1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Sang Profesor Tinggalkan Laboratoriumnya

20 April 2018

Setelah kurang lebih 22 tahun menangani Arsenal, Arsene Wenger memutuskan untuk meninggalkan klub asal London tersebut. Prestasinya pun memukau dengan torehan tiga trofi Premier League dan tujuh trofi Piala FA.

AC Milan v Arsenal - UEFA Europa League - Round of 16 - Fußball Trainer Wenger
Foto: picture-alliance/empics/T. Goode

Walau demikian kini pelatih asal Perancis tersebut sering kali dilontarkan kritik baik dari mantan pemain Arsenal mau pun dari para pendukung. Hal ini bukan tanpa sebab. Performa Arsenal yang kian merosot di Liga Inggris-lah yang menjadi alasan utama. Klub tersebut terakhir kali menjuarai liga pada tahun 2004. Sejak saat itu Arsenal mengalami beberapa kali kesulitan untuk bersaing mendapatkan trofi.

Penampilan Arsenal di liga pada musim ini juga belum menunjukkan performa yang diharapkan. Saat ini Arsenal berada pada urutan ke-enam terpaut 33 poin dari pemuncak klasemen Manchester City yang telah memastikan juara akhir pekan lalu. Arsenal telah menelan 11 kekalahan sepanjang musim ini. Meski kontrak Wenger masih menyisakan satu tahun, ia memilih meninggalkan klub yang dibesutnya selama 22 tahun.

Performa Arsenal di kompetisi Liga Inggris musim ini kurang memuaskan dengan 16 kemenangan, 11 kekalahan dan 6 hasil seri.Foto: Reuters/D. Klein

"Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati dan melakukan diskusi dengan klub, saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mundur pada akhir musim," kata Wenger dalam pernyataannya di situs web Arsenal. "Saya bersyukur karena memiliki hak istimewa untuk melayani klub selama bertahun-tahun yang tak terlupakan," tambahnya.

Rekor tanpa kekalahan

"Saya mengelola klub dengan komitmen dan integritas penuh. Saya ingin berterima kasih kepada staf, para pemain, para direktur dan para pendukung yang membuat klub ini begitu istimewa. Saya mendorong para pendukung kami untuk berdiri di belakang tim agar mereka dapat menyelesaikan pada level yang tinggi. Untuk semua pecinta Arsenal peliharalah nilai-nilai klub. Cinta dan dukungan saya untuk selama-lamanya,” tulis Wenger.

Nama Arsene Wenger di dunia sepakbola bukan tanpa harum. Salah satu prestasi yang paling cemerlang adalah saat ia membawa Arsenal meraih trofi Liga Inggris pada tahun 2004. Saat itu Arsenal merajai Inggris dengan 26 kemenangan dan 12 hasil seri. Tanpa kekalahan dari 38 pertandingan. Sampai sekarang rekor tersebut belum terpatahkan.

Kepercayaan terhadap pemain muda

Selain itu, julukannya 'Sang Profesor' bukan tanpa alasan. Dengan filosofi bermainnya yang atraktif dan kerap menyerang. Wenger sering kali mengorbitkan pemain-pemain muda ke dunia profesional. Sebut saja Cesc Fabregas, Robin van Persie dan Thierry Henry. Ketiga pemain tersebut bergabung pada usia muda dan dapat mencapai penampilan terbaik dalam waktu yang cukup singkat. Skuat Arsenal musim ini pun diisi beberapa pemain muda didikan akademi seperti Alex Iwobi dan Héctor Bellerín.

Penciuman sang profesor akan bakat muda tak diragukan lagi. Ia dapat merekrut dan "meracik" para pemain muda tersebut dalam "laboratorium" Arsenal.

Sesama pelatih penggemar bakat muda, Juergen Klopp pun sumbang suara akan kepergian Wenger. "Dia selalu mengembangkan tim, membawa pemain fantastis. Dia adalah seseorang yang mendominasi di pertengahan tahun 90-an dan awal 2000-an, memenangkan segalanya dan memainkan sepakbola yang hebat," kata pelatih Liverpool tersebut. Saya mendoakan yang terbaik untuknya dan semoga saya dapat bertemu dengannya lagi dan berbicara secara personal," tambahnya.

Kompetisi yang masih memberikan harapan juara untuk Wenger dan Arsenal adalah Liga Europa. Saat ini Arsenal adalah semi-finalis.Foto: imago/PA Images/J. Walton

Warisan terakhir

Beberapa calon suksesor Wenger beredar dalam rumor. Brendan Rodgers, Patrick Vieira dan Carlo Ancelotti adalah yang menjadi favorit. Namun sebelum berbicara siapa pelatih yang akan menggantikannya, mungkin Wenger dapat memberikan warisan terakhir untuk Arsenal. Kompetisi Liga Europa masih memberikan kans padanya untuk dijuarai.

Tetapi untuk mencapai hal itu Arsenal harus menghadapi Atletico Madrid pada laga semifinal yang akan berlangsung dua leg yakni pada 26 April dan 3 Mei 2018. Dapatkah sang profesor memberikan satu lagi memori indah pada Arsenal? Patut dinanti.

yp/hp (berbagai sumber)