Serangan Berdarah Macan Tamil Perparah Krisis di Sri Lanka
16 Januari 2008Pemerintah Sri Lanka telah menghentikan kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok pemberontak Tamil LTTE hari Selasa (15/01) malam. Negara kepulauan ini sekarang bersiap-siap menghadapi perang baru, karena angkatan bersenjata Sri Lanka ingin menumpas para pemberontak secara tuntas pada tahun ini.
Menurut jajak pendapat, 80 persen penduduk Nugegoda, di mana pada tanggal 28 November lalu bom meledak dan menewaskan 17 orang, menyetujui perang baru untuk menumpas LTTE. Seorang penduduk Nugegoda mengatakan:
"LTTE harus dihancurkan. Teroris merupakan masalah dunia. Teroris di negara ini harus dimusnahkan. Juga di Nugegoda, korban yang tidak berdosa dibunuh.“
Pemerintah Sri Lanka kini bertekad untuk menggunakan peluang, di mana rakyat mendukung perang melawan LTTE. Dalam sebuah serangan besar-besaran, angkatan bersenjata Sri Lanka menggempur LTTE di utara negara itu. Tahun yang lalu bagian timur dapat dikuasai kembali oleh pasukan pemerintah. Juru bicara militer Jenderal Udaya Nanayakkara mengatakan di Colombo:
"Jika kami terus melanjutkan kebijakan ini, kami dapat menghancurkan LTTE. Bila kami mempertahankan tekanan yang kami lakukan sejak satu setengah tahun ini, kami akan dapat mengalahkan kelompok Tamil secara militer dan membawa mereka ke meja perundingan untuk sebuah penyelesaian politik.“
Hanya beberapa jam setelah berakhirnya gencatan senjata secara resmi Selasa (15/01) tengah malam, sebuah bom meledak dan menewaskan sekitar 26 orang yang memenuhi kendaraan itu. 64 orang lainnya luka-luka dalam serangan bom di kota terpencil Buttala ini, sekitar 240 kilometer di sebelah tenggara Colombo. Demikian menurut juru bicara militer dan menuding pemberontak Tamil sebagai dalang ledakan itu.
Selanjutnya dikatakan bahwa bom yang meledak, awalnya disembunyikan di pinggir jalan. Tidak lama kemudian, bus naas yang penuh dengan penumpang itu lewat dan dihujani dengan tembakan. Setelah itu bus meledak di dekat bom yang kedua. Tiga orang tentara dilaporkan menderita luka ringan. Menurut keterangan tim medis, banyak korban tewas menunjukkan luka tembak.
Gencatan senjata dengan kelompok pemberontak Tamil di timur laut negara itu dihentikan oleh pemerintah Sri Lanka, setelah secara de facto tidak lagi diindahkan sejak sekitar dua tahun ini. Kesepakatan itu ditandatangani pada tahun 2002 setelah difasilitasi oleh Norwegia. Upaya untuk melaksanakan perundingan perdamaian dengan kelompok Macan Tamil Eelam LTTE berakhir dengan perbedaan yang sangat dalam.
LTTE kini memang menjadi lemah setelah gempuran dua tahun terakhir ini. Namun, masih belum dapat dipastikan apakah kelompok ini dapat dikalahkan, apalagi secara cepat. Para pengamat meragukan hal ini. Para pemberontak diperkirakan akan terus melancarkan serangan-serangan bom, juga di wilayah selatan yang tenang, jauh dari lokasi pertempuran. Nallathamby Srikatha dari partai Tamil TNA yang dekat dengan LTTE mengatakan:
"Kami menghadapi fase penghancuran dan malapetaka. LTTE tidak mungkin secara militer dihancurkan. Mereka bisa diperangi, diajarkan untuk menderita kekalahan, mengambil wilayahnya. Tapi ini tidak akan langgeng. Kalau pihak militer mulai melancarkan serangan, LTTE juga dapat melakukan hal yang sama – di suatu tempat dan di mana-mana.“