Indonesia sejak beberapa tahun secara resmi menghentikan pengiriman TKI ke lebih 20 negara ka kawasan itu. Tapi masih banyak perempuan Indonesia yang berangkat melalui jalur ilegal.
Iklan
Masih banyak perempuan Indonesia yang berangkat ke Timur Tengah lewat jalur ilegal untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Demikian temuan kelompok advokasi Migrant Care, yang menjadi fokus pemberitaan Thomson Reuters Foundation.
Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Ketenagakerjaan tahun lalu menegaskan kembali adanya moratorium pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke 21 negara Timur Tengah. Hal itu disampaikan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri sehubungan dengan eksekusi mati terhadap dua TKI Indonesia di Arab Saudi, Siti Zainab dan Karni Tarsim, April 2015.
Menurut Migrant Care, masih ada ratusan perempuan Indonesia yang berangkat ke Timur Tengah untuk bekerja. Antara Maret 2015 dan Mei 2016, organisasi ini mewawancarai 1.020 perempuan di bandara Soekarno Hatta. Survey Pengiriman PRT Migran Pasca Moratorium itu dilakukan emnyambut Hari Pekerja Rumah Tangga Internasional, 16 Juni 2016.
Sekitar 90 persen responden menyatakan mereka berangkat ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Qatar dan Kuwait, sisanya menuju Malaysia.
"Ini adalah angka yang sangat tinggi. Moratorium itu ada hanya di atas kertas," kata direktur eksekutif Migrant Care Anis Hidayah di sela-sela forum yang diselenggarakan untuk memperingati.
"Kesempatan di Indonesia terbatas. Jadi, pergi ke luar negeri menjadi salah satu alternatif, terutama bagi kaum perempuan. Karena upah mereka di sini sangat rendah," kata Anis kepada Thomson Reuters Foundation.
Andri Hadi, pejabat senior di Kementerian Luar Negeri, mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan untuk menghentikan pelanggaran moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, yang diberlakukan setelah banyaknya kasus perlakuan buruk dan pelanggaran hak asasi terhadap perempuan Indonesia yang bekerja di kawasan itu.
"Kami menyadari (kasus-kasus( in) dan kami akan mengambil beberapa kebijakan tegas untuk menghentikan praktek ini," kata Andri Hadi.
Tujuh Negara Tujuan Favorit TKI
Sebanyak lebih dari 6 juta tenaga kerja Indonesia saat ini bekerja di 146 negara di seluruh dunia. Tujuh di antaranya adalah negara yang paling banyak mempekerjakan buruh asal Indonesia.
Foto: Getty Images
#1. Malaysia
Dari tahun ke tahun Malaysia menjadi tujuan utama tenaga kerja asal Indonesia. Menurut data BNP2TKI, sejak tahun 2012 sudah lebih dari setengah juta buruh migran melamar kerja di negeri jiran itu. Tidak heran jika remitansi asal Malaysia juga termasuk yang paling tinggi. Selama tahun 2015, TKI di Malaysia mengirimkan uang sebesar dua miliar Dollar AS kepada keluarga di Indonesia.
Lebih dari 320.000 buruh Indonesia diterima kerja di Taiwan sejak tahun 2012. Lantaran Taiwan membatasi masa kerja buruh asing maksimal 3 tahun, kebanyakan TKI mendarat di sektor formal. Tahun lalu TKI Indonesia yang bekerja di Taiwan menghasilkan dana remitansi terbesar ketiga di dunia, yakni 821 juta Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Chang
#3. Arab Saudi
Sejak 2011 Indonesia berlakukan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Namun larangan itu cuma berlaku buat sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Sementara untuk sektor formal, Indonesia masih mengrimkan sekitar 150 ribu tenaga kerja ke Arab Saudi sejak tahun 2012. Dana yang mereka bawa pulang adalah yang tertinggi, yakni sekitar 2,5 miliar Dollar AS tahun 2015
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#4. Hong Kong
Sedikitnya 137 ribu TKI asal Indonesia diterima bekerja di Hongkong sejak 2012. Uang kiriman mereka pun termasuk yang paling besar, yakni sekitar 673,6 juta Dollar AS. Kendati bekerja di negara makmur dan modern, tidak sedikit TKI yang mengeluhkan buruknya kondisi kerja. Tahun 2014 silam ribuan TKW berunjuk rasa di Hong Kong setelah seorang buruh bernama Erwiana dianiaya oleh majikannya.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#5. Singapura
Menurut BNP2TKI, sebagian besar buruh Indonesia di Singapura bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Sejak 2012 sebanyak 130 ribu TKI telah ditempatkan di negeri pulau tersebut. Tahun 2015 saja tenaga kerja Indonesia di Singapura mengirimkan duit remitansi sebesar 275 juta Dollar AS ke tanah air.
Foto: Getty Images
#6. Uni Emirat Arab
Lebih dari 100 ribu tenaga kerja Indonesia ditempatkan di Uni Emirat Arab sejak tahun 2012. Dana remitansi yang mereka hasilkan pun tak sedikit, yakni 308 juta Dollar AS pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
#7. Qatar
Lantaran moratorium, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah banyak menurun. Qatar yang tahun 2012 masih menerima lebih dari 20 ribu TKI, tahun 2015 jumlahnya cuma berkisar 2400 tenaga kerja. Sejak 2012 sedikitnya 46 ribu buruh Indonesia bekerja di negeri kecil di tepi Arab Saudi itu. Hampir 100 juta Dollar AS dibawa pulang oleh TKI Indonesia tahun 2015 silam.
Foto: imago/imagebroker
7 foto1 | 7
"Kita harus memperkuat penegakan hukum kita, karena praktek ini ilegal dan melanggar hukum," kata Andri kepada Thomson Reuters Foundation.
Indonesia adalah salah satu pemasok utama tenaga pembantu rumah tangga untuk banyak negara, termasuk negara-negara di luar kawasan Timur Tengah seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Taiwan.
Kementerian Ketenagakerjaan memperkirakan ada sekitar 2,3 juta pekerja rumah tangga Indonesia yang terdaftar di luar negeri. Sedangkan jumlah pekerja yang ilegal, atau tidak berdokumen, jumlahnya kira-kira sama banyaknya.