Isak tangis Neymar dkk. setelah laga melawan Chile mendulang kontroversi di Brasil. Federasi nasional mengundang seorang psikolog, karena khawatir para pemain tidak mampu menahan beban psikologis
Iklan
Nama Regina Brandao belakangan sering terucap di media-media Brasil. Brandao adalah psikolog yang bertugas mengawal pemain-pemain tim nasional di Piala Dunia. Federasi nasional (CBF) memanggilnya setelah laga melawan Chile di babak perdelapan final.
Kehadiran Brandao bersumber pada kekhawatiran Brasil atas kemampuan pemain untuk menahan beban psikologis.
Apakah anda pernah bermain untuk sebuah tim yang sangat emosional sebelumnya? Apakah konsultasi psikologis penting jelang laga melawan Kolombia? Bagaimana Brandao bisa membantu tim? Lusinan pertanyaan semacam itu diarahkan kepada gelandang Selecao Ramires dan kiper cadangan Victor, Selasa (2/7). Keduanya menjawab datar, bahwa emosi para pemain sangat stabil.
Emosi adalah Sumber Motivasi
"Para pemain mengalami Piala Dunia secara intensif dan ini bisa membuat mereka sangat emosional. Tapi saya tidak melihatnya sebagai sesuatu yang negatif," kata Victor. "Intensitas dan kebanggan mewakili jutaan orang adalah salah satu sumber motivasi."
Ramires mengeluhkan media "memaksakan banyak hal dalam isu psikologis" dan ia juga menambahkan dirinya sering melihat pemain menangis di final Liga Champions Eropa. "Melawan Chile kami mengalami emosi yang berbeda karena udara panas dan pertandingan yang berlangsung selama 120 menit. Dan karena kami tahu ada 120 juta orang berharap kepada kami," ujarnya.
Sebagian pendukung Selecao berbeda pendapat. "Kapan mereka akan berhenti menangis dan mencoba mencetak gol!?," tukas Fernando Dias, pekerja bangunan di Teresopolis. "Mereka bergaji 2 juta Real (lebih dari 900.000 US Dollar) per bulan. Jika saya mendapat sebanyak itu, saya akan tertawa bahkan jika berada di kereta yang sedang tabrakan," ujar Pria 52 tahun tersebut.
Kegeraman yang sama disuarakan oleh bekas gelandang timnas, Carlos Alberto Torres, kapten Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1970 di Mexiko. "Tim ini menangis saat menyanyikan lagu nasional, saat mereka cedera, saat mereka menendang penalti... cukuplah!!"
rzn/hp (sid,dpa)
Piala Dunia 2014: Argentina dan Belgia Lolos
Argentina mengalahkan Swiss 1:0 lewat babak perpanjangan waktu. Sementara Belgia merebut tiket terakhir ke perdelapan final setelah menundukkan Amerika Serikat dalam laga sarat drama.
Foto: Reuters
Swiss Imbangi Argentina
Butuh usaha besar buat Argentina untuk mengandaskan perlawanan Swiss. Selama 45 menit pertama tim Tango menguasai jalannya pertandingan. Namun Swiss yang mengandalkan serangan balik cepat justru mencuat dengan dua peluang yang gagal dimanfaatkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Swiss Meniti Peluang
Salah satu peluang yang tercipta adalah ketika Granit Xhaka (ki) mendapat bola di dalam kotak penalti. Sayangnya tendangannya masih bisa dihalau kiper Sergio Romero. Argentina sebaliknya mencoba merangkai serangan maut. Namun upaya tersebut selalu berhasil digagalkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Romero Selamatkan Argentina
Dominasi Lionel Messi dkk. bertahan di babak kedua. Namun di sisi lain serangan-serangan Swiss semakin tajam dan mengancam. Berulangkali Romero harus berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Foto: Reuters
Messi lalu Di Maria dan Gol
Pada babak pertama perpanjangan waktu Swiss lebih menggigit, sementara Argentina minim kreativitas. Cuma kesalahan bek Swiss, Lichtsteiner yang kehilangan bola dan kemudian mengundang Argentina buat menusuk ke jantung pertahanan yang dikawal Fabian Schär. Hasilnya Angel di Maria yang menerima umpan Messi berhasil merobek gawang Benaglio.
Foto: Reuters
Belgia Pupuskan Mimpi Amerika
Strategi Belgia menjadi jelas di awal-awal pertandingan. Pelatih Marc Wilmots menginstruksikan anak asuhnya untuk bergerak cepat mengepung pertahanan Amerika Serikat. Hasilnya penyerang Rode Duivels, Divock Origi dan Kevin de Bruyne mendulang peluang. Hanya penampilan apik kiper Tim Howard saja yang membuat Amerika Serikat tetap bernafas.
Foto: Reuters
Belgia Menekan, AS Mengintai
Setelah 30 menit pertama yang ditandai dengan penampilan garang Belgia, kedua tim mulai memperlambat permainan. Terlebih baik Belgia maupun Amerika Serikat terkesan minim akurasi ketika membangun serangan. Ketika Belgia terus menekan, Amerika Serikat rajin mengintai celah.
Foto: Reuters
Wasit Anulir Gol Belgia
Gol yang dibuat oleh Origi ini tidak mendapart restu wasit. Sang penyerang pun terlihat geram. Peluang buat setan merah Eropa itu datang silih berganti. Namun kiper Tim Howard terlalu kokoh buat ditembus.
Foto: Reuters
Tegang di San Francisco
Pendukung Amerika Serikat yang berkumpul di Public Viewing di kota San Fransisco menahan nafas di penghujung babak kedua. Namun Belgia gagal memanfaatkan lusinan peluang yang tercipta. Sebaliknya AS nyaris membobol gawang Curtois. Namun tendangan Wondolowski mengenai mistar gawang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Perpanjangan Waktu
Gelandang VfL Wolfsburg, Kevin de Bruyne akhirnya mencetak gol pembuka kemenangan Belgia di meniit ke-93. Tidak lama berselang Lukaku menggandakan keunggulan timnya menjadi 2:0. Tapi Amerika Serikat enggan menyerah dan mengepung pertahanan Belgia yang mulai didera kelelahan.
Foto: Reuters
Drama Berakhir oleh Waktu
Julian Green, membuat harapan buat AS dengan mencetak gol di menit ke-107. Skuad Jürgen klinsmann itu menampilkan perlawanan sengit. Namun akhirnya waktu tidak sedang berpihak. Belgia pun melanggeng ke babak perempat final-