1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Dunia DigitalIndonesia

Serangan ke Pusat Data Nasional Minta Tebusan Rp131 Miliar

25 Juni 2024

Pusat Data Nasional (PDN) terkena gangguan akibat serangan siber ransomware. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkap peretas minta tebusan Rp 131 miliar.

Ilustrasi data
Serangan siber ini berdampak ke 210 instansi di pusat maupun daerahFoto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance

Serangan ke PDN ini berdampak ke sejumlah instansi pemerintah. Salah satunya yakni gangguan di sistem keimigrasian.

Ditjen Imigrasi menyampaikan serangan ke PDN mengakibatkan layanan keimigrasian terganggu. Dalam unggahan akun Instagram resmi Ditjen Imigrasi, dilihat detikcom, Kamis (20/6), dijelaskan soal gangguan yang terjadi pada sistem keimigrasian.

"Saat ini sedang terjadi gangguan kesisteman pada Pusat Data Nasional (PDN) sehingga berdampak pada seluruh layanan keimigrasian," ucap Ditjen Imigrasi.

Pemerintah pun berjibaku melakukan perbaikan. Menko Polhukam Hadi Tjahjanto menyebut adanya permasalahan teknis yang menyebabkan terjadinya gangguan pada pusat data.

"Kemungkinan ada permasalahan-permasalahan teknis yang kita juga ketahui jangan sampai terjadi di kemudian hari. Biasa kan, kalau peralatan-peralatan mesti ada kelemahannya yang perlu kita antisipasi," ungkap Hadi.

"Mudah-mudahan tidak terjadi lagi, dan ini perlu back up kan sebetulnya, ya. Itu mungkinkah back up-nya juga, juga jadi permasalahan," tambahnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait gangguan yang dialami Pusat Data Nasional (PDN) RI. Polri terus berupaya melakukan perbaikan.

"Kita sedang mengumpulkan informasi dan sedang kita dalami, bekerja sama dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) apakah kendala teknis atau ada hal lain," kata Sigit di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (24/6).

Secara umum, sistem data berpotensi menjadi sasaran serangan. Polri terus berupaya mengikuti setiap perkembangan yang ada. Selain itu, kata Sigit, perbaikan-perbaikan terus dilakukan sebagai upaya lainnya.

"Jadi tentunya kita mengikuti setiap perkembangan, apalagi yang potensial itu muncul dari serangan ada beberapa sistem keamanan yang tentunya harus kita jalani dengan cara-cara salah satunya adalah bahwa sistem keamanan harus menggapai tier tertentu sehingga kemudian akan terjadi lebih aman," jelasnya.

"Tentunya kita selalu mengikuti semuanya, melakukan perbaikan-perbaikan sistem keamanan negara ini," imbuh dia.

210 data instansi terdampak

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan sebanyak 210 data instansi pemerintah terdampak serangan peretas. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan instansi pemerintah yang diserang termasuk pemerintah di daerah.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Dari data yang terdampak ada 210 instansi, baik itu di pusat maupun daerah. Tadi, (Ditjen) Imigrasi berhasil melakukan relokasi dan menyalakan layanannya. Kemudian, LKPP sudah on, Kemenko Marves juga ada perizinan sudah on, dan (Pemerintah) Kota Kediri sudah on, dan yang lainnya lagi dalam proses. Jadi, kita memigrasi data-datanya," ujar Semuel di Gedung Kementerian Kominfo.

Sampai saat ini pemerintah berupaya untuk terus melakukan pemulihan. Belum diketahui kapan akan pulih, Semuel hanya menjanjikan secepatnya ditangani.

"Nah ini prosesnya bagaimana, kecepatannya harusnya bisa dipercepat apabila ada koordinasi antara tenant dengan penyedia layanan cloud-nya," kata Semuel.

Lebih lanjut, Dirjen Aptika menyebutkan berbagai pihak terkait, mulai dari Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cyber Crime Polri, Telkom, dan instansi pemerintah terkait lainnya terus menelusuri penyebab serangan siber ransomware tersebut. 

"Memang untuk masalah sekarang adalah investigasi atau digital forensik dan kami masih berproses, jadi sabar dulu. Dan, karena ini varian baru, jadi kami berkoordinasi dengan berbagai organisasi, baik dalam maupun luar negeri untuk serangan ransomware ini. Jadi, saat ini belum bisa dijabarkan lebih detail lagi," pungkasnya.

Peretas minta tebusan Rp131 miliar

Budi Arie mengonfirmasi bahwa ada permintaan uang tebusan dari peretas.

"Menurut tim, (uang tebusan) 8 juta dolar," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6). Budi menjawab pertanyaan wartawan apakah ada permintaan uang tebusan di balik serangan ransomware itu.

Dia tak berbicara banyak mengenai uang tebusan itu. Dia langsung meninggalkan wartawan karena hendak mengikuti sidang kabinet paripurna bersama Presiden Joko Widodo.

"Ini serangan virus LockBit 3.0," jelasnya.

Sistem keimigrasian sudah pulih

Dirjen Imigrasi Kemenkumham Silmy Karim memastikan layanan keimigrasian sudah pulih setelah sebelumnya mengalami gangguan berhari-hari pada Pusat Data Nasional (PDN). Silmy mengatakan sistem perlintasan untuk pemeriksaan keimigrasian sudah pulih sejak Sabtu kemarin.

"Dalam hal ini, saya mengapresiasi langkah recovery (pemulihan) yang dilakukan rekan-rekan di Imigrasi yang bertindak cepat dan bekerja 24 jam untuk memulihkan sistem imigrasi," kata Silmy dalam keterangan tertulisnya.

Silmy menerangkan, titik-titik tempat pemeriksaan imigrasi (TPI) utama, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta, I Gusti Ngurah Rai, Juanda, Kualanamu, Hang Nadim, serta Pelabuhan Batam Center dan Nongsa, sudah normal melayani pemeriksaan keimigrasian.

Mencegah Kejahatan Internet Bersama Hacker Muda

03:54

This browser does not support the video element.

Dia menegaskan sistem aplikasi perlintasan kini berjalan normal sejak pemulihan pada Sabtu (22/6) malam. Adapun autogate, aplikasi visa, dan izin tinggal juga sudah normal pada Minggu (23/6) pagi.

Termasuk aplikasi M-Paspor dan Cekal Online juga sudah sepenuhnya beroperasi normal seperti biasa. Namun sistem paspor ditargetkan pulih hari ini.

Silmy menerangkan, Imigrasi memutuskan memindahkan pusat data (data center) 12 jam sejak gangguan teknis di PDN Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) teridentifikasi. Pengaktifan kembali sistem imigrasi pada data center yang baru membutuhkan waktu 2 hari.

"Pemindahan data center itu untuk memulihkan pelayanan publik," ujarnya.

Pemindahan pusat data itu dilakukan setelah pemulihan PDN yang tidak menunjukkan perkembangan positif di hari pertama terjadinya gangguan pada hari Kamis (20/6).

Perang Siber Sudah Berjalan

03:51

This browser does not support the video element.

"Umumnya permasalahan teknis bisa terselesaikan dalam hitungan 1 jam sampai 3 jam. Ketika sudah melebihi 6 jam, kami menyimpulkan bahwa ini pasti ada serangan lebih dari permasalahan teknis semata, misalnya masalah yang ditimbulkan oleh serangan siber," katanya.

Silmy mengatakan pemulihan serangan siber biasanya akan memakan waktu yang cukup lama, apalagi serangannya ransomware sehingga harus putuskan pindah data center demi pemulihan pelayanan publik dan juga faktor keamanan negara.

"Kami tidak bisa menunggu PDN pulih. Kepentingan publik menjadi prioritas dalam upaya pemulihan kesisteman yang dilakukan oleh Tim IT Ditjen Imigrasi sehingga masyarakat yang akan melintas keluar dan masuk wilayah Indonesia dapat terlayani dengan baik," kata Silmy. (rs)

 

Baca artikel detiknews,

Selengkapnya "Terbongkar Serangan ke Pusat Data Nasional Minta Tebusan Rp 131 Miliar"

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait