1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

Serangan di Beirut, Israel Klaim Bunuh Komandan Hezbollah

31 Juli 2024

Militer Israel mengkonfirmasi telah melakukan serangan di pinggiran selatan Beirut dan menargetkan seorang komandan Hezbollah.

Beirut, Lebanon
Suasana di selatan Beirut pada hari Selasa (30/07) petangFoto: Ahmad Al-Kerdi/REUTERS

Militer Israel IDF mengklaim telah membunuh  komandan Hezbollah dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pada serangan hari Selasa (30/07).

IDF mengatakan di media sosial bahwa serangan itu "menewaskan Fouad Shukur, komandan militer paling senior di organisasi teroris Hezbollah dan kepala formasi strategis organisasi tersebut."

Berbagai kantor berita melaporkan adanya serangan di selatan kota Beirut, tapi laporan-laporan awal saling bertolak belakang mengenai nasib Fouad Shukur. Kantor berita Reuters dan AFP awalnya mengutip sumber-sumber keamanan yang mengatakan dia selamat, tetapi laporan terbaru di Lebanon dan Uni Emirat Arab mengatakan dia terbunuh dalam serangan itu.

Shukur, yang diperkirakan berusia 60-an, telah menjadi salah satu anggota militer senior Hezbollah selama beberapa dekade.

Sebagai bagian dari generasi Syiah Lebanon yang mendirikan Hezbollah setelah invasi Israel tahun 1982, ia dianggap dekat dengan mantan komandan Hezbollah Imad Mughniyeh, yang dibunuh pada 2008.

Situs web Rewards For Justice milik Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah sebesar $5 juta (sekitar Rp81,4 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Shukur.

Di antara tuduhan lainnya, disebutkan bahwa Shukur "memainkan peran sentral dalam pengeboman barak Korps Marinir AS pada 23 Oktober 1983 di Beirut yang menewaskan 241 personel militer AS dan melukai 128 lainnya."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

PM Lebanon sebut serangan di Beirut sebagai 'tindakan kriminal'

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, "mengecam agresi Israel yang terang-terangan di pinggiran selatan Beirut," dalam keterangan resmi Kantor Perdana Menteri Lebanon yang dirilis pada Selasa (30/07) malam waktu setempat.

Serangan itu disebut sebagai "tindakan kriminal" dan bagian dari "serangkaian operasi agresif yang membunuh warga sipil yang jelas-jelas melanggar hukum internasional."

Setidaknya satu perempuan tewas dan 68 orang terluka dalam ledakan tersebut, menurut perkiraan awal dari Kementerian Kesehatan Lebanon.

AS lakukan serangan 'defensif' di Irak

Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa pasukan AS melakukan serangan di selatan ibu kota Irak, Baghdad, untuk membela diri.

"Malam ini, pasukan AS di Irak melakukan serangan udara defensif di Musayyib di Provinsi Babil, menargetkan kombatan yang mencoba meluncurkan sistem udara tak berawak," kata pejabat tersebut.

Pejabat lain mengatakan serangan itu "menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap keselamatan dan keamanan personel kami."

Sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di Irak.

Pernyataan itu muncul setelah ledakan dilaporkan terjadi di pangkalan Pasukan Mobilisasi Populer, paramiliter yang didukung pemerintah Irak yang mencakup kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran.

Belum jelas apakah serangan tersebut sama dengan ledakan yang dilaporkan, yang menurut pejabat Irak menewaskan empat orang.

rs/ha/hp (Reuters, AFP, AP)