1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Senjata Rahasia Lebah Madu untuk Bertahan Hidup

Ruby Russel
3 Agustus 2022

Lebah madu dapat mengontrol suhu dengan cara yang menakjubkan, mulai dari menjaga sarang untuk tetap dingin dari gelombang panas hingga "memasak" musuhnya hidup-hidup.

Lebah madu dan beberapa larva dalam sarangnya.
Lebah madu Eropa merawat anaknya di dalam sarangFoto: Gary K Smith/FLPA/imageBROKER/picture alliance

Hornet atau lebih dikenal sebagai tawon besar, bisa menjadi sangat ganas. Beberapa dari mereka suka mencari cara untuk menghancurkan sarang lebah, memenggal kepala tuan rumah, dan meninggalkan koloni tersebut dalam reruntuhan. Namun, hornet sang pemberani yang menyerang koloni lebah madu Jepang, mungkin akan mendapatkan lebih dari yang bisa ditawarkan.

Saat hornet mencoba memasuki sarang, para pasukan pertahanan siap mengerumuni sang penyerang. Ratusan lebah berdengung keras, suhu di jantung sarang mereka pun meningkat menjadi 46 derajat Celsius. Ketika kawanan lebah itu perlahan berpencar, mereka meninggalkan seekor hornet yang tewas dimasak hidup-hidup oleh calon mangsanya.

Sarang lebah madu liar terletak di cabang-cabang pohon persikFoto: Zhang Zhiwei/Zoonar/picture alliance

"Bola panas pertahanan lebah" adalah taktik berisiko tinggi. Beberapa tentara lebah biasanya turut kehilangan nyawa mereka bersama dengan sang hornet. Taktik ini pun tidak umum untuk semua spesies lebah, tetapi prinsip untuk bekerja sama demi kebaikan koloni, dan dengan terampil mengendalikan suhu, digaungkan di sarang lebah seluruh dunia.

'Makhluk super' pengendali suhu

Tidak seperti mamalia, serangga tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri. Namun, dengan bekerja sama, kawanan lebah bisa menjadi "superorganisme" dengan kehangatan internal yang cukup stabil.

Untuk membesarkan anak-anak mereka dengan nyaman, lebah madu perlu menjaga rumah mereka dalam suhu antara 33 hingga 36 derajat Celsius. Beruntungnya, lebah dapat merasakan perubahan suhu walaupun hanya seperempat derajat. Mereka juga memiliki bakat arsitektur terisolasi ramah lingkungan yang mungkin bisa menginspirasi setiap pemilik rumah.

Jika suhu turun hanya beberapa derajat saja, kepompong lebah ini akan mengalami kelainan bentukFoto: H. Bellmann/F. Hecke/blickwinkel/picture alliance

Mereka dengan hati-hati memilih tempat terlindung untuk membangun sarang dan menggunakan propolis atau sebuah resin yang terbuat dari kumpulan tanaman, untuk menyumbat lubang dan mencegah angin serta menjaga kelembapan.

"Kamar anak" itu sendiri terbungkus dalam lapisan serbuk sari, madu, dan lilin. Dan jika itu dirasa kurang cukup, lebah dewasa akan meringkukkan tubuh berbulu mereka bersama-sama untuk menjaga suhu tetap hangat satu sama lain, serta anak-anak mereka.

Lebah madu mengumpulkan air dari lumut, membawa kembali tetesan air untuk menjaga sarang tetap dinginFoto: Klaus Nowottnick/picture alliance

Tetap dingin di dunia yang memanas

Isolasi tersebut menjaga kehangatan di luar dan di dalam, dan selama serangan gelombang panas, kawanan lebah juga secara proaktif bekerja untuk menjaga koloni tetap dingin dengan mengumpulkan air, yang mereka distribusikan setetes demi setetes di sarang secara menyeluruh, dan mengipasi udara di setiap kamar-kamar tersebut dengan sayap mereka.

Krisis iklim juga berdampak pada lebah, menyebabkan beberapa populasi lebah tidak selaras dengan tanaman berbunga yang mereka andalkan untuk makanan. Namun, para peneliti sedang mencari tahu apakah kemampuan termoregulasi mereka yang mengesankan itu dapat membantu lebah bertahan hidup di dunia yang terus memanas ini.

(kp/ha)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait