1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikJepang

Pria Jepang Bakar Diri Memprotes Pemakaman Shinzo Abe

21 September 2022

Seorang pria membakar dirinya sebagai protes nyata atas keputusan pemerintah untuk mengadakan pemakaman kenegaraan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe.

Polisi dan petugas pemadam kebakaran tengah memeriksa lokasi di mana seorang pria membakar diri
Polisi dan petugas pemadam kebakaran memeriksa tempat perkaraFoto: Kyodo via REUTERS

Media melaporkan, seorang pria membakar dirinya di dekat kantor perdana menteri Jepang pada hari Rabu (21/09) sebagai protes nyata atas keputusan pemerintah untuk mengadakan pemakaman kenegaraan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe, yang tewas dibunuh awal tahun ini

Pria itu dibawa ke rumah sakit karena menderita luka bakar di sekujur tubuhnya, sementara seorang petugas polisi yang berusaha memadamkan api juga terluka.

Pria itu, berusia sekitar 70 tahun, tidak sadarkan diri ketika pertama kali ditemukan tetapi kemudian mengatakan kepada polisi bahwa dia sengaja menyiram dirinya dengan minyak, kata media. Sebuah surat tentang pemakaman kenegaraan Abe dan kata-kata "Saya sangat menentangnya," ditemukan di dekatnya.

Polisi menolak untuk mengonfirmasi insiden tersebut, yang terjadi pada hari ulang tahun mendiang Abe yang ke-68.

"Saya telah mendengar bahwa polisi menemukan seorang pria yang menderita luka bakar di dekat perkantoran pemerintah, dan saya mengetahui bahwa polisi sedang menyelidikinya," kata kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers.

Abe, perdana menteri terlama di Jepang yang mengundurkan diri pada tahun 2020 karena alasan kesehatan yang memburuk, ditembak mati saat berkampanye pada 8 Juli lalu. Pemakaman kenegaraannya dijadwalkan pada 27 September, dengan sekitar 6.000 orang dari Jepang dan negara sahabat akan ambil bagian.

Keterlibatan Gereja Unifikasi

Penentangan terhadap acara tersebut telah berkembang karena pengungkapan setelah pembunuhan Abe: adanya hubungan antara Partai Demokrat Liberal (LDP), di mana Abe adalah anggota yang kuat, dan Gereja Unifikasi yang kontroversial. Tersangka dalam kematian Abe mengatakan gereja telah membangkrutkan ibunya dan dia merasa mantan perdana menteri mendukungnya.

Gereja Unifikasi, yang didirikan di Korea Selatan pada 1950-an, telah berkembang menjadi masalah besar bagi Perdana Menteri Fumio Kishida dan LDP saat ini sejak mereka muncul setelah pembunuhan Abe. LDP awal bulan ini mengatakan survei menunjukkan hampir setengah dari 379 anggota parlemen LDP memiliki keterkaitan dengan gereja.

Sebagian besar sentimen publik mendukung pemakaman kenegaraan pada saat diumumkan, tak lama setelah kematian Abe, tetapi opini telah berubah tajam.

Dukungan terhadap Partai LDP merosot

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jepang sekarang menentang upacara tersebut, dukungan terhadap Kishida anjlok. Sebuah jajak pendapat oleh Mainichi Daily yang dilakukan pada akhir pekan menunjukkan dukungannya sebesar 29%, turun enam poin persentase dari akhir Agustus - tingkat yang menurut para analis mempersulit seorang perdana menteri untuk mendapatkan dukungan yang cukup untuk melaksanakan agendanya. Sementara dukungan untuk LDP turun 6 poin menjadi 23%, kata Mainichi.

Kishida telah berulang kali membela keputusannya, tetapi sebagian besar pemilih tetap tidak yakin, juga mempertanyakan perlunya mengadakan upacara yang mahal pada saat meningkatnya kesulitan ekonomi bagi warga. Perkiraan biaya pemerintah terbaru adalah 1,65 miliar yen (sekitar Rp180 miliar), yang mencakup keamanan dan resepsi.

Pada tahun 2014, dua pria membakar diri dalam insiden terpisah sebagai protes atas peralihan Jepang dari pasifisme pascaperang di bawah pemerintahan Abe. Salah satu pria meninggal. yp/yf (Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait