Sebelum peti mati kuno seberat 30 ton itu dibuka, warga sempat berharap akhirnya menemukan makam pemimpin legendaris Iskandar Agung. Namun mereka juga takut terkena kutukan 1.000 tahun.
Iklan
Harapan itu pupus pada Kamis (19/7) ketika para arkeolog membuka sakrofagus di Aleksandria, Mesir. Peti mati kuno ini adalah yang terbesar yang pernah ditemukan di kota Mediterranian dan sebelumnya telah memancing spekulasi tentang kemungkinan itu adalah tempat bersemayam jasad pemimpin besar itu.
Sakrofagus berusia 2.000 tahun dengan tutup dari batu granit hitam itu ditemukan awal Juli oleh para pekerja di sebuah konstruksi bangunan apartemen. Peti raksasa ini beratnya mencapai 30 ton.
Iskandar Agung sendiri meninggal di Babilonia pada tahun 323 Sebelum Masehi dan sisa-sisa jenazahnya tidak pernah ditemukan.
Kementrian Barang Antik Mesir sebelumnya memang telah menepis anggapan bahwa yang berada di dalam sarkofagus jenazah Iskandar.
Makam Kuno Terbesar di Yunani
Makam berasal dari 300-325 M dan kemungkinan besar memuat sisa-sisa jasad selebriti Yunani kuno. Inilah mengapa makam era Iskandar Agung yang ditemukan di Amphipolis adalah sebuah penemuan signifikan.
Foto: picture-alliance/dpa
Patung Perempuan Menjaga
Temuan terbaru di situs penggalian Amphipolis di bagian utara Yunani adalah dua patung perempuan, yang dikenal sebagai karyatid. Mengenakan jubah panjang dan rambut keriting tebal, mereka menjaga pintu masuk kedua menuju makam. Bagian dalam makam belum dieksplorasi, namun pakar menduga isinya masih utuh.
Foto: picture alliance/AP Photo
Hampir Utuh
Satu dari dua sosok perempuan yang ditemukan 6 September 2014 kehilangan sebagian wajahnya. "Lengan kiri yang satu dan lengan kanan patung satu lagi terangkat menyimbolkan penolakan masuk ke dalam makam," ungkap pernyataan Kementerian Budaya Yunani. Dua patung ini bergaya serupa dengan dua patung lain yang ditemukan beberapa pekan sebelumnya: sfinks di pintu masuk utama ke makam.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pasangan Tanpa Kepala
Dua sfinks yang terbuat dari marmer ini menjaga pintu masuk utama makam dan ditemukan bulan Agustus 2014 oleh para arkeolog. Tinggi asli mereka 1,8 meter apabila dilengkapi kepala dan sayap yang ditemukan tak jauh. Jalan lebar dan 13 anak tangga menuju pintu masuk adalah yang terbesar yang pernah ditemukan di Yunani. Panjang gundukan tanah pemakamannya saja mencapai 457 meter.
Foto: picture-alliance/dpa
Raungan Kerajaan
Singa marmer ini setinggi 5 meter seharusnya berdiri di atas makam. Patung ini ditemukan militer Yunani di sungai Strymónas pada tahun 1912. Sementara pakar belum dapat memastikan apakah makam tidak tersentuh hingga tergali sepenuhnya, ekspektasi tinggi bahwa makam ini milik seorang selebriti kuno, mungkin salah satu petinggi atau anggota keluarga Iskandar Agung.
Foto: picture-alliance/dpa
Proses Panjang
Penggalian makam di Amfipolis dimulai tahun 2012 di bawah arahan kepala arkeolog Katerina Peristeri. "Kami seperti ahli bedah yang maju perlahan," jelasnya. Makam yang terletak di wilayah Makedonia di Yunani dekat Laut Aegea ini jauh lebih besar dari makam ayahnya Iskandar Agung. Penguasa legendaris tersebut diduga dimakamkan di Mesir, meski lokasi persisnya tidak diketahui.
Foto: picture alliance/dpa
Memperhatikan Detail
Panel marmer yang rumit ini ditemukan dalam ruang depan menuju ruang utama makam. Kualitas pengerjaannya membuktikan kekayaan dan seberapa pentingnya sang pemilik makam. Istri dan anak lelaki Iskandar Agung diduga terbunuh di Amfipolis ketika jenderal Makedonia Cassander menaklukkan wilayah ini pada abad ke-4 M. Mungkin saja makam ini dibuat untuk mereka.
Foto: picture alliance/AP Photo
Berlimpah Marmer
Dinding yang dilapisi marmer ini ditemukan pada situs pemakaman bulan Agustus 2014. Pakar mengatakan bahwa struktur ini menyandang ciri khas arsitek utama Iskandar Agung, Deinocrates dari Rodos, yang dipekerjakan untuk membangun kota Iskandariyah atau Alexandria.
Foto: picture-alliance/dpa
Ekspektasi Tinggi
Foto situs Amfipolis dari udara, yang terletak di sebelah selatan kota Serres di Yunani. Antisipasi tinggi seraya para arkeolog bergerak semakin dalam menuju kamar-kamar dalam makam, yang disebut pemerintah Yunani sebagai "monumen amat penting." Misteri pemiliknya kemungkinan besar terpecahkan dalam beberapa pekan ke depan, meski situs pemakaman Iskandar Agung mungkin terus menjadi misteri.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Tidak ada kutukan
Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Barang Antik, menghadiri pembukaan peti mati itu.
"Kami menemukan tulang tiga orang, ini tampak seperti kuburan untuk satu keluarga... Sayangnya, mumi di dalamnya tidak dalam kondisi terbaik dan hanya tulang yang tersisa," katanya.
Pembukaan sarkofagus ini membuat banyak orang di Mesir khawatir karena kemungkinan bisa melepaskan kutukan selama 1.000 tahun. Tapi Waziri tidak gentar.
"Kami telah membukanya dan, terima kasih Tuhan, dunia belum jatuh ke dalam kegelapan," kata Menteri Barang Antik.
"Saya adalah orang pertama yang meletakkan seluruh kepala saya di dalam sarkopagus ... dan di sini saya berdiri di depan Anda ... saya baik-baik saja," tambahnya.
Mesopotamia: Titik Awal Sejarah
Dahulu kala, antara sungai Efrat dan Tigris terbentang area bangsa berkebudayaan tinggi. Sampai sekarangpun, umat manusia masih mendapat keuntungan dari penemuan mereka, kerap tanpa mengetahuinya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Scholz
Mesopotamia, Awal Sejarah
Di tepi Sungai Efrat dan Tigris tumbuh kota-kota pertama dalam sejarah peradaban manusia, yaitu sekitar tahun 4.000 sebelum Masehi (SM). Dalam 3.000 tahun sejarah Mesopotamia, jaringan yang terdiri dari banyak kota makin erat. Sejumlah pusat kebudayaan berkembang di sana, misalnya Babilonia dan Niniwe, seperti tampak pada gambar.
Foto: Imago/UIG
Kerajaan Pertama
Wilayah Mesopotamia, sekarang ini terutama berada di wilayah Suriah dan Irak. Negeri itu terbagi antara Assyria bagian utara dan Babilonia di selatan. Awalnya, kawasan ini masih terbagi antara banyak provinsi tetapi kemudian menyatu, dan sejak 3.000 SM menjadi satu kawasan.
Tulisan Pertama
Tulisan ini tampak hanya seperti motif cantik yan terdiri dari garis dan bintang. Tulisan paling tua, yaitu Kuneiform berasal dari Mesopotamia, sekitar 4.000 SM. Dari tulisan ini dibentuk alfabet pertama, dan multifungsional. Tepatnya: bisa digunakan untuk belasan bahas selama 3.000 tahun.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Raja-Raja Pertama
Menurut kepercayaan orang waktu itu, raja-raja Mesopotamia pertama, seperti Tukulti-Ninurta I, yang namanya tercantum pada bagian pilar ini, mendapat wahyu kekuasaan dari Tuhan. Oleh sebab itu mereka harus menjaga keamanan, pembangunan kota, juga keadilan di seluruh negeri, berdasarkan undang-undang tertulis pertama.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Bentuk Pertanian Pertama
Masyarakatnya beralih dari pemburu dan pengumpul hasil alam, menjadi petani dan peternak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, orang tidak lagi bergantung pada buah-buahan di alam bebas serta hewan liar, melainkan bercocok tanam dan mengembangbiakkan hewan berguna. Bahkan membangun irigasi untuk mengatasi kekeringan di bagian selatan. Susu juga diolah menjadi produk pangan lain.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Roda Pertama
... juga diciptakan di Mesopotamia. Pada relief ini, tampak seorang tukang kayu sedang mengerjakan kayu untuk poros roda. Tapi bangsa Mesopotamia juga menciptakan banyak hasil kerajinan tangan inovatif lain. Mereka menciptakan teknik menenun, menciptakan tekstil dan bereksperimen dengan api. Dari mereka jugalah asalnya keramik, pengolahan logam dan gelas.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Hirarki Ilahi
Mata dibuat dari lapis lazuli dan kulit kerang. Ini patung seseorang yang sedang sembayang, dipersembahkan Ebih Il, seorang pegawai negeri, kepada dewi Inanna. Agama sangat penting di Mesopotamia. Dunia tempat manusia hidup dianggap tiruan dunia di mana para dewa tinggal. Dewa berstatus lebih tinggi dilayani oleh yang lebih rendah. Manusia ada di hirarki terbawah, harus patuh dan rajin bekerja.
Foto: Service presse/Musee du Louvre-Lens
Masa Akhir
Invasi Iskandar Agung menyebabkan keruntuhan Mesopotamia 331 SM. Ia kemudian menyebarkan kebudayaan Yunani di kawasan itu. Tradisi dan gaya hidup Mesopotamia lambat-laun hilang. Hingga ribuan tahun setelahnya, artefaknya kembali digali arkeolog dan dipamerkan, misalnya di Louvre, Paris. Penulis: Lea Albrecht (ml/as)