Presiden AS Donald Trump terus menyerang empat anggota Kongres berlatar belakang migran. Komentar bernada rasisnya akan menjadi bagian penting strategi memenangkan pemilu 2020, kata pengamat.
Foto: picture-alliance/R. Ellis
Iklan
Presiden Donald Trump akhir pekan lalu lewat akun Twitter menyerang empat anggota kongres berlatar belakang migran dan mengatakan, jika mereka tidak senang dengan situasi di AS, sebaiknya mereka "pulang" ke negara asalnya. Tujuan serangannya adalah Ilhan Omar dari Minnesota, Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Rashida Tlaib dari Michigan dan Ayanna Pressley dari Ohio.
DPR AS yang dikuasai kubu Demokrat hari Selasa (16/7) mengeluarkan resolusi mengecam pernyataan itu sebagai "rasis". Beberapa anggota kubu Republik turut mendukung resolusi itu. Tapi Trump tidak berhenti melakukannya. Pada sebuah acara di negara bagian North Carolina (foto artikel), Trump mengatakan kepada pendukungnya, jika ke-empat anggota Kongres tidak menyukai kebijakannya tentang masalah-masalah seperti imigrasi dan pembelaan terhadap membela Israel, mereka sebaiknya pergi dari AS.
"Jadi para perempuan anggota kongres ini, komentar-komentar mereka membantu memicu bangkitnya sayap kiri yang berbahaya dan militan," kata Trump. North Carolina adalah salah satu negara bagian yang dipandang penting dalam pertarungan pada pemilu depan tahun 2020.
Mengusung isu anti migran untuk Pemilu 2020
Ketika Trump menceritakan pernyataan-pernyataan kritis terhadap AS dari masa lalu yang dibuat oleh Ilhan Omar, yang lahir di Somalia dan beremigrasi ke Amerika Serikat sebagai anak-anak - kerumunan massa mulai meneriakkan: "Kirim dia kembali!"
"Malam ini saya punya saran untuk para ekstremis yang dipenuhi kebencian yang terus-menerus mencoba merobohkan negara kita. Mereka tidak pernah memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan. Itulah sebabnya saya berkata: 'Hei, jika mereka tidak suka, biarkan mereka pergi. Biarkan mereka pergi'," kata Trump kepada pendukungyna.
Salah satu sumber yang dekat dengan Trump mengatakan kepada kantor berita Reuters, Trump sedang mempersiapkan pendukungnya untuk pemilu mendatang pada November 2020, agar dia bisa terepilih kembali.
"Dia berusaha menjadikan mereka (empat perempuan anggota kongres) jadi wajah Partai Demokrat mendekati siklus 2020 dan dia berusaha untuk menyoroti mereka sebagai kelompok pinggiran," kata sumber itu.
Trump's tweets are 'blatantly racist'
03:04
This browser does not support the video element.
Taktik jitu?
"Jika rakyat Amerika harus memilih antara skuad migran dan presiden, maka itu membuat keputusan jadi mudah bagi pemilih," kata seorang penasihat.
Taktik menyerang kaum migran, terutama yang berlatar belakang Muslim, nmemang pernah digunakan Trump selama kampanyenya tahun 2016. Lewat Twitter tim kampanyenya menyebarkan video-video patriotik dari kampanye yang dipenuhi dengan gambar-gambar bendera Amerika, dengan slogan: "Amerika - Satu Pasukan di Bawah Tuhan."
Selama kampanye Trump juga menyerukan pembuatan larangan untuk umat Muslim dari beberapa negara memasuki Amerika. Usulannya saat itu mendapat kecaman luas, namun Partai Republik sangat mendukungnya. Kampanye anti migran adalah faktor dalam kemenangannya dalam pemilu presiden yang lalu.
Barry Bennett, salah satu penasehat kampanye Trump tahun 2016 mengatakan, taktik itu memang jitu. Tetapi tidak semua anggota Partai Republik merasa nyaman dengan cara itu.
"Saya kecewa dengan tweet itu," kata Steve Duprey, anggota Komite Nasional Partai Republik dari New Hampshire. "Saya tahu presiden menjadi sasaran banyak serangan.., tetapi dia harus selalu berusaha.. mengambil jalan yang lebih mulia, dalam pandangan saya," katanya.
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
Foto: picture-alliance/dpa
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari sekian banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
Foto: imago/ZUMA Press
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasilan jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
Foto: Getty Images/D. Angerer
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
Foto: picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Photo/
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
Foto: Getty Images/AFP/Swerzey
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Tiffany.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Minchillo
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Lemm
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha ambisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
Foto: Getty Images/AFP/M. Schwalm
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
Foto: Getty Images/B. Pugliano
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama sekali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.