Sebuah perusahaan start-up India berteknologi tinggi menawarkan sistem GPS untuk sepatu olah raga pintar, yang bisa bergetar untuk memberikan arah pemakainya.
Iklan
Sepatu merah menyala yang cerdas ini juga dapat menghitung jumlah langkah yang diambil pemakainya, jarak tempuh dan kalori yang terbakar. Sepatu tersebut sudah mulai dipasarkan bulan September 2014 , dengan label Le Chal, yang dalam behasa Hindi berarti "membawa saya bersama".
Sepatu tersebut dilengkapi Bluetooth yang terhubung ke aplikasi smartphone. Dari situ pengguna sepatu diarahkan dengan menggunakan peta Google, yang mengirimkan sinyal bergetar untuk menunjukkan pemakai harus berbelok ke kiri atau ke kanan.
Bekerja secara naluriah
Penggagas sepatu cerdas ini adalah Krispian Lawrence (30 tahun) dan Anirudh Sharma ( 28 tahun). Dua lulusan sekolah teknik tersebut mendirikan start-up Ducere di sebuah apartemen kecil di tahun 2011 dengan dukungan dari investor. Start-up itu kini mempekerjakan 50 orang.
Kami mendapat ide ini dan menyadari bahwa hal itu benar-benar akan membantu orang-orang yang mengalami gangguan visual. Alat ini bisa bekerja tanpa bunyi-buniyan ataupun mengganggu fisik," kata Lawrence. "Tapi kemudian kami mencobanya sendiri dan tiba-tiba kami seperti, 'tunggu sebentar, bahkan sayapun menginginkannya,' karena merasa begitu bebaskan tidak harus melihat ke ponsel atau terikat apa pun."
"Sepatu ini bekerja secara naluriah. Bayangkan jika seseorang menepuk bahu kanan Anda, tubuh Anda secara alami bereaksi berbelok ke kanan, dan itulah bagaimana Le Chal bekerja."
Warga Dunia Bertambah Tua
Jumlah warga dunia yang berusia lebih dari 65 tahun akan meningkat menjadi 15,6% hingga 2050. Dengan demikian, menurut perkiraan PBB, jumlahnya akan berlipat ganda.
Foto: Munir Uz Zaman/AFP/GettyImages
Semakin tua
Di seluruh dunia, orang tambah berusia tua. Jumlah warga yang berusia lebih dari 65 tahun, baru 7,7% di tahun 2010. Hingga 2050 jumlah itu akan berlipat ganda menjadi 15,6%, begitu perkiraan PBB. Penyebab perkembangan ini adalah kurangnya jumlah kelahiran dan semakin lamanya orang hidup. Terutama di negara-negara berkembang nantinya akan semakin banyak warga lanjut usia.
Foto: picture-alliance/dpa
Jatuh cinta setelah pensiun
100 tahun lalu, berusia lebih dari 75 tahun menjadi pengecualian. Orang seumur itu dulu dianggap uzur. Jaman sekarang, pensiunan masih kuat dan kerap sangat sehat serta menikmati hidup sepenuhnya. Di Jerman orang berusia 100 tahun lebih banyak lima kali lipat dibanding 30 tahun lalu.
Foto: Fotolia/Gina Sanders
Fit lebih lama
Kebugaran tubuh orang berusia lanjut juga berkaitan dengan kemajuan dunia kedokteran serta kesejahteraan yang makin tinggi. Ini juga terlihat di negara berkembang. Sebagian besar warga berusia lanjut akan hidup di sana.
Foto: Patrizia Tilly/Fotolia
Perempuan ingin anak lebih sedikit
Di tahun-tahun mendatang tren juga akan tetap berlanjut. Keluarga muda ingin anak lebih sedikit. Antara lain karena, jaman sekarang perempuan lebih menganggap penting kebebasan secara finansial, dan memiliki anak sulit dipadukan dengan memiliki pekerjaan.
Foto: Fotolia/Fotowerk
Anak perempuan ingin bersekolah
Alasan lain mengapa perempuan mempunyai anak lebih sedikit: mereka mengharapkan hidup lebih baik bagi anak mereka. Terutama di negara-negara miskin, para ibu lebih suka mengirim anak perempuannya untuk bersekolah, dan tidak menyuruh mereka mengasuh adik-adiknya.
Foto: DW/H. Hashemi
Sistem pensiun buruk
Di negara-negara berkembang, sistem pensiun dan sosial kerap tidak ada. Tetapi jumlah kelahiran yang dulunya tinggi mengakibatkan di masa depan warga lansia akan sangat banyak. Jadi harus ada struktur yang mempermudah hidup para pensiunan.
Foto: Issouf Sanogo/AFP/GettyImages
Bukan hanya perawatan yang penting
Bahkan di negara kaya seperti Jerman, perawatan yang baik tidak cukup. Memang jumlah rumah perawatan warga lansia banyak, tapi harganya mahal. Semakin banyak warga berusia lanjut juga terancam kemiskinan, karena uang pensiun semakin sedikit.
Foto: Fotolia/Kzenon
Bahaya kemiskinan di masa tua
Di daerah-daerah miskin di dunia ini, sekarang saja terutama perempuan tua dipaksa untuk mengemis agar bisa punya uang cukup. Banyak orang hanya bekerja di lahan pertanian, dan tidak punya uang pensiun sama sekali. Pekerjaan fisik yang berat sering tidak dapat diberikan lagi kepada mereka. Tidak adanya harapan untuk masa depan terus bertambah sejalan dengan berubahnya piramida penduduk.
Foto: picture-alliance/Lehtikuva/Hehkuva
Perlawanan warga tua
Di seluruh dunia saat ini warga berusia lanjut sudah menuntut uang pensiun yang sesuai. Misalnya di Nikaragua, mereka menuntut pensiun minimal 90 Dolar per bulan.
Foto: REUTERS
Bekerja hingga lanjut usia
PBB menuntut, agar negara-negara di dunia mulai menciptakan lapangan kerja berguna bagi warga berusia lanjut. Pengertian kondisi "pensiun" harus berubah. Saat ini saja banyak warga lanjut usia yang berhasil menjadi pengusaha kecil.
Foto: Munir Uz Zaman/AFP/GettyImages
10 foto1 | 10
Membantu penderita demensiadan tunanetra
Sepatu pintar ditujukan untuk pasar demografis tertentu - seperti penderita demensia dan anak-anak yang orang tuanya ingin melacak gerakan mereka. Lawrence dan Sharma mengatakan mereka mendapat 25.000 pesanan, yang akan dijual antara 100 – 150 Euro.
Produk ini awalnya dipasarkan dari mulut ke mulut dan melalui website lechal.com. Tetapi perusahaan itu kini sedang dalam pembicaraan dengan pengecer untuk menyediakan sepatu di pasaran menjelang musim liburan di India dan Amerika Serikat. Diperkirakan, perusahaan ini akan menjual lebih dari 100.000 pasang sepatu, yang diproduksi di Cina, pada April mendatang.
Perusahaan tersebut berharap produknya akan berguna bagi orang-orang tunanetra, dan ahli di LV Prasad Eye Institute di kota selatan Hyderabad sudah mengujinya. "Ini adalah barang intuitif sempurna. Anda mungkin lupa untuk mengenakan sabuk atau helm, tapi Anda tidak pernah bisa meninggalkan rumah tanpa sepatu," kata Anthony Vipin Das, seorang dokter di institut itu. "Le Chal memecahkan masalah orientasi dan arah, itu adalah pembantu yang baik untuk berjalan."
Masalah yang muncul
Masalah mungkin muncul adalah baterai yang sekarat atau habis, atau kehilangan konektivitas Bluetooth. Namun hal itu bisa diperbaiki dengan menyediakan akses posisi pengguna ke teman atau saudara, dengan persetujuan mereka.
Perusahaan mengatakan sebagian dari setiap keuntungan penjualan sepatu,di masa depan, akan digunakan untuk mensubsidi sepatu bagi pengguna yang cacat.