Sebaliknya ia melihat segi positif karena mendapat perhatian yang cukup.
Studi Informatika hanya untuk perempuan
Perasaan semacam itu masih belum pernah dirasakan oleh Franziska Preiß, mahasiswi semester dua di Perguruan Tinggi Teknik dan Ekonomi di Berlin. Jumlah mahasiswi jurusannya 100 persen. Jurusan ini adalah jurusan informatika khusus bagi perempuan. Ada tiga jurusan semacam ini di Jerman. Jika terpaksa, Franziska Preiß mengaku bersedia untuk kuliah di jurusan informatika yang diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi. Namun tawaran studi di Berlin itu lebih menyenangkannya.
Karena, sama seperti banyak perempuan muda lainnya, ia merasa segan untuk kuliah informatika bersama mahasiswa: "Saya pikir, laki-laki mungkin lebih banyak pengetahuannya karena mereka banyak menyibukkan diri dengan komputer. Saya sebelumnya tidak pernah lama di depan komputer. Selain itu, antara sesama perempuan tidak ada tekanan."
Citra yang menakutkan
Justru inilah masalahnya, demikian menurut professor Juliane Siegers yang mengajar Franziska. Banyak perempuan muda merasa tidak mampu bersaing dengan mahasiswa. Padahal hampir semua mahasiswa dan mahasiswi baru memulai kuliah informatika dengan dasar yang sama. Artinya, setiap orang yang senang dengan bahan kuliah yang diberikan, tidak akan mendapat kesulitan untuk maju, meskipun tidak membawa kemahiran sebelumnya. Penyebab kenapa banyak perempuan takut kuliah informatika atau studi semacam itu, bukan terletak pada pelajarannya, tetapi citra studi itu. Juliane Sieger berpendapat, citra informatik tidak begitu baik karena dianggap sulit. Sedangkan jurusan yang serupa, misalnya matematika, sudah mencatat sekitar 50 persen mahasiswi. "Dalam studi informatika ada hambatan-hambatan awal. Tetapi selambatnya setahun, para mahasiswi akan mengetahui apa artinya kuliah di jurusan informatika dan mulai berani kuliah bersama pria, kata profesor Juliana Siegers. Karena itu program untuk perempuan hanya ada untuk S1. Selambatnya pada program S2, pria dan wanita kuliah bersama-sama.
Rendahnya jumlah perempuan di sektor informatika di Jerman adalah masalah Jerman. Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah rata-rata perempuan Uni Eropa yang menekuni studi yang dinamakan sektor MINT, yaitu matematika, informatika, ilmu pengetahuan alam dan teknik, lebih tinggi ketimbang jumlah di Jerman.
Pemimpin perusahaan IT Andrea Reichelt menganjurkan perempuan muda untuk kuliah di jurusan IT. Menurutnya, semakin banyak perusahaan yang memerlukan pakar IT perempuan. Pada perusahaannya, jumlah pegawai laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Baginya adalah penting, menggunakan potensi kedua jender dan memberikan peluang kepada pegawai untuk ikut membentuk perusahaan. Reichelt berpendapat, tidak semua perusahaan menawarkan hal itu. "Sektor IT adalah sektor yang seratus persen berorientasi ke masa depan. IT akan terus diperlukan dan perannya terus meningkat."
Greta Harmann/Christa Saloh-Foerster