1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan di Bagdad dan Perang Melawan Terorisme

18 Maret 2004

Tema teror, disoroti sebagian besar media Internasional.

. Tidak hanya dikaitkan dengan serangan teror di Madrid, dan serangan bom Rabu malam lalu di Bagdad, juga perdebatan dan usaha memerangi terorisme, yang dihari belakangan menunjukkan peningkatan aksinya. Serangan bom hari Rabu malam di Irak terhadap sebuah hotel yang terletak dijantung kota Bagdad, yang menewaskan puluhan orang mendapat sorotan dan ulasan media Internasional. Sehubungan dengan serangan bom di Bagdad, harian Italia CORRIERA DELLA SERA menyebutnya sebagai " kemenangan diraih teroris". Selanjutnya kami baca:

SPR: Aksi serangan spektakuler berikutnya dari kelompok teror dapat diarahkan kepada pasukan pendudukan di Irak. Bukan untuk menakuti-nakuti pasukan pendudukan, melainkan untuk menyampaikan pesan kedalam opini publik dinegara-negara Barat. Dan itu berkaitan dengan konfrontasi tanpa batas, menciptakan medan pertarungan, dimana akhirnya kelompok teror yang keluar sebagai pemenang. Bila pasukan asing masih tetap berada di Irak, akan menanggung resiko yang sangat besar. Bila mereka angkat kaki, maka Irak akan jatuh ketangan para bandit bersenjata.

MOD: Harian Italia lainnya LA REPUBLICA yang terbit di Roma menyoroti serangan bom terhadap Hotel Jabal Lubnan dijantung kota Bagdad, dengan menggambarkan situasi di Irak, setahun setelah pasukan yang dipimpin Amerika Serikat melakukan invasi. Kami kutip:

SPR: Hotel, Masjid, Gedung Kedutaan dan kantor pusat partai, bukan lagi merupakan tempat pelarian yang aman serta kawasan yang tenang di Irak , sejak Presiden Saddam Hussein disingkirkan dari kekuasaannya. Setahun sejak dilancarkan invasi ke Irak, dan empat bulan menjelang diserahkannya kekuasaan kepada pemerintahan sementara Irak, perdamaian yang sesungguhnya masih belum dicapai. Infrastruktur di Irak porak peranda, ekonomi ambruk, dan angka pengangguran meningkat dengan dramatis. Para pakar tidak menutup kemungkinan pecahnya perang saudara. Irak yang dibebaskan dari tirani, sekarang merupakan tempat terburuk didunia bagi kehidupan.

MOD: Harian Belanda VOLKSKRANT yang terbit di Den Haag mengulas situasi di Irak , yang mengkaitkannya dengan konflik Timur Tengah dan aksi teror. Selanjutnya kami kutip:

SPR: Konflik Israel-Palestina dan perkembangan di Irak menyinggung perasaan warga Arab dan Islam diseluruh dunia. Bila penyulutnya berhasil dipadamkan, dapat dipastikan akan mendinginkan sikap emosional. Pelaku serangan teror, sama sekali tidak menginginkan diselesaikannya konflik tersebut dengan jalan damai. Ini setiap kali sekilas terlihat pada waktu dan tujuan sasaran serangan. Adalah sangat penting dan mendesak, untuk menyelesaikan konfliknya. Tapi itu tidak berarti merupakan akhir dari terorisme. Terlepas dari itu, terorisme harus tetap diperangi.

MOD: Selanjutnya kami kutip komentar harian Austria DER STANDARD yang terbit di Wina. Kami baca:

SPR:Dengan dilancarkannya invasi militer ke Irak, tak seorangpun anggota kelompok El-Khaida yang ditangkap, malah kelompok ini seolah mendapatkan angin segar untuk meningkatkan aksinya. Dan Irak sendiri, Amerika Serikat berhadapan dengan kekuatan yang hendak mengusir pasukan pendudukan. Sejauh ini, partai sosialis yang memenangkan pemilihan umum,di Spanyol,telah menyampaikan janjinya menjelang terjadinya serangan bom di Bagdad hari Rabu malam lalu. Yakni untuk menarik pasukannya dari Irak. Dapat dipastikan kehadiran tentara Spanyol di Irak bukan untuk melindungi negara-negara Barat dari serangan kelompok El-Khaida.

MOD: Sementara itu harian Perancis LIBERATION yang terbit di Paris menurunkan tajuknya dengan mengulas strategi melawan terorisme, yang hendaknya dilakukan negara Uni Eropa. . Kami baca:

SPR: Serangan bom di Bagdad maupun di Madrid mencuatkan kembali pertanyaan mengenai globalisasi. Sebagai jawaban dari pertanyaan ini, ancaman yang ditimbulkan globalisasi harus dapat dibendung dengan meningkatkan integrasi dikalangan Uni Eropa. Tapi itu bukan berarti ditingkatkannya birokrasi, melainkan lebih banyak menunjukkan keinginan politik dari setiap negara anggota. Ini merupakan masalah yang medesak, agar aksi teror , setelah di Madrid tidak meluas kenegara Eropa lainnya. Terorisme bukan masalah main-main.

MOD: Serangan teror yang tak kunjung reda , menimbulkan semakin menghangatnya perdebatan dan diskusi mengenai konsep dan langkah yang diambil untuk menghadapinya. Terutama di Jerman dan Eropa hal ini semakin mencuat, setetelah terjadinya serangan bom di Ibukota Spanyol, Madrid. Apa yang harus dilakukan? Harian Jerman SÜDDEUTSCHE ZEITUNG yang terbit di München menulis:

SPR: Nagara-negara barat yang demokratis, dimasa depan tidak tertutup kemungkinan menjadi sasaran serangan teror. Untuk itu harus belajar hidup dengan resiko tersebut, tanpa harus melontarkan pertanyaan setiap kali terjadi serangan teror. Dan para warga juga harus belajar, bahwa kebebasannya terancam.

MOD: Sekian acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW