1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Serangan Drone Tewaskan Prajurit di Yordania, ini Respons AS

30 Januari 2024

Serangan drone ke pangkalan militer AS di Yordania menewaskan tiga orang prajurit. Kelompok militan dukungan Teheran disebut bertanggung jawab atas insiden ini.

Penampakan satelit pangkalan militer "Tower 22" AS di Yordania
Citra satelit yang diambil pada 12 Oktober 2023, milik Planet Labs PBC yang menunjukkan pangkalan militer AS di timur laut YordaniaFoto: Planet Labs PBC/picture alliance

Tiga orang tentara Amerika Serikat (AS) tewas dalam sebuah serangan drone yang menargetkan pangkalan militer di Yordania. Ketiga prajurit tersebut merupakan anggota unit cadangan yang berasal dari negara bagian Georgia, AS.

Dilansir dari kantor berita Associated Press (AP), korban serangan yang terjadi pada Minggu (28/01) itu salah satunya adalah prajurit perempuan AS yang berusia 24 tahun. Jasad perempuan tersebut diidentifikasi oleh sang ayah, yang menyebut anaknya ditugaskan secara sukarela di Yordania.

Pihak Pentagon menyatakan serangan pesawat nirawak itu turut menyebabkan lebih dari 40 orang terluka

Ini merupakan serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Demo Anti-Perang Di Tel Aviv Bentrok dengan Polisi

01:16

This browser does not support the video element.

Gedung Putih: "Kami tidak ingin berperang dengan Iran"

Pihak AS berjanji bakal melakukan respons "konsekuensial” terhadap serangan drone mematikan tersebut, dan menuding kelompok militan dukungan Iran menjadi dalangnya. Namun, AS tidak ingin terlibat dengan Iran.

Juru Bicara Keamanan Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Presiden Joe Biden saat ini tengah "menimbang opsi yang tersedia di hadapannya."

"Seperti yang dikatakannya kemarin, kami (AS) akan merespons. Kami akan melakukannya sesuai jadwal dan waktu, serta kami akan melakukannya dengan cara yang dipilih oleh Presiden, selaku Panglima tertinggi," kata Kirby.

"Kami juga melakukannya dengan sepenuhnya menyadari fakta bahwa kelompok tersebut, didukung oleh Teheran, telah merenggut nyawa pasukan Amerika."

"Kami tidak ingin berperang dengan Iran," kata Kirby.

Juru Bicara Pentagon, Sabrina Singh, mengatakan bahwa AS tidak percaya kalau Iran sedang mencari ribut. Akan tetapi dia menyebut "kami akan mengambil tindakan, dan merespons serangan terhadap pasukan kami."

Dia menyalahkan Iran karena membiarkan kelompok tertentu menyerang AS, sambil menambahkan kalau serangan terakhir meninggalkan ‘jejak‘ bahwa pelakunya adalah Kataib Hizbullah, kelompok yang didukung oleh Iran.

Merespons pernyataan tersebut, pihak Iran membantah keterlibatannya dalam serangan drone terebut, dan Kementerian Luar Negeri Iran menyebut klaim AS sebagai "tuduhan yang tidak berdasar."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Menteri Pertahanan AS Llyod Austin memastikan akan mengambil "semua tindakan yang diperlukan” untuk mempertahankan pasukan AS.

"Izinkan saya memulai dengan rasa marah dan sedih (atas tewasnya tiga prajurit AS dan yang terluka di Yordania),” kata Austin, pada awal pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Washington.

Laporan: Serangan drone kemungkinan salah identifikasi

Dalam sejumlah laporan, pesawat nirawak pada serangan terhadap "Tower 22" pangkalan militer AS di Yordania pada akhir pekan lalu mungkin disangka sebagai drone milik AS.

Kepada kantor berita AP, dua orang pejabat yang tidak ingin disebutkan identitasnya lantaran tak memiliki wewenang, mengatakan bahwa drone milik AS saat itu hendak kembali ke pangkalan, kemudian di saat yang sama sebuah drone musuh terbang di dekatnya pada ketinggian yang rendah.

Sehingga, saat itu tidak ada upaya untuk menembak jatuh drone musuh, ujar kedua pejabat tersebut.

mh/rs (AP, AFP, dpa, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait