Serangan bom di pusat ibukota Thailand, Bangkok masih diselimuti sejumlah misteri. Sejauh ini belum diketahui motif, tujuan serta dalang atau pelakunya. Juga yang aneh, tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab.
Foto: P. Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
Iklan
Sejauh ini belum diketahui apa motif, tujuan serta siapa dalang atau pelaku serangan bom di Bangkok yang menewaskan sedikitnya 20 orang serta melukai 140 lainnya. Juga yang aneh, tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab.
Harian Jerman Kölner Stadt Anzeiger dalam tajuknya menulis: Serangan bom di dekat kuil Erawan di pusat kota Bangkok setidaknya merobek normalitas di Thailand. Tapi di bawah cengkraman junta militer, konflik lama akan tetap hidup. Juga sangat diragukan, sasaran utama serangan bom adalah orang asing. Tapi para turis asing kini akan berpikir dua kali, jika akan berwisata ke "negeri penuh senyuman" itu. Realitanya: Thailand saat ini adalah negara yang mengejar tanpa ampun kelompok yang tak mau tunduk kepada rezim para jenderal. Kini muncul ancaman bahaya, militer akan semakin meningkatkan represi, untuk mempertahankan kekuasannya.
Stasiun penyiaran Inggris BBC sesaat setelah dilancarkannya serangan bom itu memasang hashtag #prayforbangkok disertai gambar hitam putih yang telah diretweet oleh 340.000 follower di seluruh dunia.
Sementara harian Jerman lainnya Die Welt menulis, serangan bom Bangkok itu menohok langsung nadi kehidupan serta ekonomi Thailand.
Stasiun televisi Kanal Satu Jerman ARD melaporkan aparat keamanan Thailand yang kini mengejar "tersangka" pelaku yang gambarnya terekam dalam kamera pengawas CCTV. Juga ARD melaporkan terjadinya ledakan kedua hari Selasa (18/8)
Blogger Florian Flade mengunggah gambar rekaman yang buram dan tidak jelas seorang pria dari citra CCTV yang disebutkan oleh pimpinan junta militer Prayut Chan-Ocha sebagai "tersangka pelaku"
Sedangkan stasiun televisi swasta terkemuka Jerman RTL menganalisa dari sudut berbeda. Serangan bom berikutnya dipastikan akan menyusul dan mempertanyakan apakah Thailand masih aman sebagai daerah tujuan wisata?
as/yf(twitter,dpa)
Kilas Balik Teror di Tahun 2014
Di berbagai bagian dunia terjadi aksi teror selama tahun 2014. DW menampilkan kilas balik teror di tahun 2014 lewat gambar.
Foto: Reuters/K. Parvez
Boko Haram: Kelompok Teror di Nigeria
14 April kelompok teror Boko Haram menculik 200 anak perempuan di Chibok. Kelompok Islamis itu mengancam akan menjual mereka, memaksa menikah atau menjadikan mereka budak. Pertengahan Desember Boko Haram kembali culik sedikitnya 130 warga. Sejak 2011 hampir tiap pekan terjadi serangan atas gereja, kantor polisi, sekolah, universitas dan instansi pemerintah lainnya.
Foto: picture alliance/AP Photo
Timur Tengah: Milisi Teror Islamic State (IS)
29 Juni IS deklarasikan kekhalifahan Islam di Suriah dan Irak. Di kedua negara kini mereka berhasil kuasai sejumlah besar daerah. Para jihadis tersebut ambil langkah-langkah brutal, menyebar ketakutan dan pembunuhan. Pertengahan tahun ini, mereka bunuh ratusan warga Yasidi di Irak Utara, sedangkan puluhan ribu berhasil lari ke pegunungan. Sejak Agustus AS lancarkan serangan udara terhadap IS.
Foto: picture alliance/abaca
"Menghilangnya" Mahasiswa Meksiko
26 September, 43 mahasiswa ditangkap di kota Iguala. Setelah itu mereka menghilang. Diduga mereka dibunuh sindikat pedagang obat bius, berdasarkan perintah walikota Iguala. Kekejaman tersebut menyebabkan kemarahan internasional. Di Meksiko terjadi aksi protes terhadap pemerintah dan keterlibatan politisi serta polisi dengan kriminalitas.
Foto: Reuters/Edgard Garrido
Ancaman Teror di Australia
Sejak September kepolisian Australia berada dalam status siaga. Dinas rahasia Australia sebelumnya klaim punya informasi akurat tentang rencana Islamic State untuk lakukan serangan teror terbuka di Australia, yakni penggal kepala pejalan kaki di kota besar dan publikasikan videonya di internet. 15 Desember sekitar 30 orang disandera oleh pelaku yang nyatakan berafiliasi dengan kelompok teror IS.
Foto: AFP/Getty Images/W. West
Pembantaian Anak-Anak Pakistan
16 Desember beberapa anggota Taliban yang bersenjata berat masuki sebuah sekolah di Peshawar. Lebih dari 140 orang dibantai, sebagian besar anak-anak. Sekolah tersebut dikelola militer, dan sebagian besar murid adalah anggota keluarga tentara. Taliban nyatakan pembantaian itu sebagai balas dendam atas serangan terakhir militer. Sementara Taliban di Afghanistan mengutuk serangan tersebut.