Warga di bagian kota Hanoi menyandera lebih dari 30 orang, sebagian besar polisi, karena menolak penggusuran dan dan pembebasan tanah untuk dijual kepada perusahaan telekomunikasi.
Iklan
Polisi akhirnya bentrok dengan warga di bagian kota My Duc di Hanoi, ibukota Vietnam. Polisi menyatakan keberadaan warga di sana adalah ilegal dan tanahnya akan dijual kepada perusahaan telekomunikasi yang dikelola oleh militer.
Namun warga menolak penggusuran dan kini menyadera lebih dari 30 orang, sebagian besar anggota kepolisian anti huru hara. Di pihak lain, polisi menahan beberapa penduduk yang dituduh menyulut kerusuhan dan melakukan aksi kekerasan.
Aktivis sosial La Viet Dung mengatakan hari Senin (17/4), warga masih menahan lebih dari 20 anggota polisi anti huru hara. Selain itu,warga juga menahan beberapa pejabat dan polisi lokal.
Pihak berwenang mencoba berunding dengan warga agar membebaskan para sandera, namun warga tetap menolak.
Situs online VNExpress mengutip seorang warga yang mengatakan, "Para polisi mendapatat makanan dan minuman yang cukup, dan diperlakukan dengan sopan."
Ketika Tanah Menjadi Sengketa
Saat pemerintah kota membuat rencana pembangunan, warga setempat bisa menjadi korban penggusuran. Tapi dalam beberapa kasus, kelompok masyarakat berhasil menyelamatkan tempat tinggalnya.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Körner
Rumah Paku
Tahun 2008, kantor berita Reuters melaporkan 1,5 juta orang harus dipindahkan karena Beijing bersiap menjadi tuan rumah pesta Olimpiade. Pembangunan kota terus menghadapi hambatan, karena beberapa orang menolak menerima kompensasi dan pindah. Seperti rumah dalam foto yang disebut sebagai 'rumah paku' karena keteguhan mereka yang dianggap sebagai paku dalam proyek.
Foto: Reuters
Penjara Padang Rumput
Di distrik Haren, utara Brussel, Belgia, penentang rencana pembangunan penjara besar telah menduduki lokasi situs pembangunan sejak Agustus 2014. Sejak itu, lahan 18 hektar tersebut dipenuhi oleh kebun-kebun kecil, tenda dan bilik-bilik kayu. Warga setempat kerap berkonfrontasi dengan polisi. Keputusan akhir akan nasib tanah diperkirakan akan tercapai di akhir 2015.
Foto: DW/M. Kübler
Kebun Tempelhof
Bandara Tempelhof di Berlin telah ditutup tahun 2008. Sejak itu dibuka kembali sebagai taman kota dan dinyatakan oleh warga setempat sebagai milik mereka. Mei 2014, warga Berlin memutuskan untuk mempertahan ruang hijau tersebut. Kemungkinan rencana masa depan, termasuk fasilitas olahraga, bioskop terbuka atau sekolah kitesurfing.
Foto: Getty Images
Korban Olimpiade di Brasil
Rio de Janeiro, tuan rumah Olimpiade 2016, menggusur warga Vila Autodromo untuk pembangunan Olympic Park, termasuk lapangan golf (foto). Sebagian besar dari 700 warganya pindah setelah mendapat kompensasi, tapi beberapa tetap bertahan walau kadang tidak memperoleh listrik dan air.
Foto: Getty Images/M. Stockman
Selamatkan Lower Manhattan
Bahkan Greenwich Village, kawasan trendi di New York yang menarik jutaan turis dari seluruh dunia, pernah terancam penggusuran. Di tahun 50an dan 60an, perencanaan tata ruang kota Robert Moses ingin meratakan beberapa kompleks di daerah tersebut untuk pembangunan jalan bebas hambatan 10 jalur. Rencana tersebut sukses dihambat oleh para aktivis yang dipimpin penulis dan jurnalis Jane Jacobs.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Körner
5 foto1 | 5
"Warga ingin agar tanahnya dikembalikan dan mereka diperlakukan sesuai prosedur," kata seorang warga lain.
Pengacara Tran Vu Hai mengatakan kepada kantor berita AP bahwa Walikota Hanoi Nguyen Duc Chung dalam percakapan telepon dengan warga hari Senin (17/4) berjanji enam warga yang masih ditahan telah dibebaskan. Dia juga berjanji untuk melakukan dialog langsung hari Selasa untuk mendengar keluhan mereka.
"Orang-orang di sini sangat marah," kata Tran Vu Hai. "Mereka mengatakan terus terang kepada saya, mereka tidak percaya pada siapa pun, (karena) mereka telah ditipu selama bertahun-tahun." Situasi di bagian kota itu sudah agak tenang ketika dia kunjungi, katanya.
Sengketa tanah sering terjadi di Vietnam. Warga sering mengeluhkan bahwa tanah mereka diserobot untuk proyek-proyek industri atau infrastruktur besar dan mereka tidak mendapat kompensasi yang layak.
My Lai - Monumen Kejahatan Perang Amerika
Dunia murka ketika prajurit Amerika Serikat membantai lebih dari 500 penduduk desa My Lai di tengah perang Vietnam 1968. Meski terbukti sebagai kejahatan perang, pelakunya kemudian diampuni oleh pemerintah di Washington
Foto: picture-alliance/dpa
Frustasi Berbuah Petaka
Memasuki dekade kedua Perang Vietnam, militer AS mulai kehabisan sabar menghadapi taktik gerilaya prajurit Viet Cong. Pada saat itulah sebuah satuan tempur pimpinan Letnan Kolonel Frank A. Barker diterjunkan ke selatan buat menguasai desa My Lai dan mengidentifikasi pejuang komunis. Saat itu komando sentral militer beranggapan setiap penduduk sipil harus dicurigai berpihak pada musuh
Foto: AP
Balas Dendam
Dalam operasi rahasia tersebut militer AS terutama membidik Batalyon 48 Vietcong yang diperkirakan bercokol di kawasan Son yang juga mencakup desa My Lai. Saat itu militer AS baru saja kehilangan lebih dari 4000 serdadunya dalam Serangan Tet yang dilancarkan Vietcong.
Foto: Getty Images
Bakar dan Hancurkan
Letkol Barker kemudian memerintahkan serdadunya untuk berlaku agresif, antara lain dengan membakar rumah, membunuh hewan ternak, meracuni sumber air dan membakar persediaan beras penduduk desa. Namun apa yang dilakukan tentara AS kemudian adalah melenyapkan desa My Lai dari peta.
Foto: picture alliance/CPA Media
Kengerian di Tanggal 16 Maret
Penduduk desa sedang bersiap pergi ke pasar ketika prajurit AS berdatangan. Tanpa aba-aba mereka mulai menusuki penduduk dengan bayonet, menjajarkan mereka di tembok lalu dilempar granat, mengeksekusi satu per satu dengan tembakan di kepala. Pembantaian itu sempat dihentikan saat jeda makan siang.
Foto: AP
Pahlawan dari Langit
Tidak semua serdadu AS ikut serta dalam pembantaian My Lai. Beberapa menolak membunuh. Pembantaian baru berakhir setelah pilot helikopter Hugh Thompson mengancam akan menembaki serdadu jika tetap melanjutkan pembunuhan. Ia berhasil menyelamatkan sebelas perempuan dan anak-anak. Kembali ke markas Thompson melaporkan aksi pembantaian yang ditanggapi oleh militer AS dengan menarik pasukan dari My Lai
Foto: AP
Tertutup Hingga Diungkap
Militer awalnya berusaha menutup-nutupi tragedi di My Lai dari publik. Laporan pertama yang muncul cuma menyebut angka 20 warga sipil. Baru ketika salah satu perwira yang terlibat, William L. Calley, diajukan ke mahkamah militer 14 bulan kemudian, media AS mulai mengendus sebuah skandal. Terutama laporan wartawan investigatif AS, Seymour Hersh, akhirnya mengungkap kejahatan perang tersebut.
Foto: AP
Tanpa Konsekuensi
Selain Calley, tidak ada prajurit lain yang terlibat pembantaian My Lai yang didakwa oleh pengadilan militer. Calley yang divonis hukuman kurung seumur hidup kemudian mendapat pengampunan dari Presiden Richard Nixon. Namun pembantaian My Lai kemudian mengubah animo warga Amerika Serikat dan memicu aksi demonstrasi anti perang.