Gedung-gedung teater dan museum ditutup, bioskop berhenti beroperasi. Tidak ada lagi kegiatan kebudayaan di Cina, kata jurnalis penulis Jerman Christian Y. Schmidt yang tinggal di Beijing.
Iklan
Sejak 15 tahun, Christian Y. Schmidt tinggal di Beijing. DW mewawancarinya tentang kegiatan kebudayaan di tengah merebaknya virus corona.
DW: Cina sedang dilanda ketakutan virus corona. Bagaimana keadaan Anda sendiri saat ini?
Christian Y. Schmidt: Saya baik-baik saja. Sampai saat ini tidak ada masalah, hanya semuanya jadi agak rumit kalau ingin bepergian ke luar rumah. Kita harus berpakaian lengkap, dengan masker, sarung tangan, dan kacamata khusus, untuk mencegah infeksi. Jadi semuanya perlu waktu. Risiko penularan memang relatif tinggi.
Anda biasanya pergi ke teater atau pameran seni. Apa masih ada kegiatan kebudayaan sekarang?
Tidak, semua kegiatan terhenti. Biasanya selama hari-hari libur Tahun baru memang sepi, untuk beberapa hari. Kota Beijing pun biasanya kosong, tidak ada kegiatan. Kebanyakan restoran dan supermarket sekarang tutup. Pertunjukkan kebudayaan juga tidak ada.
Tapi kali ini, semuanya berlangsung lebih lama. Masa liburan diperpanjang, dan orang-orang diminta sedapat mungkin tinggal di rumah saja. Beijing benar-benar lumpuh. Tidak ada orang yang pergi bekerja – hanya penyapu jalan dan sopir bis. Satu-satunya tempat kita bertemu orang adalah supermarket. Semua acara budaya dibatalkan. Teater tutup, bioskop-bioskop yang biasanya dipenuhi orang selama perayaan Tahun Baru tidak beroperasi. Pengelola internet Cina sekarang membeli hak tayang film dan memutarnya di internet. Kemungkinan semua orang Cina sekarang menonton film di internet atau lewat smartphone.
Jadi epidemi ini melumpuhkan kegiatan publik, termsauk kegiatan kebudayaan?
Seluruh negeri lumpuh. Orang-orang di laur harus memakai masker. Kalau mau naik kereta bawah tanah, orang sebelumnya harus mengukur suhu badan. Kalau suhu badan di atas normal, tidak boleh naik kereta.
Apa ada aksi-aksi budaya atau seni yang mengangkat ancaman virus ini sebagai tema?
Saya hanya tahu ada satu videoclip seorang seniman Cina, yang berdiri di tengah satu kota di Eropa, dengan mata terikat dan membawa poster: "I am not a virus" (saya bukan virus). Itu banyak dilihat di sini. Internet praktis jadi satu-satunya medium untuk bertukar informasi. Sekarang di internet mulai muncul beberapa lelucon yang kreatif tentang virus ini.
Lelucon bagaimana misalnya?
Misalnya yang dengan bir Corona dari Meksiko: sebuah botol bir Corona ada di atas meja sendirian di sebelah kiri. Lalu di sisi meja yang lain berkumpul 15 bir merek Heineken, mereka bersama-sama mengenakan satu masker. Jadi kelihatannya, 15 bir Heineken itu takut pada satu bir Corona.
Lelucon lain, sekarang polisi sering bertanya kepada kita di jalan, bagaimana rute perjalanan kita. Lalu ada yang menulis di internet: Rute saya? Ruang tamu, kamar tidur, toilet, dapur, ruang tamu. Ruang gerak banyak orang sekarang terbatas di rumah sendiri. Mereka seperti membuat karantinanya sendiri.
Apa ada kritik terhadap langkah dan kebijakan pemerintah menangani epidemi ini?
Kritik datang terutama dari para blogger, terutama soal manajemen kebijakan. Sekarang banyak yang tahu, bahwa pada awalnya sudah ada peringatan soal virus ini, tapi tidak dipedulikan oleh pejabat setempat. Lalu setelah virus menyebar, tidak langsung ada larangan acara-acara massal. Tentu saja banyak orang yang marah karena itu. Memang ada sensor, tapi tidak mungkin menyaring semua kritik yang bertebaran itu.
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)