Badan antariksa AS NASA merencanakan serangan nuklir untuk menghadang sebuah asteroid yang dikhawatirkan akan menabrak Bumi. Asteroid bernama Bennu diperhitungkan akan terbang dekat dengan Bumi pada September 2135.
Iklan
Meski kemungkinan asteroid Bennu akan menabrak Bumi hanya 1 berbanding 2.700, namun NASA ingin memastikan bahwa ancaman tersebut bisa dinetralkan sebelumnya. Ilmuwan NASA berpendapat bahwa jika asteroid tersebut terbang terlalu dekat dengan bumi, maka harus dihancurkan dengan bom nuklir untuk menjamin keselamatan Bumi. Saat ini, Bennu mengorbit Matahari sekitar 87 juta kilometer dari Bumi.
Asteroid berdiameter sekitar 500 meter dan dengan bobot sekitar 33 miliar kilogram ini diperhitungkan akan terbang dekat dengan dengan Bumi pada bulan September 2135. Bennu merupakan salah satu asteroid paling berbahaya bagi Bumi yang saat ini diketahui. Seandainya Bennu menabrak Bumi, daya hancurnya sebesar 80.000 kali lebih dasyat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.
Bersama dengan National Nuclear Security Administration, dan dua laboratorium senjata milik Departemen Energi, NASA berencana untuk merancang dan mengembangkan pesawat ruang angkasa yang dinamakan HAMMER (Hypervelocity Asteroid Mitigation Mission for Emergency Response), untuk membawa hulu ledak nuklir ke asteroid tersebut.
Membelokkan Asteroid, Menyelamatkan Bumi
Jumlah benda langit yang melintas dekat Bumi tidak terhitung. Dalam tujuh tahun Badan Antariksa ESA dan NASA ingin mengembangkan teknologi yang mampu mengubah arah terbang asteroid dan menyelamatkan Bumi dari kehancuran
Foto: ESA–Science Office
Asteroid Kembar
Tahun 2020 ESA akan mengirimkan wahana nirawak buat mengorbit asteorid Didymos. Benda langit berstruktur batuan itu memiliki diameter selebar 800 meter. Uniknya Didymos ditemani oleh sebuah bulan yang oleh ilmuwan dinamakan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Pendaratan di Asteroid
Wahana Asteroid Impact Mission (AIM) direncanakan masuk ke orbit Didymos dan menurunkan robot pendarat - layaknya Rosetta dan Philae 2014 silam. Berbeda dengan misi Rosetta, wahana AIM akan mengirimkan data ke Bumi lewat laser. Ia juga membawa dua satelit mini yang akan mengorbit bulan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Rendezvous dengan Didymoon
Pada 2022 atau dua tahun kemudian, asteroid kembar ini akan terbang melintasi Bumi dalam jarak sebelas juta kilometer. Jarak tersebut tergolong dekat. Pada saat itu pesawat antariksa NASA akan menyambangi bulan Didymoon
Foto: ESA–Science Office
Membentur Bulan
NASA berencana mengirimkan wahana yang menghantam Didymoon layaknya komet. Dengan cara itu lintasan Didymoon dan Didymos akan sedikit bergeser. Wahana AIM dan wahana pendaratnya akan menganalisa dampak benturan tersebut. Misi ini bertujuan mencari tahu apakah teknologi yang ada sanggup mengubah arah terbang asteroid yang mengancam Bumi.
Foto: ESA–Science Office
Batu Raksasa
Tidak terhitung jumlah asteorid yang saat ini malang melintang di sistem tata surya. Kebanyakan memiliki diameter selebar beberapa kilometer. Ilmuwan memantau dengan seksama, kendati tidak menemukan benda langit yang berpotensi akan menghantam Bumi dalam waktu beberapa ratus tahun ke depan
Foto: picture-alliance/ dpa
Serangan dari Langit
Meteor adalah asteroid atau benda langit lain yang menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan kebinasaan. Pakar geologi mencatat, Bumi telah berulangkali mendapat serangan dari langit yang kemudian mengubah wajah planet.
Foto: cc-by/LarryBloom
Nyaris Binasa
Februari 2013 lalu sebuah asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 terbang terlalu dekat dengan Bumi. Benda langit itu melintas dalam jarak 27.000 kilometer, yang jauh lebih dekat daripada orbit sebagian satelit.
Foto: NASA/Science dpa
Peringatan Dini
Badan Antariksa Eropa, ESA, membangun sistem peringatan dini untuk serangan meteor di kota Frascati, Italia. Data dari berbagai teleskop di Bumi dialihkan ke Frascati untuk dianalisa. Dengan cara ini ilmuwan bisa membuat perkiraan, kapan sebuah asteroid akan terbang melintasi Bumi.
Foto: IQOQI Vienna
8 foto1 | 8
Saat ini, para ilmuwan tengah mempersiapkan dua rencana untuk mencegah Bennu terbang sangat dekat dengan Bumi. Jika asteroid mendekati bumi dalan ukuran relatif kecil, maka HAMMER akan menggunakan 8.8 ton "impactor" untuk menghancurkan asteroid tersebut. Dan seandainya ukuran Bennu saat mendekati Bumi masih sangat besar, maka HAMMER akan menghancurkannya dengan bom nuklir sebelum mencapai Bumi.
Sementara itu, fisikawan David Dearborn dari Lawrence Livermore National Laboratory sedang memikirkan rencana berbeda yang tidak memerlukan pemboman nuklir. Dearborn menyarankan agar asteroid itu bisa diperlambat lajunya dan jalurnya bisa diubah. Konsep misi HAMMER bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, gagasan ini diperkenalkan dalam sebuah laporan dari tahun 2010 yang dipublikasikan di jurnal Acta Astronautica. Dalam laporan tersebut tertulis, terdapat dua cara realistis yang bisa dipertimbangkan, yaitu penggunaan wahana antariksa yang berfungsi sebagai impactor kinetik atau peledak nuklir untuk menangkis objek-objek angkasa yang mendekati Bumi.
Batuan Antariksa
Dengan memahami komposisi material penyusun bantuan antariksa, seperti komet, para peneliti berupaya memahami lebih banyak asal usul terbentuknya Bumi.
Foto: Reuters
Debu dan Gas
Bukan hanya partikel debu dari komet yang bisa jatuh ke bumi, tapi juga kometnya itu sendiri bisa menabrak bumi. Para ilmuwan menduga, komet merupakan material sisa dari pembentukan planet. Komposisinya bisa memberikan informasi mengenai awal pembentukan Tata Surya.
Foto: AP
Komet dan Bintang Berekor
Komet terdiri dari awan gas dan ekor panjang yang terdiri dari gas, batuan serta partikel debu. Jika ekor yang terdiri dari partikel dan batuan memasuki atmosfir bumi, gesekan memanaskannya hingga 3000 derajat Celsius. Inilah yang disebut sebagai bintang berekor.
Foto: picture-alliance/dpa
Hujan Komet
Jika komet melintas amat dekat ke bumi, sejumlah partikel bercahaya akan jatuh ke bumi layaknya hujan. Yang paling terkenal adalah hujan komet Perseid dan Leonidas. Setiap kali, hujan komet menjadi fenomena langit yang spektakuler.
Foto: AP
Meteorit
Debu komet yang jatuh ke bumi biasanya habis terbakar di atmosfir. Tapi pecahan yang lebih besar dari luar angkasa bisa tersisa dan jatuh ke permukaan bumi. Inilah meteorit. Kebanyakan ukurannya kecil dan tidak berbahaya. Jika cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan hebat, seperti misalnya kawah meteorit Barringer di Arizona, AS dengan diameter 1000 meter.
Foto: cc-by/LarryBloom
Meteorit Raksasa
Meteorit raksasa yang jatuh 65 juta tahun lalu di semenanjung Yucatan, menimbulkan kawah Chicxulub yang berdiameter 300 km. Para ilmuwan memperkirakan tumbukan metorit ini memicu musnahnya dinosaurus.
Foto: NASA/Don Davis
Batu Hitam
Meteorit mirip dengan batuan bumi. Tapi kenampakannya seperti terbakar. Bopeng-bopeng ini tercipta saat meteorit memasuki atmosfir bumi dan permukaannya meleleh akibat gesekan yang menimbulkan suhu amat panas.
Foto: picture-alliance/ dpa/dpaweb
Pecahan Besar
Asteroid dalam jumlah amat banyak juga beterbangan di luar angkasa. Ukurannya ada yang lebih besar dari komet, dengan diameter hingga beberapa kilometer.
Foto: picture-alliance/ dpa
Mendekat ke Bumi
Februari 2013 asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 mendekat ke bumi hingga sejarak 27.000 kilometer. Ini lebih dekat dari kebanyakan satelit di orbit.
Foto: NASA/Science dpa
Lebih Aman
Badan antariksa Eropa (ESA) membangun sistem peringatan dini meteorit di Frascati Italia. Data dari teleskop seperti di Teneriffa (foto) akan dicatat di sana.
Foto: IQOQI Vienna
9 foto1 | 9
Belum bisa dipastikan apakah, rencana proyek HAMMER ini akan benar-benar dijalankan. Yang pasti, sementara ini NASA masih berfokus pada misi OSIRIS-Rex yang sedang dalam perjalanan ke Bennu untuk mengumpulkan sampel untuk meneliti asteroid lebih jauh.
OSIRIS-Rex (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer) merupakan wahana angkasa AS pertama yang diluncurkan menuju asteroid. Jika semua berjalan sesuai rencana, wahana senilai 1 milyar Dollar AS ini akan mencapai Bennu akhir tahun ini. Diharapakn, OSIRIS-Rex akan membawa 60 sampai 2.000 gram sampel asteroid saat tiba kembali di Bumi pada tahun 2023.
Asteroid Ancam Bumi
Asteroid yakni batuan dari luar angkasa terus mengancam Bumi. Jatuhnya asteroid besar bisa berakibat fatal, seperti pada peristiwa musnahnya Dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Foto: picture alliance / dpa
Impak Jatuhnya Meteorit Raksasa
Asteroid yang jatuh ke Bumi disebut Meteorit. Sebuah meteorit raksasa yang jatuh 65 juta tahun lalu di semenanjung Yucatan, menimbulkan kawah Chicxulub yang berdiameter 300 km. Para ilmuwan memperkirakan tumbukan metorit ini memicu musnahnya dinosaurus.
Foto: picture alliance/dpa
Kawah Meteorit
Debu komet yang jatuh ke Bumi biasanya habis terbakar di atmosfir. Tapi pecahan yang lebih besar dari luar angkasa bisa tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi. Inilah meteorit. Kebanyakan ukurannya kecil dan tidak berbahaya. Jika cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan hebat, seperti misalnya kawah meteorit Barringer di Arizona, AS dengan diameter 1000 meter
Foto: cc-by/LarryBloom
Riset Asteroid
NASA melakukan penelitian langsung asteroid besar Vesta di lintasannya dengan mengirim wahana peneliti ruang angkasa DAWN. Dengan terbang mendekati Vesta yang mengorbit Matahari di kawasan sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter, diperoleh informasi lebih rinci struktur benda langit itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Wahana Menabrak Asteroid
Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) meneliti impak tabrakan satelit dengan asteroid Misi yang diberi nama Don Quijote melakukan skenario: wahana penumbuk Hidalgo dijatuhkan ke Asteroid. Sementara orbiter Sancho mengamati dari jarak aman, dan merekam semua informasi tabrakan itu.
Foto: ESA - AOES Medialab
Benda Langit Misterius
Teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA mengamati sebuah benda langit misterius. Obyeknya memiliki struktur rumit, dan diduga objek ini bukan sebuah komet melainkan produk akhir dari tabrakan frontal dua buah asteroid yang berkecepatan sekitar 7 kilometer/detik.
Foto: AP
Komet dan Bintang Berekor
Komet terdiri dari awan gas dan ekor panjang yang terdiri dari gas, batuan serta partikel debu. Jika ekor yang terdiri dari partikel dan batuan memasuki atmosfir Bumi, gesekan memanaskannya hingga 3000 derajat Celsius. Inilah yang disebut sebagai bintang berekor.