20 Juli 1944 dilancarkan serangan pembunuhan terhadap diktator Hitler oleh sejumlah perwira dalam militer Jerman. Tapi serangan gagal. Perlu waktu lama sampai warga Jerman menghargai upaya gagal itu.
Iklan
Musim panas 1951 sebuah institut Jerman, Allensbacher Institut für Demoskopie mengadakan jajak pendapat penting. Para peneliti ingin mengetahui pendapat warga Jerman tentang serangan pembunuhan terhadap diktator dan pemimpin rezim NAZI, Adolf Hitler tanggal 20 Juli 1944. Ketika itu hanya sepertiga dari peserta punya pendapat positif terhadap pria dan wanita yang berusaha menggulingkan rezim NAZI. Tahun 1956 sejumlah besar warga Jerman menolak pemberian nama Claus Schenk Graf von Stauffenberg bagi sebuah sekolah. Stauffenberg adalah otak di balik serangan yang gagal tersebut.
Warga Jarman perlu waktu lama sampai mampu memberikan penghargaan bagi mereka yang melancarkan perlawanan terhadap rezim NAZI. Untungnya, jaman sekarang Stauffenberg sudah dianggap sebagai pahlawan di Jerman. Tetapi itu sebenarnya hasil proses penjelasan yang panjang dan bertahun-tahun, yang sering ditentang. Demikian dikatakan Johannes Tuchel, kepala institusi yang menangani peringatan perlawanan terhadap NAZI, Gedenkstätte Deutscher Widerstand di Berlin. "Banyak hal yang diabaikan, sengaja dilupakan dan terlupakan."
Pidato menyentuh dari presiden pertama Theodor Heuss
Serangan terhadap Hitler tersebut adalah upaya kudeta paling penting di masa NAZI. Sebagian besar pelaku perlawanan berasal dari kalangan bangsawan Jerman dan pimpinan angkatan bersenjata NAZI. Perwira Claus Schenk Graf von Stauffenberg yang jadi pelaksana utama upaya pembunuhan Hitler dengan menggunakan bom di markas Hitler. Tapi Hitler lolos dan kudeta gagal. Stauffenberg dieksekusi malam itu juga. Dalam pekan-pekan setelahnya ratusan orang juga dieksekusi, karena dianggap terkait dalam serangan itu.
Hitler dan Perang Dunia II
1 September 1939 Hitler memerintahkan pasukan Jerman menyerang Polandia. Itulah awal Perang Dunia II yang berakhir dengan kapitulasi Jerman, 8 Mei 1945.
Foto: AP
1939 Serangan ke Polandia
Tanggal 1 September 1939, Hitler memerintahkan serangan ke Polandia, dengan alasan membalas serangan Polandia ke wilayah Jerman. Tapi itu hanya alasan yang dibuat-buat. Inggris dan Perancis, yang menjadi sekutu Polandia, tanggal 3 September menyatakan perang terhadap Jerman.
1939 Soviet masuk Polandia timur
Polandia tidak mampu menghadapi militer Jerman yang punya persenjataan modern. Hanya dalam waktu lima minggu, pasukan Polandia dikalahkan. Tanggal 17 September, pasukan Soviet menduduki Polandia timur, sesuai kesepakatan yang dibuat dengan Jerman.
Foto: AP
1940 Duduki Denmark dan Norwegia
Pasukan Jerman Wehrmacht menduduki Denmark April 1940, selanjutnya bergerak menuju Norwegia. Negara ini penting sebagai pemasok bahan mentah untuk industri senjata Jerman. Inggris bermaksud menghentikan serangan itu dan mengirim pasukan ke Norwegia. Tapi Norwegia akhirnya menyerah.
1940 Menyerang Belanda
Di front barat, pasukan Jerman dan Perancis terlibat pertempuran sengit selama delapan bulan. Bulan Mei 1940, Jerman menyerang negara-negara tetangga yang selama itu netral, Belanda, Luksemburg dan Belgia, untuk menghindari pasukan Perancis.
Foto: picture alliance/akg-images
1940 Menuju Paris
Jerman berhasil menggempur pertahanan Perancis dari belakang dan bergerak cepat menuju Paris. 22 Juni 1940, Perancis menyatakan kapitulasi dan terpecah dua. Satu bagian diduduki pasukan Hitler, bagian lain dideklarasikan sebagai Republik Vichy yang dipimpin Jendral Petain.
Foto: ullstein bild/SZ Photo
1940 Serangan udara ke Inggris
Setelah menang atas Perancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Inggris. Pesawat-pesawat Jerman membom kota-kota Inggris, seperti Coventry. Angkatan udara Inggris terlibat pertempuran sengit dengan angkatan udara Jerman di selat Inggris. Jerman kalah dan menarik angkatan udaranya.
Foto: Getty Images
1941 Afrika, Balkan dan Soviet
Setelah kalah dalam perang udara dengan Inggris, Hitler mulai berpaling ke selatan dan timur. Ia mengirim pasukan ke Afrika utara, ke wilayah Balkan dan ke Uni Soviet. Jerman lalu membentuk poros militer dengan Italia dan Jepang.
1941 Ke Yugoslavia dan Yunani
Awal 1941, Hitler menyerang Yugoslavia dan Yunani, yang menjadi pangkalan pasukan Inggris. Jerman melakukan salah satu operasi pendaratan terbesar di pulau Kreta, Mei 1941.
Foto: picture-alliance/akg-images
1941 Operasi Barbarossa
Juni 1941, Jerman membuka serangan ke Uni Soviet, yang dikenal sejarah dengan "Operasi Barbarossa". Operasi militer ini dicatat sebagai salah satu yang paling brutal. Tentara Jerman melakukan berbagai kejahatan perang. Jerman juga menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.
Foto: Getty Images
1942 Pembasmian etnis
Di Eropa timur, rejim Nazi Hitler mendirikan kamp-kamp penampungan seperti di Auschwitz-Birkenau. Lebih dari enam juta orang tewas dalam aksi pembasmian etnis yang dilakukan Nazi. Mereka ditembak, dibunuh dengan gas, atau mati karena kelaparan dan sakit.
Foto: Yad Vashem Photo Archives
1944 Pendaratan sekutu di Normandy
Pagi hari 6 Juni 1944, pasukan sekutu dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada melakukan pendaratan di pantai Normandy (Normandia) di Perancis utara. Inilah awal dari kekalahan Jerman terhadap pasukan sekutu di sektor barat.
Foto: Getty Images
1945 Kapitulasi Jerman
8 Mei 1945, Nazi Jerman menyatakan kapitulasi tanpa syarat. Panglima perang Jerman, Jendral Wilhelm Keitel, menandatangani kapitulasi di Berlin. Sebelumnya, Hitler melakukan bunuh diri pada 30 April. Setelah enam tahun dilanda perang, sebagian besar Eropa tinggal reruntuhan.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
Perlawanan terhadap Hitler dulu dianggap penghianatan terhadap Hitler. Itulah pendapat banyak orang Jerman setelah Perang Dunia II berakhir. Namun Theodor Heuss, presiden pertama Jerman setelah berakhirnya perang, berhasil menyentuh banyak warga Jerman dalam pidatonya, dan berhasil meyakinkan mereka, bahwa tindakan bangsawan Stauffenberg bukan penghianatan melainkan tindakan yang sangat terhormat.
Kurangnya keberanian
Bagaimana dengan di jaman sekarang? Dari penghianat, Stauffenberg sudah jadi pahlawan. Peristiwa tersebut kini diperingati secara resmi. Namun demikian, "Di sekolah-sekolah kesadaran akan pentingnya perlawanan terhadap diktator belum benar-benar berakar", kata pakar hukum Rüdiger von Voss.
Padahal menurutnya, menyadari ide-ide perlawanan itu sangat penting, "Antara lain supaya hukum kita bisa diberikan dasar spiritual, politis dan dasar yang bisa dipercaya". Demikian Voss. Kurangnya keberanian membela yang benar dalam hidup sehari-hari sangat merugikan demokrasi, ditambahkan Voss.