Sekitar 100.000 warga Kurdi Suriah menyeberang ke perbatasan Turki selama beberapa hari terakhir, melarikan diri dari para jihadis Islamic State atau ISIS yang merebut puluhan desa di dekat perbatasan.
Foto: Reuters/Stringer
Iklan
Pemerintah Turki “membenarkan jumlah“ 100.000 pengungsi tersebut, kata Melissa Fleming, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR.
Badan PBB itu hari Sabtu lalu (20/09) mengatakan bahwa sebanyak ratusan ribu pengungsi kemungkinkan telah melarikan diri dari pertempuran.
Warga Kurdi Suriah meninggalkan wilayah sekitar Ain al-Arab, atau Kobani, ketika kota yang terkenal di kalangan Kurdi itu, diserang oleh pasukan militan ISIS.
Hingga kini, Kobane, kota terbesar ketiga yang berpenduduk suku Kurdi di Suriah, dilaporkan telah relative aman dan menampung 200.000 pengungsi dari tempat lain di Suriah.
“Saya pikir selama tiga setengah tahun terakhir kami tidak pernah melihat 100.000 orang mengungsi selama dua hari. Jadi ini bisa menjadi sedikit ukuran tentang bagaimana situasi yang berlangsung dan betapa sangat takutnya orang-orang tentang kondisi di dalam Suriah, dan juga Irak,” kata Carol Batchelor, dari UNHC.
Seorang komandan Kurdi di lapangan mengatakan ISIS terus maju sekitar 15 km dari Kobani, yang lokasi strategisnya telah memblok kelompok radikal Sunni itu dari upaya mengkonsolidasikan wilayah yang mereka rebut di sepanjang Suriah bagian utara.
Pelarian Minoritas Yazidi di Irak
Setelah melarikan diri dari kejaran milisi Islamic State(IS), warga Yazidi terjebak di Gunung Sinjar. Mereka menanti bantuan.
Foto: AHMAD AL-RUBAYE/AFP/Getty Images
Mencari tempat berlindung
Tidak peduli kemana, mereka hanya mencari rasa aman. Ribuan anggota minoritas Yazidi melarikan diri dari buruan milisi Islamic State (IS). Beruntunglah mereka yang menemukan tempat berlindung di salah satu kamp pengungsi di Irak utara: tapi banyak yang terjebak di pegunungan.
Foto: Reuters
Eksodus massal Yazidi
Minoritas Yazidi hampir sepenuhnya terusir dari kawasan yang dikendalikan milisi IS. Seringkali itu dilakukan dengan kekerasan brutal. Ribuan orang melarikan diri ke Suriah. Sebagian sekarang kembali ke Irak, seperti di pelabuhan di perbatasan Suriah-Irak ini.
Foto: Reuters
Dirampok, dipermalukan, trauma
Milisi IS sering mengambili uang, barang-barang berharga dan paspor milik pengungsi. Beberapa orang hanya memiliki apa yang mereka kenakan pada tubuh. Banyak anak mengalami trauma akibat pengusiran secara kejam. Setidaknya 500 Yazidi tewas.
Foto: Reuters
Tantangan logistik
Terjadi kerumunan besar, ketika botol-botol air dibagikan kepada keluarga-keluarga yang melarikan diri. Memasok bantuan bagi pengungsi di daerah otonomi Kurdi merupakan tantangan logistik.
Foto: Ahmad Al-Rubaye/AFP/Getty Images
Misi Bulan Sabit Merah
Bulan Sabit Merah beraksi Hal ini juga berlaku untuk perawatan medis: Organisasi Bulan Sabit Merah memberi bantuan bagi pengungsi yang tiba di tepi Pengunungan Sinjar. Banyak dari mereka terluka atau lemah akibat perjalanan panjang. Kebanyakan dari berjalan kaki.
Foto: Reuters
Kehidupan sementara
Banyak pengungsi di Irak utara berada dalam kondisi suram. Lebih dari satu juta orang di seluruh Irak, termasuk orang Yazidi kehilangan tempat tinggal, demikian menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM.
Foto: picture-alliance/dpa
Bawa barang pribadi
Kamp pengungsian Badan pengungsi PBB UNHCR membangun sebuah kamp pengungsi darurat, antara lain di dekat kota di Irak utara, Erbil. Para pengungsi senang setidaknya bisa memasang dekorasi nereka sendiri --barang-barang pribadi, yang berhasil mereka selamatkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pasokan dari helikopter
Beberapa hari lamanya Angkatan Udara Amerika Serikat mendistribusikan air dan makanan dengan helikopter ke warga Yazidi di Pegunungan Sinjar Para pengungsi sangat membutuhkan pengiriman bantuan, karena sebagain besar mereka terputus dari dunia luar.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Genosida
Seorang politisi Kurdi dari Turki yang mengunjungi Kobani hari Sabtu pekan lalu mengatakan bahwa warga lokal mengatakan kepadanya bahwa para ekstrimis ISIS memenggal kepala orang-orang ketika mereka bergerak dari satu desa ke desa lain.
“Dibanding perang ini lebih mirip operasi genosisa… mereka pergi ke desa-desa dan memotong kepala satu atau dua orang dan mempertontonkannya kepada warga desa,“ kata Ibrahim Binici, wakil ketua partai pro-Kurdi di Turki, HDP.
“Ini benar-benar situasi memalukan bagi kemanusiaan,“ kata dia, menyerukan adanya intervensi internasional. Lima rekannya sesama anggota parlemen berencana melakukan aksi mogok makan di luar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, untuk menekan badan internasional itu melakukan aksi lebih lanjut melindungi warga Kurdi dari pembantaian ISIS. (Baca: Jerman Mulai Kirim Senjata untuk Kurdi)