Serangan Bunuh Diri Makin Sering Terjadi di Pakistan
Zia Ur Rehman
2 Agustus 2023
Serangan bunuh diri makin sering terjadi di Pakistan. Ledakan terbaru di Bajaur menewaskan lebih 50 orang, termasuk banyak anak-anak. Apa alasan di balik tren mematikan ini?
Iklan
Jumlah korban tewas dalam serangan bom bunuh diri terbaru di Pakistan telah melampaui 50 orang. Ketua partai Jamiat Ulema Islam (JUI-F), yang pendukungnya menjadi sasaran serangan ledakan, mengecam aparat keamanan negara atas "kegagalan intelijen".
"Di mana mereka? Kapan mereka akan mendengarkan kami? Kapan mereka akan menyembuhkan luka kami? Kapan mereka akan membangun sistem yang melindungi generasi masa depan kita?" tulis Pemimpin JUI-F, Fazl-ur-Rehman, di akun Twitter-nya.
Fazl-ur-Rehman bukanlah satu-satunya pendakwah di Pakistan yang menyuarakan dengan lantang untuk menentang maraknya serangan aksi teroris, termasuk bom bunuh diri.
Aksi teror bom bunuh diri di Pakistan
Ledakan pada hari Minggu (30/07) di Bajaur diklaim sebagai salah satu aksi dari kelompok afiliasi lokal milisi ISIS. "Negara Islam Khorasan" (ISIS-K) menuduh JUI-F munafik, karena telah menjadi kelompok politik Islam yang mendukung pemerintah sekuler dan militer di negara tersebut.
Iklan
Tetapi kelompok-kelompok ekstremis lainnya juga menggunakan aksi bunuh diri serupa untuk menargetkan musuh-musuh politik mereka di Pakistan. Negara ini telah mengalami lebih dari selusin serangan bunuh diri pada paruh pertama tahun 2023, menurut laporan dari Institut Studi Konflik dan Keamanan Pakistan yang berbasis di Islamabad.
Ledakan bom di sebuah masjid di Peshawar yang menewaskan lebih dari 100 orang, pada awalnya diakui sebagai tanggung jawab dari seorang komandan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), namun kemudian dibantah oleh juru bicara TTP.
Selain itu, ledakan yang terjadi pada hari Minggu (30/07) dalam aksi unjuk rasa JUI-F tersebut merupakan insiden terbaru di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, yang berbatasan dengan Afganistan.
Sebelumnya, pada tanggal 18 Juli, delapan orang terluka dalam sebuah ledakan bom bunuh diri di Peshawar. Kemudian, pada tanggal 20 Juli, dua orang teroris bom bunuh diri juga menyerang kompleks resmi di Bara, distrik Khyber, di mana sedikitnya empat petugas polisi tewas dalam tragedi tersebut. Seorang petugas polisi lain juga terbunuh lima hari setelahnya, ketika tengah berusaha menangkap seorang teroris bom bunuh diri di sebuah masjid.
Memerangi Ekstremisme Lewat Media Digital dan Bantuan Returnee
06:45
Faksi-faksi yang bersaing di balik serangan teror mematikan
Abdul Basit, seorang peneliti senior di Studi Internasional S. Rajaratnam dan pakar jaringan jihad, mengatakan kepada tim DW bahwa kelompok teror TTP telah dikaitkan dengan aksi terorisme bom bunuh diri di Pakistan, sejak kelompok itu didirikan pada Desember 2007.
"Selain TTP, kelompok-kelompok besar lainnya yang terlibat dalam serangan bunuh diri termasuk ISIS-K, faksi komandan Hafiz Gul Bahadur yang berbasis di Waziristan Utara, dan Tehreek-e-Jihad Pakistan yang baru-baru ini dibentuk," kata Basit kepada tim DW.
"Selain itu, di antara berbagai kelompok separatis etnis sekuler, Tentara Pembebasan Baloch (BLA) juga menjadi sebagai salah satu aktor utama yang mengambil inspirasi dari militan Islamis, dan mengadopsi teror bom bunuh diri sebagai taktik perang," tambahnya.
Pada bulan Juni, BLA mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang melibatkan seorang tersangka perempuan, yang melakukan aksi terorisme dengan menargetkan konvoi penegak hukum di wilayah Balochistan, Pakistan.
Potret Desa Muslim AS Yang Dicap "Sarang Teroris"
Pada dekade 1980-an sekelompok muslim membangun sebuah desa di tepi kota New York, AS, buat mencari kedamaian. Kini desa Islamberg dianggap sarang terorisme dan menjadi simbol permusuhan bagi kaum kanan Amerika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Mencari Damai di Desa Kecil
Sebuah desa kecil sekitar 190 km dari New York menampung migran muslim dan menamakan diri "Islamberg." Suasana desa berpenduduk sekitar 40 keluarga yang asri dan nyaman terkesan kontras dengan tudingan miring yang dilayangkan kelompok kanan AS. Islamberg dianggap sebagai sarang terorisme,
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Mengasingkan Diri
Adalah pengikut tokoh Sufi asal Pakistan, Syeikh Mubarik Gilani, yang membangun pemukiman muslim di New York. Penduduknya kebanyakan adalah generasi kedua atau ketiga pendatang Afro-Amerika. Kendati banyak yang bekerja di luar kota, penduduk Islamberg cenderung tertutup. Satu-satunya kontak dengan dunia luar adalah lewat klub olahraga lokal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Oase Terpinggirkan
Islamberg terletak agak terpencil di tepi gunung Catskill. Satu-satunya akses ke dunia luar adalah sebuah jalan sempit berbatu. Sebuah supermarket kecil memasok bahan pangan dan kebutuhan pokok untuk penduduk lokal. Hingga baru-baru ini semua warga terbiasa membiarkan pintu rumah terbuka saat berpergian.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
"Mimpi Buruk Terparah AS"?
Belakangan Islamberg sering menjadi sasaran ujaran kebencian kelompok kanan AS. Blog Freedom Daily misalnya pernah mengklaim sebuah penggerebekan di Islamberg atas perintah Presiden Donald Trump mengungkap "mimpi buruk paling parah buat Amerika," yakni kamp pelatihan Jihad buat teroris. Tudingan tersebut kemudian dibantah oleh berbagai media besar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Disambangi Kaum Kanan
Serangan terhadap Islamberg tidak sebatas ujaran kebencian. Tidak lama setelah geng motor "American Bikers Against Jihad" menyambangi Islamberg, seorang penduduk Tenessee ditangkap karena menyerukan pembakaran mesjid di Islamberg. Wali Kota Islamberg, Rashid Clark, menganggap kabar palsu dan ujaran kebencian terhadap desanya sebagai ancaman terbesar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Pembelaan Kepolisian
Kepolisian setempat juga menepis tudingan tersebut. "Penduduk di sini adalah warga negara AS. Mereka telah hidup di sini sejak lebih dari 30 tahun. Mereka membangun komunitas dan menjalin kontak dengan dunia luar. Di sini tidak pernah ada masalah," kata James Barnes dari Biro Investigasi Kriminal Kepolisian New York.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Label Teror dari Dekade Lampau
Tudingan miring terhadap Islamberg antara lain terkait keberadaan organisasi Muslims of America (MoA) yang bermarkas di sana. Menurut pemerintah AS MoA adalah pecahan dari kelompok kriminal "Jemaat al-Fuqra" yang aktif pada dekade 1980-an. "Kalau kami melatih teroris sejak 30 tahun," kata Ketua MoA Hussein Adams, "kenapa sampai sekarang belum ada serangan?"
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Setumpuk Rasa Frustasi
Tudingan miring tersebut membuat frustasi penduduk Islamberg. "Mereka tidak mengganggu siapa pun," kata Sally Zegers, editor harian lokal Hancock Herald kepada Associated Press.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Normalisasi Kebencian
Hingga kini gelombang kebencian terhadap Islamberg belum mereda. Tahirah Clark yang bekerja sebagai pengacara hanya bisa berdoa sembari berharap segalanya akan berakhir. Namun hingga saat ini penduduk Islamberg harus membiasakan diri terhadap celotehan pedas kelompok konservatif kanan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
9 foto1 | 9
Sejarah panjang aksi serangan bom bunuh diri di Pakistan
Sejak pertengahan tahun 1990-an, Pakistan telah mengalami beberapa aksi serangan bunuh diri, yang sebagian besar pada masa itu diorganisir oleh organisasi militan internasional dan kelompok-kelompok sektarian.
Pada bulan November 1995, para teroris menargetkan kedutaan Mesir di Islamabad dan menewaskan setidaknya 17 orang. Aksi bom bunuh diri tersebut terkait dengan Ayman al-Zawahiri dan kelompok militan Jihad Islam Mesir.
Pada bulan Mei 2002, aksi bom bunuh diri di sebuah bus di Karachi telah menewaskan 14 orang, termasuk 11 insinyur Prancis. Konsulat Amerika Serikat (AS) di Karachi juga ikut diserang pada bulan Juni 2002 dan Maret 2006, yang menyebabkan kematian seorang diplomat AS dan banyak lainnya.
Bahkan para pejabat tinggi Pakistan juga turut menghadapi ancaman ledakan bom bunuh diri, termasuk mantan Presiden Jenderal Pervez Musharraf, dan mantan Perdana Menteri Shaukat Aziz, pada tahun 2003 dan 2004. Keduanya tidak terluka dalam aksi serangan tersebut.
Kemudian pada tahun 2005, Lashkar-e-Jhangvi, sebuah kelompok teroris sektarian Pakistan, melakukan aksi serangan bunuh diri di kuil Pir Rakheel Shah di distrik Jhal Magsi, provinsi Balochistan, dan Bari Imam di Islamabad.
Daftar Serangan Teror JAD di Indonesia
Jamaah Ansharud Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Islamic State alias ISIS adalah kelompok teror paling mematikan di Indonesia saat ini. Berikut serangan teror yang dilakukan anggota JAD di Indonesia sejauh ini.
Foto: REUTERS
Bom Thamrin, Jakarta
Serangkaian ledakan mengguncang Sarinah pada 14 Januari 2016 pukul 10.40 WIB. Para pelaku yang merupakan anggota JAD dan berjumlah tujuh orang membawa granat dan senjata api. Empat pelaku dan empat warga sipil tewas, sementara 24 lainnya mengalami luka-luka. ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Anggih Tamtomo alias Muhammad Bahrun Naim dicurigai mengarsiteki serangan di Jakarta
Foto: Reuters/Beawiharta
Serangan di Mapolres Surakarta
Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di gerbang Mapolres Surakarta pada 05 Juli 2016. Kapolri saat itu, Badrodin Haiti, mengatakan pelaku yang bernama Nur Rohman memiliki hubungan dekat dengan Bahrun Naim. Keduanya sempat aktif di organisasi teror Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara yang juga ikut membentuk JAD. Serangan di Solo mengakibatkan seorang petugas mengalami luka-luka.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Surya
Bom Molotov di Samarinda
Serangan bom Molotov di Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda pada 13 November 2016 menyebabkan empat orang anak-anak mengalami luka bakar, salah seorangnya yang bernama Intan Olivia Marbun akhirnya meninggal dunia. Pelaku yang bernama Juhanda merupakan anggota JAD Kalimantan Timur dan pernah dipenjara terkait teror bom buku tahun 2011 di Tanggerang.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/P. Utama
Bom Kampung Melayu
Dua ledakan di Kampung Melayu pada 25 Mei 2017 menewaskan lima orang dan melukai belasan lainnya. Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin saat itu mengklaim ISIS melalui JAD bertanggungjawab atas kebiadaban tersebut. Buntutnya polisi menggelar operasi penggerebekan di seluruh Indonesia dan menangkap 22 tersangka teroris yang sebagian merupakan anggota JAD.
Foto: Reuters/Antara Foto
Ledakan di Bandung
Ledakan dahsyat mengguncang kawasan pemukiman penduduk di Jalan Jajaway, Bandung, 8 Juni 2017. Ledakan yang diduga berasal dari bom panci itu terjadi akibat kecelakaan, Polisi akhirnya menangkap lima terduga teroris lantaran memiliki bahan kimia untuk pembuatan bom. Mereka, termasuk Agus Wiguna, dipastikan berafiliasi dengan kelompok JAD Bandung Raya.
Foto: Reuters/Antara Foto/N. Arbi
Kerusuhan di Mako Brimob
Meski diklaim tidak direncanakan, pemberontakan narapidana teror di Mako Brimob, Depok, pada 9 Mei 2018 silam turut melibatkan anggota senior JAD. Aman Abdurrachman yang mendirikan organisasi teror itu bahkan sempat diminta menjadi mediator oleh para narapidana. ISIS sendiri mengaku bertanggungjawab dan mengklaim sudah merencanakan aksi yang menewaskan lima orang polisi dan seorang tahanan itu.
Foto: picture alliance / Photoshot
Serangan Bom Bunuh Diri di Surabaya
Tiga keluarga bertanggungjawab atas rangkaian serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan mapolrestabes Surabaya, serta sebuah ledakan di Sidoarjo, pada Mei 2018. Para pelaku yang ikut mengorbankan anak-anaknya sebagai pelaku teror dikabarkan saling mengenal dan menjalin hubungan melalui jaringan JAD Jawa Timur. Salah seorang pelaku, Dita Oepriaro, adalah tokoh senior JAD.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Risyal Hidayat
Gagal di Riau
Sejak lama JAD Riau sudah merencanakan serangan kepada kepolisian. Akhir 2017 Densus 88 menggagalkan serangan dengan menangkap sejumlah figur kunci, serta mengamankan senjata api dan bom. Namun bukan JAD, melainkan Negara Islam Indonesia yang akhirnya berhasil melakukan serangan pada 16 Mai 2018. Seorang petugas meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/D. Sutisna
Suami istri pelaku bom bunuh diri Makassar
Bom bunuh diri terjadi pada tanggal 28 Maret di gereja Katedral Makassar, saat umat merayakan Hari Minggu Palma. Dari hasil identifikasi polisi, pelaku merupakan pasangan suami istri berinisial LL dan EM dan merupakan bagian dari kelompok teroris JAD. Iniden itu dipicu oleh penangkapan terhadap 24 anggota JAD asal Sulawesi Selatan. (rzn/yf - detik, kompas, tribun, ap)
Foto: via REUTERS
9 foto1 | 9
TTP bangkit setelah penumpasan Masjid Merah
Aksi terorisme bom bunuh diri yang terorganisir di Pakistan itu berakar dari operasi militer terhadap para militan yang bersembunyi di Masjid Merah Islamabad pada bulan Juni 2007 silam.
Pengepungan tersebut berujung pada pertempuran mematikan, dengan merenggut lebih dari 100 militan dan sedikitnya 11 anggota penegak hukum. Beberapa bulan kemudian, TTP muncul kembali di tempat kejadian perkara sebagai kelompok militan yang lebih tangguh.
"Ini menandai titik balik yang signifikan dalam sejarah Pakistan, ketika TTP memulai serangkaian serangan bom bunuh diri yang meneror negara itu selama bertahun-tahun," kata Fakhar Kakakhel, seorang jurnalis asal Peshawar yang meliput pergerakan militansi Islamis itu secara ekstensif. "Bom bunuh diri itu menargetkan militer, instalasi pemerintah, tempat umum dan pertemuan warga sipil, dengan menanamkan rasa takut dan kegaduhan di masyarakat."
Serangan bom bunuh diri pada Desember 2007 juga telah menewaskan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto, di mana latar belakang alasan pembunuhannya tidak pernah sepenuhnya jelas terungkap.
Pada tahun 2008, para pejabat Pakistan mencatat sebanyak 59 serangan bom bunuh diri terjadi di negara itu, dengan jumlah korban jiwa mencapai lebih banyak daripada yang terjadi di Afganistan dan Irak pada tahun yang sama. Bahkan beberapa tahun setelahnya, angka-angka tersebut tetap melaju tinggi.
Pakistan: Bagaimana Seorang Perempuan Warga Suku Menentang Norma Patriarki
Perempuan tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam politik di wilayah suku di barat laut Pakistan. Tapi Duniya Bibi menang kursi dewan lokal dan memberikan contoh bagi perempuan di daerah tersebut untuk bangkit.
Foto: Saba Rahman/DW
Melawan pembatasan peluang
Duniya Bibi, perempuan buta huruf berusia 58 tahun, suka mengikuti perkembangan politik terkini di negaranya. Setiap pagi, suaminya membacakan berita dari koran. Bibi mengalahkan kandidat perempuan dari partai politik terkemuka, termasuk partai Pakistan Tehreek-e-Insaf dan Liga Muslim Nawaz, dalam pemilihan dewan lokal baru-baru ini untuk Tehsil Yakand, Distrik Mohmand.
Foto: Saba Rahman/DW
Wilayah yang didominasi laki-laki
Bibi aktif dalam politik di daerah di mana perempuan bahkan tidak diperbolehkan meninggalkan rumah tanpa pendamping laki-laki. Dia mengatakan kepada DW, kemenangannya penting karena perempuan di daerah itu membutuhkan perwakilan seorang anggota dewan perempuan yang bisa memecahkan masalah mereka. "Saya telah mencoba untuk meningkatkan kesadaran tentang COVID di daerah saya," katanya.
Foto: Saba Rahman/DW
Pendidikan anak perempuan adalah kunci kemakmuran
Bibi duduk bersama cucu-cucunya di siang hari dan bertanya tentang pelajaran mereka. Dia mengatakan, pendidikan adalah kunci untuk membawa kemakmuran ke wilayah suku Pakistan. "Di daerah kami, anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah. Itu sebabnya mereka tidak dapat membuat keputusan di rumah mereka dan tidak memiliki suara di masyarakat. Saya ingin mengubah itu," kata Bibi.
Foto: Saba Rahman/DW
Dukungan dari suaminya
Dukungan laki-laki masih penting di wilayah patriarki ini. Abdul Ghafoor, suami Bibi, sangat mendukung kegiatan politik Bibi. "Seorang pria tidak tahu banyak tentang isu-isu perempuan di bidang ini," katanya. "Saya mendorong istri saya untuk mengikuti pemilihan sehingga perempuan lain juga maju dan memainkan peran mereka."
Foto: Saba Rahman/DW
Putra yang bangga
Ali Murad, putra Bibi dan lulusan perguruan tinggi seni nasional, mengatakan dia bangga dengan peran politik ibunya. “Umumnya, orang mengira perempuan suku tidak punya peran di luar rumah. Ibu saya telah mengubah persepsi ini,” katanya.
Foto: Saba Rahman/DW
Menyeimbangkan peran publik dan pribadi
Terlepas dari peran publiknya, Bibi tetap melakukan banyak pekerjaan rumah tangga, seperti mengumpulkan kayu untuk memasak. Dia juga berpartisipasi dalam kegiatan rumah tangga lainnya, seperti mencuci pakaian, membuat teh untuk anggota keluarga dan membersihkan rumah. Dia mengatakan semua kegiatan ini membuatnya tetap sehat dan aktif.
Foto: Saba Rahman/DW
Imbauan kepada Taliban
Bibi mengatakan daerahnya sangat terpukul oleh klompok pemberontak Islam selama kekacauan di negara tetangga Afghanistan. Dia mengatakan Taliban harus memberdayakan perempuan dan mengizinkan anak perempuan mengakses pendidikan. "Jika mereka melakukannya, itu akan membawa stabilitas dan kesuksesan tidak hanya di Afghanistan tetapi juga di wilayah kesukuan Pakistan," katanya. (rs/as)
Foto: KARIM SAHIB AFP via Getty Images
7 foto1 | 7
Tahun-tahun penurunan
Pada tahun 2014, militer Pakistan meluncurkan operasi militer terbesar yang dikenal sebagai "Zarb-e-Azb," yang bertujuan untuk membasmi kelompok TTP dan kelompok-kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda.
Setelahnya, Pakistan mulai mengalami lebih sedikit aksi serangan bom bunuh diri, di mana jumlahnya menurun satu digit pada pergantian dekade. Para pejabat mencatat hanya ada empat, tiga, dan lima serangan bom bunuh diri yang terjadi pada tahun 2019, 2020, dan 2021, menurut Institut Studi Perdamaian Pakistan.
"Hingga akhir tahun 2020, TTP telah runtuh di bawah operasi Zarb-e-Azb Pakistan yang berkelanjutan, kematian para pemimpinnya secara beruntun oleh serangan pesawat tak berawak AS, dan perpecahan internal yang terus mendorong faksi-faksi organisasi teroris itu untuk pindah ke provinsi-provinsi tetangga di Afghanistan," ungkap jurnalis Kakakhel.
Aktivis Afganistan Memperjuangkan Hak-hak Perempuan
04:03
This browser does not support the video element.
Pengambilalihan Taliban di Afghanistan meningkatkan jumlah militan
Akan tetapi, dengan kebangkitan pemerintah Taliban di Afghanistan pada Agustus 2021 silam, telah memunculkan kelompok TTP kembali sebagai ancaman yang serius.
"Sejak penyatuan kembali dengan beberapa kelompok teror, TTP telah bercita-cita untuk membangun kembali kendali atas wilayah di Pakistan setelah mendapat dukungan dari pengambilalihan Taliban di Afghanistan," demikian menurut Laporan Keamanan PBB pada tanggal 25 Juli lalu.
"Kelompok ini berfokus pada target-target yang bernilai tinggi di daerah perbatasan dan target-target lunak di daerah perkotaan. Kemampuan kelompok TTP ini dinilai tidak sesuai dengan ambisinya, mengingat bahwa mereka tidak menguasai wilayah dan tidak memiliki daya tarik populer di daerah-daerah kesukuan," tulis laporan tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa serangan bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini di Bajaur, telah menunjukkan eskalasi substansial yang tidak dapat diragukan lagi, oleh kemampuan kelompok-kelompok militan di Pakistan.
"Ketika konflik meningkat, aksi terorisme bom bunuh diri juga cenderung meningkat, sementara ketika kelompok-kelompok militan menghadapi penindasan melalui operasi-operasi seperti Zarb-e-Azb, insiden-insiden terorisme bunuh diri itu ikut menurun," kata Basit. (kp/hp)