1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Israel Tewaskan Militan Palestina

7 Juli 2014

Serangan udara Israel menewaskan sembilan militan Palestina di Jalur Gaza semalam, demikian kata para pejabat setempat. Israel membom sebuah situs milik Brigade Qassam, di Jalur Gaza, di dekat perbatasan dengan Israel.

Foto: Reuters

Israel membom sebuah situs milik Brigade Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, di dekat perbatasan dengan Israel. Enam jenazah anggota kelompok militan Palestina ditemukan sebelum fajar menyingsing, Senin (07/07). Demikian dinyatakan kepala layanan darurat Ashraf al-Qedra. Mereka ditemukan di sebuah terowongan yang digali oleh Brigade Hamas.

Sementara, tiga orang lainnya dilaporkan tewas dalam serangan Israel, yang diluncurkan untuk membalas lebih dari 25 serangan roket dari arah Gaza pada hari Minggu (06/07) dan beberapa kali serangan roket lanjutan pada hari Senin (07/07).

Ketegangan meningkat

Ketegangan antara Israel dan kelompok militan Gaza telah meningkat sejak 12 Juni lalu, menyusul aksi penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di selatan kota Hebron, Tepi Barat. Kekerasan meninggi lebih lanjut, setelah seorang remaja Palestina berusia 16 tahun diculik dan dibunuh. Tubuh jenazah anak remaja tersebut ditemukan di hutan pekan lalu dan memicu kerusuhan di Yerusalem Timur. Bentrokan menyebar ke kota-kota lain di Israel. Ini merupakan aksi protes terburuk warga Palestina di Israel, sejak tahun 2000.

Kekerasan berlanjut. Ratusan orang berdemonstrasi di kota-kota lain. Di Nazaret, pendemo yang marah melemparkan batu dan petasan di sebuah gedung pemadam kebakaran. Di Iblin dan Tamra, pemrotes membakar ban dan melemparkan batu. Polisi menutup jalan utama di dekat kota Rahat, selatan Israel. Sementara kelompok sayap kanan Israel memblokir persimpangan utama kawasan timur Tel Aviv. Beberapa puluh orang ditangkap.

Foto: Reuters

Lieberman-Netanyahu pecah kongsi

Menteri Luar Negeri Israel, Lieberman mengakhiri aliansi politik antara partainya dan penguasa sayap kanan Likud. Meski demikian fraksinya akan tetap berada di pemerintahan. Keputusan itu diumumkan dalam konferensi pers setelah perselisihan sengit antara Lieberman dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, atas penanganan pemerintah menghadapi kelompok militan di Jalur Gaza.

Lieberman, yang memimpin sayap kanan nasionalis Yisrael Beitenu telah membentuk aliansi elektoral dengan Netanyahu pada Oktober 2012 --menjelang pemilu Januari 2013. Aliansi dibentuk sebagai sebuah langkah yang mereka katakan akan memungkinkan mereka untuk menangani tantangan keamanan yang lebih baik.

Konflik atas Gaza

Blok baru, yang dijuluki Likud-Beitenu, meraih kemenangan pemilu, dengan mengantungi 31 dari 120 kursi Knesset -- 12 kursi lebih banyak dari penantang terdekatnya, partai garis tengah Yesh Atid.

Perselisihan dengan Netanyahu kemudian timbul terkait kasus Gaza. PM Israel menyerukan agar menteri-menterinya melakukan respon yang terukur atas serangan kelompok militan, sedangkan Lieberman menginginkan operasi militer yang lebih luas untuk menghentikan serangan itu. Serangan tersebut terus meningkat selama tiga minggu terakhir. Israel sejauh ini hanya mengambil langkah-langkah terbatas dalam meresponnya.

ap/ml(ap/rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait