1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Separatis Pro Rusia Tolak Tunda Referendum

8 Mei 2014

Separatis pro Rusia di Ukraina tetap berniat menggelar referendum 11 Mei mendatang. Sebelumnya, presiden Rusia Vladimir Putin mengimbau agar referendum ditunda untuk membuka peluang dialog.

Foto: Reuters

Kelompok separatis pro Rusia di Donetsk tidak peduli dengan imbauan Putin dan menyatakan, mereka tetap akan menggelar referendum tanggal 11 Mei.

Pemimpin separatis Denis Pushilin mengatakan hari Kamis (08/05), "dewan rakyat" sudah memutuskan dengan suara bulat untuk melanjutkan rencana referendum.

"Perang saudara sudah dimulai. Referendum ini bisa menghentikan (perang) dan memulai sebuah proses politik", ujarnya kepada wartawan.

Pernyataan keras ini bertentangan dengan keterangan presiden Putin sehari sebelumnya, yang meminta agar referendum ditunda. Putin juga menyatakan akan menarik pasukan Rusia dari perbatasan ke Ukraina.

Juga kelompok separatis di Luhansk dan Slovyansk menerangkan akan melanjutkan rencana referendum. Apapun yang terjadi, "referendum harus dilaksanakan secepat mungkin sebelum pemilu presiden", kata anggota separatis di Slovyansk.

Hanya skenario Moskow?

Kalangan pengamat menilai, Putin kemungkinan besar sudah tahu kelompok separatis akan melanjutkan rencana referendum. Tapi hal itu berarti, ia bisa mengatakan kepada barat bahwa ia tidak punya pengaruh besar di Ukraina timur dan sudah berusaha menenangkan situasi. Dengan demikian, Putin berharap Amerika Serikat dan Eropa tidak memperketat sanksi.

Perwakilan Uni Eropa di Brussel menyatakan tidak akan mengakui referendum kemerdekaan di Ukraina Timur. "Referendum semacam itu tidak memiliki legitimasi demokratis dan hanya akan memperburuk situasi", kata jurubicara pejabat luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton.

Pihak NATO di Brussel menerangkan, belum "terlihat indikasi" bahwa Rusia menarik pasukannya dari perbatasan ke Ukraina.

"Jika kami melihat petunjuk konkrit penarikan pasukan (Rusia), maka saya adalah orang pertama yang akan menyambutnya", kata sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen dalam kunjungan ke Warsawa, Polandia.

"Tapi sejauh ini, belum ada indikasi apa-apa", tandasnya setelah berbicara dengan PM Polandia Doland Tusk.

Jerman sambut pernyataan Putin

Sebelumnya, menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier menyambut pernyataan Putin tentang penundaan referendum di Ukraina timur. "Kami menyambut nada konstruktif yang digunakan presiden Putin setelah bertemu dengan ketua OSCE Didier Burkhalter", kata Steinmeier dalam sebuah pernyataan. Sekarang "apa yang sudah didiskusikan dengan Moskow" harus segera diimplementasikan.

Pemerintah Ukraina di Kiev menyatakan, jika kelompok separatis tidak mau menyerah, operasi militer tetap akan dilanjutkan.

"Operasi anti teror tetap berjalan, apapun keputusan kelompok subervsif dan teroris di kawasan Donetsk" kata seorang pejabat pertahanan di Kiev kepada wartawan.

hp/rn (afp, rtr, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait