1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan teror di Arab Saudi / Hasil Pemilu di Jepang.

10 November 2003

Serangan teror di Arab Saudi merupakan berita utama di harian-harian internasional. Juga timbul berbagai spekulasi mengenai siapa yang berada di balik serangan teror itu. Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung menulis:

Tidak dapat disangkal lagi, pendudukan Irak oleh pasukan Amerika dan Inggris membuat kelompok teroris di dunia Arab - dan di mana saja - mendapat banyak pengikut baru. Bagi dunia barat akan buruk sekali apa bila selain dua sumber krisis besar - Irak dan Konflik Palestina - ditambah lagi dengan krisis di Arab Saudi. Penggulingan Saddam Hussein tidak menyelesaikan masalah di Timur Tengah, seperti yang diharapkan oleh Washington, melainkan menimbulkan reaksi berantai ketidak-stabilan di kawasan itu.

Harian Italia Corriere della Sera mengomentari serangan bunuh diri di Riyadh ...

Arab Saudi semakin menjadi negara dengan risiko teror paling tinggi sesudah Israel dan Irak. Bedanya, harga yang dipertaruhkan dalam permainan ini sangat tinggi: Pengawasan terhadap sumber minyak terbesar di planit ini , dan tempat-tempat suci agama Islam. Dunia menghadapi perang saudara yang ditimbulkan oleh pasukan pelaku bunuh diri di bawah pimpinan Osama bin Laden.

Rupanya para teroris kini tidak membedakan lagi antara lawan dan kawan. Harian Austria Kurier menulis:

Penderitaan , korban tewas, penghancuran, terjadi lagi di Arab Saudi , dan lagi-lagi warga asing menjadi sasarannya. Namun kali ini terhadap warga Islam. Para teroris yang membunuh atas nama Islam, tidak membedakan lagi antara para musuh Islam dan mereka yang memihaknya. Kaum fundamentalis bersenjata menyerang setiap pihak yang bekerja sama dengan rejim Arab Saudi.

Sementara Financial Times di London berkomentar, tidak semua teroris Islam adalah musuh AS:

Serangan baru-baru ini di Bagdad dan penembakan jatuh helikopter Amerika adalah harga yang harus dibayar oleh AS untuk perluasan perangnya melawan terorisme internasional. Hanya karena kebanyakan teroris Islam menggunakan cara yang mirip seperti Al Qaida, tidak berarti, bahwa mereka juga sefaham dengan ideologinya. Jerman, Inggris dan AS semasa perang duna kedua membombardir semua sasaran sipil, tetapi mereka tidak berdiri di satu pihak. Hamas, Jihad Islam, Hisbullah dan lain-lainnya , meski kelompok teroris, bukanlah musuh AS. Bila AS menyadari , hanya Al Qaida adalah musuhnya, maka seharusnya Washington merangkul Iran, Irak, Suriah dan Palestina untuk dijadikan mereka sekutunya.

Harian liberal-kiri Prancis Libération menganggap seluruh kawasan Arab menjadi medan tempur. Komentarnya....

Washington dewasa ini mungkin harus memilih antara negara minyak Arab Saudi yang merupakan sekutunya, dan keyakinannya pada revolusi demokratis. Sementara ini seluruh kawasan Arab menjadi medan tempur, di mana kemenangan AS belum pasti sama sekali. Namun dalam keadaan sekarang, kekalahan AS tidak dapat dibayangkan. Akan tetapi itu tetap mungkin, apa bila Presiden AS George Bush sampai pada kesimpulan bahwa perang yang dimulainya akan lebih merugikan peluangnya untuk dipilih kembali, daripada upaya demokratisasi di dunia.

PM Jepang Junichiro Koizumi hendak melanjutkan politik reformasinya, meski koalisi tiga partainya kehilangan banyak suara dalam pemilihan parlemen kemarin. Koizumi mengatakan, karena koalisi memenangkan mayoritas yang stabil, maka reformasi dapat dilanjutkan. Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung namun menulis, seorang Koizumi tidak cukup untuk mengubah struktur yang sudah usang. Komentar selanjutnya ...

Langkah penting pertama telah dilakukan. Koizumi bertentangan dengan kepentingannya, partai liberal LDP yang dekat dengan sektor pembangunan , telah menghapuskan suntikan konjungtur dari negara. Karena konjungtur ekonomi baru-baru ini tidak seperti di tahun-tahun lampau berdasarkan stimulasi negara , melainkan pada peningkatan permintaan di sektor swasta, kepercayaan masyarakat terhadap perkembangan ekonomi di Jepang, diperkokoh. Paling tidak PM Koizumi berhasil mengekang penghamburan uang oleh LDP dan memulai reformasi di sektor pasar uang.

Menurut harian London The Times, loyalitas terhadap Koizumi berkurang. Komentar harian ini...

Para pemilih Jepang menunjukkan , loyalitasnya terhadap LDP dan juga terhadap Junichiro Koizumi berkurang. PM yang populer kini harus memerintah dengan mayoritas parlementer yang berkurang. Koizumi yang di luar negeri terkenal karena model rambutnya yang aneh, dan sebagai fans berat Elvis Presley, membuktikan bahwa ia adalah reformis serius, bagi negaranya yang memerlukan reformasi. Koizumi akan mengirim pasukan ke Irak , dan ia mengawasi re-strukturisasi sistim keuangan yang terpukul. Tetapi reformasinya belum selesai, baik di bidang ekonomi maupun di bidang politik luar negeri.