Pemuda itu dilaporkan sempat mengeluhkan demam, sakit kepala hebat, dan pegal linu di sekujur tubuh. Meski begitu, temuan awal Komnas KIPI menyebutkan belum ditemukan kaitan antara vaksin dengan penyebab kematian.
Iklan
Kabar meninggalnya pemuda 21 tahun asal Jakarta Timur mendadak jadi sorotan publik. Pasalnya, ia meninggal tepat beberapa jam sesudah menerima vaksin Corona AstraZeneca.
Berdasarkan hasil temuan awal investigasi Komnas KIPI dan Komda, belum ditemukan kaitan antara vaksin dengan penyebab meninggal yang bersangkutan. Akankah vaksin Corona AstraZeneca sementara dihentikan?
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, vaksinasi Corona akan terus berlanjut. Terlebih, ketersediaan jumlah stok vaksin COVID-19 di Indonesia saat ini terus meningkat.
"Lanjut vaksinasinya sampai ada rekomendasi dari BPOM dan ITAGI," jelas dr Nadia saat dihubungi detikcom, Senin (11/05).
"Jadi terkait keputusan vaksinnya ditunda kita tunggu saja hasil dari Komda dan Komnas KIPI. Tapi vaksinasi tetap jalan, apalagi kan jumlah vaksin terbatas jadi jangan sampai kita menunda vaksinasi," lanjutnya.
Diwawancara terpisah, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro menegaskan, sampai saat ini belum ada rekomendasi soal penghentian vaksin AstraZeneca.
Sementara, pembahasan kasus meninggalnya pemuda usai divaksinasi disebutnya dalam ranah Komnas KIPI, Komda, dan Kementerian Kesehatan RI.
"Maaf ITAGI tidak memberikan rekomendasi, masalahnya masih dibahas di Kemkes dan KOMNAS KIPI," jelasnya kepada detikcom.
Linimasa Perjalanan COVID-19 di Indonesia
Dua tahun sudah Indonesia berjibaku memerangi pandemi COVID-19. Indonesia pun jadi salah satu negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di Asia. DW merangkum fakta-fakta tentang penyebaran virus corona di Indonesia.
Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Kasus pertama mucul pada 2 Maret 2020
Tanggal 2 Maret 2020, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo didampingi Menkes kala itu Terawan Agus Putranto umumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Dua perempuan asal Depok yakni seorang ibu (64) dan putrinya (31) dilaporkan positif COVID-19 setelah diduga tertular WNA asal Jepang. Kala itu Menkes Terawan mengimbau masyarakat tak panik. "Enjoy saja, makan yang cukup," ujarnya.
Foto: DW/P. Kusuma
Menteri pertama positif COVID-19
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi jadi pejabat negara pertama yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada pertengahan Maret 2020. Edhy Prabowo yang saat itu masih menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan juga dikabarkan positif COVID-19, begitu juga dengan Fachrul Razi saat masih menjabat Menteri Agama. Terakhir, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga positif COVID-19 pada awal Desember 2020.
Foto: picture alliance/AA/E. S. Toyudho
Bukan lockdown
Pada 31 Maret 2020, bertempat di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020. Setiap daerah dapat mengajukan penerapan PSBB yang nantinya disetujui oleh Menteri Kesehatan RI. Tampak pada gambar salah satu stasiun MRT di Jakarta ditutup selama PSBB.
Foto: DW/A. Muhammad
Langkah 'extraordinary'
Dalam rapat terbatas pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jokowi menegaskan jajarannya untuk bekerja lebih dari "biasa-biasa saja" mengacu kepada situasi darurat pandemi COVID-19 saat ini. Ia mengatakan belanja kementerian, salah satunya Kementerian Kesehatan tergolong rendah padahal anggaran sebesar Rp 75 triliun sudah disediakan. Jokowi juga mengancam akan melakukan reshuffle kabinet.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Vaksin Merah Putih
Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin virus corona melalui tiga institusi yang dipunya salah satunya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Dalam wawancara eksklusif dengan DW Indonesia, Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan pihaknya tengah memetakan tipe virus corona yang ada di Indonesia. Ia optimis vaksin siap diproduksi massal pada tahun 2021 setelah lalui proses uji klinis.
Foto: Eijkman Institute
Kalung Antivirus Corona
Awal bulan Juli 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung Eucalyptus yang diberi nama "Kalung Antivirus Corona''. Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini diklaim dapat berpotensi membunuh virus corona penyebab COVID-19. Kalung ini pun menuai tanggapan beragam dari berbagai pihak. Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap memproduksi massal kalung tersebut.
Foto: DetikHealth/A. Reyhan
Kluster baru bermunculan
Kenaikan kasus COVID-19 pun dilaporkan di berbagai tempat. Pada 9 Juli 2020, Indonesia mencatat kasus harian 2.657 kasus positif. Dari angka tersebut diketahui sebanyak 1.262 kasus dari Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung. Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito pada akhir Novermber 2020 mengatakan semakin marak timbul kluster baru COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Foto: Reuters/Beawiharta
Uji klinis di Bandung
Bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, Indonesia melalui PT Bio Farma tengah melakukan uji klinis tahap tiga vaksin corona mulai awal Agustus tahun ini. Lokasi uji klinis di enam titik kota Bandung. Sebanyak 1.620 relawan dilibatkan dalam pengembangan vaksin, tak terkecuali Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Presiden Joko Widodo (kiri) saat mengunjungi PT Bio Farma (11/08).
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Pilih vaksin Sinovac asal Cina
Pada 7 Desember 2020 Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan Cina. Kemudian pada 31 Desember 2020 Indonesia kembali menerima 1,8 juta dosis vaksin Sinovac. Pada 11 januari 2021 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya resmi memberikan izin darurat penggunaan vaksin tersebut. Berdasarkan evaluasi BPOM menunjukkan efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.
Foto: Presidential Palace/REUTERS
Vaksinasi perdana 13 Januari 2021
Presiden Joko Widodo jadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin corona. Bertempat di Istana Negara, Jokowi disuntik vaksin Sinovac pada Rabu (13/01), pukul 09.42 WIB oleh Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof. Abdul Muthalib. Selain Jokowi, Panglima TNI, Kapolri, Ketua IDI, tokoh agama, dan juga influencer turut mengikuti vaksinasi ini.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Lebih dari 14 ribu kasus dalam satu hari
Kasus harian baru COVID-19 terus bertambah. Tercatat jumlah kasus terkonfirmasi virus corona bertambah 6.680 kasus pada 1 Maret 2021. Sebelumnya, Indonesia sempat memecahkan rekor dengan 14.518 kasus dalam satu hari pada 30 Januari 2021. Hingga kini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus positif kumulatif COVID-19 terbanyak, sedikitnya 339.735 kasus. Disusul Jawa Barat dengan 211.212 kasus.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Raharjo
Vaksinasi tahap kedua
Setelah melakukan vasinasi tahap pertama kepada sedikitnya 1,46 juta tenaga kesehatan, Indonesia melakukan vaksinasi tahap kedua yang menyasar lansia dan pekerja publik. Dalam foto tampak Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap sekitar 5.500 pekerja media di Hall A Basket Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 25 Februari 2021.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Tertinggi di Asia Tenggara
Hingga awal Maret 2021, Indonesia menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi ke-4 di Asia. Selain itu, kasus kematian di Tanah Air juga menjadi yang tertinggi ke-3 di Asia, di bawah India dan Iran. Sedikitnya tercatat 36 ribu kematian COVID-19 di negara berpenduduk 270 juta jiwa ini.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Sijori Images
Varian Delta asal India sempat dominasi kasus aktif di Jakarta
Virus corona terus bermutasi dalam banyak varian. Varian B.1.617 atau Delta jadi varian yang sempat mendominasi 90% kasus aktif di Jakarta pada Juli 2021. Pertama kali teridentifikasi di India pada akhir 2020. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat kasus perdana varian Delta di Indonesia pada Mei 2021.
Foto: Jam Sta Rosa/AFP
Varian Omicron terdeteksi Desember 2021
Seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta terkonfirmasi sebagai pasien 0 dari transmisi lokal Omicron pada 16 Desember 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan lima kasus probable COVID-19 varian Omicron. Dua kasus tersebut di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI), sedangkan tiga orang lainnya merupakan WN Cina.
Foto: DADO RUVIC/REUTERS
Vaksinasi booster COVID-19
Presiden Jokowi mengumumkan pemberian vaksinasi booster gratis mulai 12 Januari 2022 untuk seluruh masyarakat Indonesia. Prioritas diberikan pada usia lanjut dan kelompok rentan. Namun, vaksin booster juga bisa didapatkan semua warga berusia 18 tahun ke atas yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap minimal 6 bulan. Vaksinasi dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah. (rap/vlz, mh/ha)
Foto: Chaider Mahhyuddin/AFP/Getty Images
16 foto1 | 16
Bagaimana kronologi meninggalnya?
Sebelumnya, seorang pemuda di DKI Jakarta Trio Fauqi Firdaus dikabarkan meninggal dunia setelah divaksin Corona AstraZeneca. Pihak keluarga menyampaikan kronologi sebelum Trio meninggal dunia.
Iklan
Awalnya Trio menjalani vaksin di GBK pada Rabu (05/05). Trio pulang ke rumah dalam rentang waktu pukul 15.30-16.30 WIB. Trio bercerita sudah melakukan suntik vaksin difasilitasi kantornya.
"Dia bercerita ke ibu saya bahwa dia baru saja melaksanakan suntik vaksin di GBK yang bekerja sama dengan RS Pertamina Pusat kalau enggak salah. Setelah pulang dia mengeluh nih kepada ibu saya, dia mengalami kondisi yang tidak enak setelah itu," kata Viki, kakak korban, saat dihubungi, Senin (10/05).
Kepada ibunya, Trio mengaku merasakan demam, sakit kepala hebat, dan pegal linu di sekujur tubuh. Awalnya sempat ditawarkan obat sakit kepala, tapi ditolak karena khawatir usai divaksinasi.
"Bahwa dia mengeluhkan demam tinggi, sakit kepala hebat terus sekujur tubuhnya linu," ujarnya.
Kemudian korban dibawa ke klinik dekat rumahnya, tapi sampai di sana klinik tersebut tutup sehingga tidak jadi diperiksa. Akhirnya pada Kamis (06/05) gejala yang dirasakan Trio semakin berat. Trio sempat mengalami shocked seperti kejang.
"Akhirnya dia shocked sakit kepala yang luar biasa, dia shocked seperti napasnya sudah berat, seperti sesak terengap-engap, termegap-megap, matanya itu seperti orang kejang," ujarnya.
Kemudian keluarga membawa Trio ke RS swasta di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dekat rumahnya agar mendapat penanganan tercepat. Namun sesampainya di sana, pihak rumah sakit menganjurkan agar korban dibawa ke rumah sakit yang lebih besar usai diceritakan penyebabnya adalah vaksin.
"Akhirnya dibawa ke RS bersalin Asta Nugraha karena biar dilakukan penindakan UGD. Nah sempat terjadi penolakan yang saya dengar dari pihak Asta Nugraha karena ditanya ini apa? Sakit apa ? Bahwa ini habis suntik vaksin. Dianjurkan oleh mereka, bukan ditolak diperiksa kepada rumah sakit yang lebih besar," ujarnya.
Namun akhirnya ada dokter yang memeriksa korban dan dinyatakan meninggal dunia. "Pada akhirnya ada dokter yang memeriksa dia dan menyatakan si Rio ini sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Viki menyebut jenazah Trio sudah dimakamkan pada Kamis (06/05) sore usai buka puasa di dekat rumahnya. Sejumlah kerabat kantor tempat adiknya bekerja mendatangi rumah duka.
Viki menyebut hingga saat ini belum ada pihak Dinkes DKI Jakarta ataupun Kemenkes yang mendatangi rumahnya untuk menyampaikan terkait kejadian tersebut. Meski begitu, dia sempat mendengar ada pihak lain telah menghubungi adiknya terkait vaksin tersebut.
"Kita ingin minta kejelasan dari pihak-pihak terkait. Sampai sekarang saya sendiri belum dapat kelanjutan dari masalah ini seperti apa kejelasannya. Bahkan kalau dokter yang menyuntik pun saya enggak tahu," ungkapnya.
Viki mengatakan, ketika adiknya mengalami gejala demam, pihak keluarga tidak menghubungi nomor telepon yang disarankan karena tidak menemukan dokumen terkait vaksinasi pada saat hari kejadian, tetapi hanya menemukan adanya bukti SMS sertifikat vaksinasi COVID-19.
Pihaknya sempat mendengar ada rekan kantor adiknya yang usai vaksin mengalami gejala demam. Namun tidak terlalu parah seperti adiknya.
"Berdasarkan cerita orang tua saya, ada temannya yang berbarengan dengan dia langsung vaksin waktu itu mengalami hal yang sama, cuma mungkin kondisi fisiknya lebih kuat atau gimana katanya enggak enak badan gejala-gejalanya. Pembedanya si Trio ini sakit kepala yang luar biasa," ungkapnya. (Ed: gtp/rap)