Senat AS Dukung Keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO
4 Agustus 2022
AS menjadi anggota NATO terbaru yang mendukung Helsinki dan Stockholm bergabung dengan aliansi tersebut. Presiden Joe Biden memuji pemungutan suara itu sebagai momen "bersejarah."
Iklan
Senat Amerika Serikat pada Rabu (03/08) menyetujui rencana masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO. Sebelumnya negara-negara Nordik itu telah lama mempertahankan netralitasnya pada isu geopolitik. Kedua negara meluncurkan tawaran untuk bergabung dengan aliansi 30-anggota sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Pemungutan suara pada Rabu dengan mudah melampaui mayoritas dua pertiga yang diperlukan untuk mendukung ratifikasi dokumen aksesi, dengan 95 senator memberikan suara untuk mendukung. Hanya satu senator Republik, Josh Hawley, yang menentang pencalonan dua negara Eropa tersebut.
"Pemungutan suara bersejarah ini mengirimkan sinyal penting dari komitmen bipartisan AS yang berkelanjutan untuk NATO, dan untuk memastikan Aliansi kami siap menghadapi tantangan hari ini dan besok," kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan.
Rusia dan Ukraina: Kronik Perang yang Tidak Dideklarasikan
Akar konflik antara Rusia dan Ukraina sangat dalam. Semuanya diyakini bermuara pada keengganan Rusia untuk menerima kemerdekaan Ukraina.
Foto: Maxar Technologies via REUTERS
Berkaitan, tetapi tak sama
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina memiliki sejarah sejak Abad Pertengahan. Kedua negara memiliki akar yang sama, pembentukan negara-negara Slavia Timur. Inilah sebabnya mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kedua negara itu sebagai "satu orang". Namun, sebenarnya jalan kedua negara telah terbagi selama berabad-abad, sehingga memunculkan dua bahasa dan budaya — erat, tapi cukup berbeda.
Foto: AP /picture alliance
1990-an, Rusia melepaskan Ukraina
Ukraina, Rusia, dan Belarus menandatangani perjanjian yang secara efektif membubarkan Uni Soviet pada Desember 1991. Moskow sangat ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan itu dan melihat Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) yang baru dibentuk sebagai alat untuk melakukannya. Sementara Rusia dan Belarus membentuk aliansi yang erat, Ukraina semakin berpaling ke Barat.
Foto: Sergei Kharpukhin/AP Photo/picture alliance
Sebuah perjanjian besar
Pada tahun 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani Treaty on Friendship, Cooperation and Partnership, yang juga dikenal sebagai "Perjanjian Besar". Dengan perjanjian ini, Moskow mengakui perbatasan resmi Ukraina, termasuk semenanjung Krimea,kawasan hunian bagi mayoritas etnis-Rusia di Ukraina.
Krisis diplomatik besar pertama antara kedua belah pihak terjadi, saat Vladimir Putin jadi Presiden Rusia masa jabatan pertama. Pada musim gugur 2003, Rusia secara tak terduga mulai membangun bendungan di Selat Kerch dekat Pulau Tuzla Ukraina. Kiev melihat ini sebagai upaya Moskow untuk menetapkan ulang perbatasan nasional. Konflik diselesaikan usai kedua presiden bertemu.
Foto: Kremlin Pool Photo/Sputnik/AP Photo/picture alliance
Revolusi Oranye
Ketegangan meningkat selama pemilihan presiden 2004 di Ukraina, dengan Moskow menyuarakan dukungannya di belakang kandidat pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Namun, pemilihan itu dinilai curang. Akibatnya massa melakukan Revolusi Oranye atau demonstrasi besar-besaran selama 10 hari dan mendesak diadakannya pemilihan presiden ulang.
Foto: Sergey Dolzhenko/dpa/picture alliance
Dorongan bergabung dengan NATO
Pada tahun 2008, Presiden AS saat itu George W. Bush mendorong Ukraina dan Georgia untuk memulai proses bergabung dengan NATO, meskipun ada protes dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Jerman dan Prancis kemudian menggagalkan rencana Bush. Pada pertemuan puncak NATO di Bucharest, Rumania, akses dibahas, tetapi tidak ada tenggat waktu untuk memulai proses keanggotaan.
Foto: John Thys/AFP/Getty Images
Tekanan ekonomi dari Moskow
Pendekatan ke NATO tidak mulus, Ukraina melakukan upaya lain untuk meningkatkan hubungannya dengan Barat. Namun, musim panas 2013, beberapa bulan sebelum penandatanganan perjanjian asosiasi tersebut, Moskow memberikan tekanan ekonomi besar-besaran pada Kiev, yang memaksa pemerintah Presiden Yanukovych saat itu membekukan perjanjian. Aksi protes marak dan Yanukovych kabur ke Rusia.
Foto: DW
Aneksasi Krimea menandai titik balik
Saat kekuasaan di Kiev kosong, Kremlin mencaplok Krimea pada Maret 2014, menandai awal dari perang yang tidak dideklarasikan antara kedua belah pihak. Pada saat yang sama, pasukan paramiliter Rusia mulai memobilisasi pemberontakan di Donbas, Ukraina timur, dan melembagakan "Republik Rakyat" di Donetsk dan Luhansk. Setelah pilpres Mei 2014, Ukraina melancarkan serangan militer besar-besaran.
Gesekan di Donbass terus berlanjut. Pada awal 2015, separatis melakukan serangan sekali lagi. Kiev menuding pasukan Rusia terlibat, tetapi Moskow membantahnya. Pasukan Ukraina menderita kekalahan kedua, kali ini di dekat kota Debaltseve. Mediasi Barat menghasilkan Protokol Minsk, sebuah kesepakatan dasar bagi upaya perdamaian, yang tetap belum tercapai hingga sekarang.
Foto: Kisileva Svetlana/ABACA/picture alliance
Upaya terakhir di tahun 2019
KTT Normandia di Paris pada Desember 2019 adalah pertemuan langsung terakhir kalinya antara Rusia dan Ukraina. Presiden Vladimir Putin tidak tertarik untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Rusia menyerukan pengakuan internasional atas Krimea sebagai bagian dari wilayahnya, menuntut diakhirinya tawaran keanggotaan NATO bagi Ukraina dan penghentian pengiriman senjata ke sana. (ha/as)
Foto: Jacques Witt/Maxppp/dpa/picture alliance
10 foto1 | 10
Proses Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO
NATO secara resmi mengundang Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu pada akhir Juni. Pada tahap ini, kedua negara diizinkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan aliansi.
Meski demikian, Kedua negara itu masih belum dilindungi oleh Pasal Lima yang menjadi aturan pertahanan kolektif NATO. Pasal ini menetapkan bahwa serangan terhadap salah satu anggotanya adalah serangan terhadap semua.
Semua 30 negara anggota NATO harus menyetujui meratifikasi protokol aksesi untuk mengizinkan suatu negara bergabung dalam aliansi itu. Beberapa negara, termasuk Jerman, Kanada dan Italia, telah menyetujui ratifikasi tersebut.
Sebelumnya pada Rabu, Majelis Nasional Prancis memberikan suara mendukung keanggotaan NATO di Finlandia dan Swedia. Senat Prancis juga telah menyetujuinya dua minggu lalu.
Ankara menuduh kedua negara mendukung apa yang dianggapnya organisasi teroris, termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK), milisi YPG Kurdi yang aktif di Suriah utara dan gerakan Gulen.
Meskipun ketiga negara mencapai kesepakatan, Turki masih mengancam akan memblokir aksesi jika kedua negara Nordik tidak mengekstradisi tersangka yang dicari Ankara atas tuduhan terkait terorisme.