1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sejarah

Harapan Menemukan Makam Iskandar Agung Pupus

20 Juli 2018

Sebelum peti mati kuno seberat 30 ton itu dibuka, warga sempat berharap akhirnya menemukan makam pemimpin legendaris Iskandar Agung. Namun mereka juga takut terkena kutukan 1.000 tahun.

Ägypten - Archäologen finden Skelette an der Stelle des Sarkophags in Alexandria
Foto: picture alliance/Xinhua News Agency

Harapan itu pupus pada Kamis (19/7) ketika para arkeolog membuka sakrofagus di Aleksandria, Mesir. Peti mati kuno ini adalah yang terbesar yang pernah ditemukan di kota Mediterranian dan sebelumnya telah memancing spekulasi tentang kemungkinan itu adalah tempat bersemayam jasad pemimpin besar itu.

Sakrofagus berusia 2.000 tahun dengan tutup dari batu granit hitam  itu ditemukan awal Juli oleh para pekerja di sebuah konstruksi bangunan apartemen. Peti raksasa ini beratnya mencapai 30 ton.

Iskandar Agung sendiri meninggal di Babilonia pada tahun 323 Sebelum Masehi dan sisa-sisa jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Kementrian Barang Antik Mesir sebelumnya memang telah menepis anggapan bahwa yang berada di dalam sarkofagus jenazah Iskandar.

Tidak ada kutukan

Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Barang Antik, menghadiri pembukaan peti mati itu.

"Kami menemukan tulang tiga orang, ini tampak seperti kuburan untuk satu keluarga... Sayangnya, mumi di dalamnya tidak dalam kondisi terbaik dan hanya tulang yang tersisa," katanya.

Beberapa bagian jenazah telah hancur karena air limbah yang bocor melalui celah kecil.Foto: Reuters/Ministry of Antiquities

Pembukaan sarkofagus ini membuat banyak orang di Mesir khawatir karena kemungkinan bisa melepaskan kutukan selama 1.000 tahun. Tapi Waziri tidak gentar.

"Kami telah membukanya dan, terima kasih Tuhan, dunia belum jatuh ke dalam kegelapan," kata Menteri Barang Antik.

"Saya adalah orang pertama yang meletakkan seluruh kepala saya di dalam sarkopagus ... dan di sini saya berdiri di depan Anda ... saya baik-baik saja," tambahnya.

ae (AFP, reuters)