Serangan Gas Beracun Bunuh 22 Anggota Sebuah Keluarga
6 April 2017
Abdel Alyousef menguburkan bayi kembarnya di pemakaman massal, sekaligus 20 anggota keluarganya yang lain, termasuk sang isteri. Tragedi keluarga Alyousef menjadi peringatan terakhir terhadap horor di Suriah
Iklan
Ayah yang tengah berduka itu membuai bayi kembarnya yang berusia 9 bulan, Aya dan Ahmad. Ia membelai rambut keduanya, sembari menahan isak tangis, lalu bergumam "selamat tinggal, sayang, selamat tinggal," kepada dua jenazah mungil tersebut.
Abdel Hameed Alyousef lalu membawa Aya dan Ahmad ke pemakaman umum di tepi kota Khan Sheikhoun, Suriah, di mana 20 saudaranya dari klan Alyousef sedang diangkut ke pembaringan terakhir. Setiap keluarga meratapi kematian anggotanya. Mereka tewas dalam serangan gas Sarin yang diduga dilakukan oleh tentara pemerintah dengan dukungan Rusia.
Lebih dari 80 orang, termasuk sedikitnya 30 anak-anak dan 20 orang perempuan, meregang nyawa saat militer merangsek ke kota kecil di barat laut Suriah itu. Klan Alyousef adalah yang paling banyak mencatat korban jiwa.
Seorang anggota keluarga yang lain, Aya Fadl, berkisah bagaimana ia melarikan putranya yang berusia 20 bulan dari rumah sendiri. Ia berpikir bisa mencari selamat dari serbuan gas maut dengan pergi ke luar. Sebaliknya Aya malah menyaksikan horor yang tengah membalut seisi kota. Mobil-mobil dengan bak terbuka mengumpulkan jenazah dari berbagai sudut jalan, termasuk diantaranya adalah kemenakannya sendiri.
"Ammar, Aya, Mohammed, Ahmad, aku mencintai kalian, burungku. Mereka betul-betul seperti burung. Tante Sana, paman Yasser, Abdul Karim, tolong dengarkan aku," ucapnya kepada wajah-wajah tak bernyawa itu.
"Saya melihat mereka. Mereka semua meninggal dunia. Semua sudah mati."
Bahkan dalam neraka Suriah yang menelan hampir setengah juta nyawa manusia, tragedi di Khan Sheikhoun tetap membuat dunia tercekat.
"Serangan terhadap anak-anak kemarin berdampak besar pada saya, dampak yang besar," kata Presiden AS Donald Trump. "Pandangan saya terhadap Suriah dan Assad sudah banyak berubah," imbuhnya. "Sekarang Suriah menjadi tanggungjawab saya."
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.
Foto: picture-alliance/dpa/ITAR-TASS
8 foto1 | 8
Presiden Bashar Assad dan pemerintah Rusia dituding bertanggungjawab atas serangan gas beracun tersebut. Namun Moskow membantah dan menyebarkan versi lain, bahwa pasukan pemerintah tak sengaja membom gudang dan pabrik senjata kimia milik tentara pemberontak.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengklaim gejala yang dimiliki korban di Khan Shkeikhoun merupakan dampak dari paparan gas saraf.
Alaa Alyousef mengatakan, keluarganya terbangun oleh suara ledakan empat roket pada pagi setelah Subuh. Yang pertama mereka lihat adalah gumpalan asap. Ayahnya bergegas keluar dan kembali ke rumah setelah melihat seorang perempuan terjatuh karena terpapar asap tersebut. Ia memerintahkan keluarganya untuk menutup jendela dan melindungi wajah dengan pakaian yang dibasahi air dan cuka.
Mereka beruntung karena angin menyapu ke arah yang berlawanan, kata Alaa.
'Armagedon' di Aleppo
Kota Aleppo di Suriah jadi "neraka" diluluhlantakkan serangan udara pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia bulan September 2016. Kehancuran luar biasa yang ditimbulkan dapat disimak dalam galeri foto ini:
Foto: Reuters/A. Ismail
Luluh lantak
Seorang pria berjalan di antara reruntuhan gedung-gedung di kawasan al Qaterji, Aleppo yang hancur luluh akibat serangan udara saat pecah pertempuran antara pasukan pemerintah melawan kaum pemberontak..
Foto: Reuters/A.Ismail
Kota membara
Seorang pria berjalan melewati kepulan asap dari sebuah bis yang terbakar, akibat serangan udara di kawasan Salaheddin yang dikuasai pemberontak. Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan, dalam tahun-tahun terakhir, ini adalah serangan terburuk yang pernah dilakukan dalam menghancurkan sebuah kota.
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Korban cedera dan tewas terus berjatuhan
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut tubuh korban serangan di Salaheddin..
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Apa yang tersisa?
Usai serangan, warga di distrik Bustan al Qasr memeriksa kerusakan yang terjadi akibat pertempuran dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan. Foto diambil anggota Helm Putih.
Foto: Picture-Alliance/dpa/Syrian Civil Defense White Helmets
Lahan pun amblas
Anak-anak melewati lahan yang amblas di kawasan Muyeser setelah pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Lubang menganga
Sebuah gedung masih berdiri tanpa atap dan didingnya berlubang besar akibat serangan udara. Penghuni gedung terpaksa menyingkir, karena bangunan senmacam ini pasti akan jadi sasaran serangan berikutnya.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Kemana mencari air?
Nyaris seluruh infrastruktur di kota kedua terbesaar Suriah itu hancur karena pertempuran sengit. Warga kini kesulitan mendapat air bersih, karena bansyak pipa air bersih hancur terkena ledakan.
Foto: Reuters/A. Ismail
Keluarga yang terporak-poranda
Makin banyak warga terpaksa meninggalkan rumah kediaman mereka yang remuk redam dihantam bom dan tak ada lagi yang tersisa. Keluarga cerai berai dan kota porak poranda.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mohammed
Nyawa tak ada harganya
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut jenazah korban serangan tanggal 23 September 2016 di Al Marja. Di ajang pertempuran di Aleppo nyawa manusia nyaris tak ada harganya lagi.
Foto: Getty Images/AFP/A. Alhalbi
Masihkah ada masa depan?
Seorang anak di Tariq al Bab hanya mampu memandangi kerusakan di lingkungan tempat tinggalnya. Sulit membayangkan bagaimana masadepan mereka. Bahkan harapan untuk gencatan senjata-pun kini nyaris musnah.