Britney Spears menyerukan solidaritasnya terhadap aksi protes Iran, yang justru membuat kantor berita milik pemerintah Iran mengecam sang bintang.
Iklan
Berawal dari satu cuitan di antara banyaknya cuitan di media sosial yang menyerukan bentuk solidaritas atas aksi protes di Iran, yang telah berlangsung di penjuru negeri selama hampir sebulan terakhir. Bentuk protes warga Iran, usai kematian seorang perempuan muda asal Kurdi, Jina Mahsa Amini.
Bedanya, cuitan kali ini berasal dari Britney Spears, penyanyi asal Amerika Serikat.
"Saya & suami saya akan terus bersama dengan rakyat Iran yang tengah berjuang demi kebebasan," cuit Britney Spears, bintang pop AS yang telah menikah dengan seorang model, aktor, sekaligus pelatih kebugaran Sam Asghari, sejak Juni lalu.
Asghari lahir di Teheran dan mulai menetap di AS sejak remaja. Terlihat dalam profil akun Instagram-nya, dia secara berkala mengunggah posting-an tentang situasi terkini di Iran. Dalam salah satu video, dia mengkritik "rezim teror” pemerintahan Iran tersebut.
Kantor berita Iran kini mengecam Britney Spears
Kantor berita Iran IRNA menggunakan cuitan Spears sebagai kesempatan untuk kembali mengingatkan publik bahwa selama beberapa tahun, Spears telah lama berada di bawah pengawasan sang ayah dan menyiratkan jika ia memiliki masalah kesehatan mental.
Iklan
Melalui serangan pribadi tersebut, IRNA tampaknya menunjukkan bahwa Britney Spears tidak memenuhi syarat untuk membuat suatu pernyataan terkait masalah yang tengah dihadapi pemerintah Iran saat ini.
Strategi media sosial ini dapat dilihat sebagai upaya media pemerintah Iran untuk mengalihkan perhatian warga dari aksi protes mereka dan juga mengalihkan perdebatan.
Kantor berita Iran sebelumnya menggunakan strategi yang sama sebagai reaksi atas unggahan bintang pop AS Shakira. Penyanyi itu telah menulis di akun Twitter dan Instagram-nya bahwa hatinya "bersama keluarga Mahsa Amini dan para perempuan serta siswi-siswi Iran dan juga semua orang yang tengah berjuang untuk mengekspresikan kebebasan mereka."
IRNA kemudian mengunggah sebuah gambar meme yang mengklaim bahwa Shakira justru mengabaikan tindak kekerasan polisi terhadap perempuan di AS dan Arab Saudi.
Banksy Kembali Menggebrak dengan Mural Politisnya
Seniman grafiti misterius paling legendaris dari Inggris, Banksy, kembali beraksi dengan karya seni paling anyar. Berikut beberapa karya "Sprayaction" yang paling beken.
Foto: Getty Images/AFP/T. Akmen
Semua dalam perahu yang sama
Karya ini muncul pada dinding di taman Nicholas Everitt, Lowestoft, Inggris (07/08) dan diyakini sebagai karya paling anyar Banksy. Seminggu kemudian seniman misterius itu mengklaim lewat Instagram, dia bertanggung jawab untuk lukisan itu bersama dengan serial lukisan grafiti di beberapa kota pesisir Inggris yang disebutnya "A Great British Spraycation.
Foto: PA/AP/picture alliance
Louise Michel, kapal penyelamat pengungsi
Banksy pernah mendanai sebuah kapal penyelamat pengungsi dari Afrika Utara ke Eropa. Dinamai Louise Michel, yang mengacu pada anarkis feminisme Prancis abad ke-19, dihiasi cat berwarna merah muda dan grafiti seniman jalanan itu. Dikutip dari “The Guardian”, 89 orang diselamatkan pada Kamis (12/08). Sejak awal 2020, setidaknya 500 imigran meninggal dunia saat menyeberangi laut Mediterania.
Foto: Louise Michel
Pernyataan rasialisme sistematik
Sebuah lilin membakar bendera AS. Pada Juni 2020, melalui lukisan di akun Instagramnya, Banksy mengkritik pembunuhan atas George Floyd dan menghormati gerakan ’Black Lives Matter’. “Orang kulit berwarna, dihancurkan sistem. Sistem Kulit Putih,” tulisnya. "Jika orang kulit putih tidak memperbaikinya, seseorang akan datang dan melawannya,” tambahnya.
Foto: Reuters/Instagram/@banksy
Pahlawan super saat pandemi COVID-19
Batman dan Spiderman merupakan pahlawan masa lalu. Anak ini memilih bermain dengan boneka perawat bermasker dan pakaian pelindung. Saat foto ini terungkap awal Mei 2020, Banksy mengapresiasi kontribusi para dokter, perawat, dan pekerja di rumah sakit selama pandemi COVID-19.
Foto: Reuters/Banksy Imstagram
Siap berangkat?
Desember 2019, Banksy mengunggah sebuah video, menunjukkan mural rusa kutub bersiap terbang, bukan membawa Sinterklas, melainkan seorang pria tuna wisma, untuk menunjukkan penderitaan mereka. “Tuhan memberkati Birmingham,” tulis seniman itu. “Dalam 20 menit kami merekam Ryan di kursi ini, pejalan kaki memberi minuman coklat panas, dua buah kue coklat, dan pemantik, tanpa dimintanya.”
Foto: Reuters/Instagram/@banksy
Parlemen yang terdesentralisasi di Inggris
‘Parlemen yang terdesentralisasi’ diciptakan seniman jalanan yang elusif tahun 2009, menampilkan simpanse, bukan politisi parlemen Inggris. Di tengah kekisruhan karena Brexit, karya tersebut mewakili keadaan politik Inggris. Lukisan berukuran 2,8 x 4,5 meter itu dilelang pada Oktober 2019 di London dengan harga sekitar Rp185 miliar.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/G. Alexopoulos
Dan separuhnya hilang…
Pelelangan lain di Sotheby, London juga menggemparkan. Sesaat setelah lukisan “Gadis dengan Balon” Banksy terjual seharga sekitar Rp 20 miliar tahun 2018, lukisan itu hancur sendiri karena penghancur ada di bingkai bawahnya, tetapi prosesnya tidak selesai. Menjelma menjadi “Cinta di Tempat Sampah.” Motif pertama yang muncul tahun 2002 jadi mural di London.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Lebih baik dipamerkan ketimbang dilelang
Memperoleh jutaan poundsterling dari lukisan “Parlemen yang Terdesentralisasi” memicu banyak kritik karena tidak ada informasi pembelinya. Banksy kemudian memamerkan karyanya di sebuah toko benama Gross Domestic Product, yang tiba-tiba muncul di London sebagai respons dan mengatakan karya yang dilelang jadi milik orang kaya ketimbang milik bersama publik.
Foto: Getty Images/P. Summers
Dunia Banksy
Banksy merupakan salah satu seniman jalanan paling terkenal di dunia, tetapi identitasnya masih rahasia. Lukisan dan gambarnya di kertas jadi karya langka. Sebaliknya, seniman Inggris itu menggambar karyanya secara anonim di gedung, dinding, dan reruntuhan. Seni mural jalanan yang tidak untuk dijual.
Foto: picture-alliance/dpa/MAXPPP/A. Marchi
Steve Jobs
Tema karyanya yang berulang, menampilkan sifat predator dari kapitalis dunia. Banksy melukis muralnya di pintu masuk perkemahan pengungsi di Calais, Prancis. Figur di gambar itu adalah mendiang pendiri Apple, Steve Jobs, membawa komputer legenda Mac pertama. Ayahnya berasal dari Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Spingler
Pernyataan tentang Brexit
Banksy memamerkan karyanya pada perdebatan Brexit di Inggris tahun 2017. Gambar ini muncul pada sebuah dinding rumah, tidak jauh dari pelabuhan ferry Dover yang menunjukkan seorang pria dengan tangga berusaha menghapus salah satu bintang Uni Eropa dengan palu dan pahat. Gambar tersebut saat ini sudah hilang dihapus orang tak dikenal.
Foto: Reuters/H. McKay
Konflik Israel-Palestina
Seniman jalanan Inggris pernah membuat karya terkait konflik Israel-Palestina. Tahun 2017, Banksy membuka hotel “The Walled Off”. Sebuah hotel untuk pamerannya di Bethlehem yang berlokasi tepat di samping perbatasan Tepi Barat Israel yang kontroversial. Dia juga meninggalkan beberapa karyanya di kota bersejarah ini sejak 2005 sebagai “Wisata Banksy.”
Foto: Getty Images/I. Yefimovich
Perang bukan permainan anak
Satu fakta yang diketahui tentang identitas Banksy adalah berasal dari Bristol, Selatan Inggris. Dia pindah ke Inggris akhir 90-an dan mulai melukis pesan gambar di dinding di lokasi tertentu. Dia kembali ke Bristol tahun 2016 dan meninggalkan muralnya di sebuah SD di Whitchurch.
Foto: picture-alliance/dpa/N.Munns
Krisis iklim global
Sebagai seniman, Banksy selalu punya pandangan visioner. Semua karyanya, sering mengkritik masalah politik di masa depan, misalnya pemanasan global, seperti di gambar ini. Dia melukisnya di London tahun 2009, jauh sebelum Donald Trump mengatakan kalimat ini dengan nada serius.
Foto: picture-alliance/empics/Zak Hussein
Kritik terhadap media
Banksy mengecam kebrutalan media yang membuat berita sensasional terkait korban perang dan serangan teroris. Tergambar dari karya “Media saat Perang,” yang tidak dilukis di dinding, seperti karya lainnya, agar bisa dipajang di sebuah galeri. Salah satunya di London, tahun 2018. (mh/as)
Foto: Getty Images/AFP/T. Akmen
15 foto1 | 15
Berjuang demi kebenaran di media sosial
Di akun Twitter-nya, kantor berita Iran yang berada di bawah arahan Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam, secara terbuka mengkritik bintang-bintang yang menggunakan popularitas mereka di media sosial untuk mengecam situasi terkini di Iran. Agensi berita tersebut mengklaim bahwa para bintang itu menggunakan pengaruh mereka untuk membuat "berita palsu."
Britney Spears dan Shakira bukan satu-satunya bintang papan atas yang menyerukan dukungan mereka atas isu protes Iran tersebut.
Model Bella Hadid, musisi Justin Bieber serta aktris Olivia Coleman dan Angelina Jolie juga ikut angkat suara. Banyak selebriti yang memotong rambut mereka sebagai bentuk aksi solidaritas mereka.
Pemenang Penghargaan Buku Jerman 2022, penulis non-biner Kim de l'Horizon, telah mengambil langkah yang lebih jauh: dia mencukur semua rambutnya saat pidato penerimaan anugerah di Frankfurt pada 18 Oktober 2022 lalu. (kp/yf)