Setelah kurang lebih 22 tahun menangani Arsenal, Arsene Wenger memutuskan untuk meninggalkan klub asal London tersebut. Prestasinya pun memukau dengan torehan tiga trofi Premier League dan tujuh trofi Piala FA.
Iklan
Walau demikian kini pelatih asal Perancis tersebut sering kali dilontarkan kritik baik dari mantan pemain Arsenal mau pun dari para pendukung. Hal ini bukan tanpa sebab. Performa Arsenal yang kian merosot di Liga Inggris-lah yang menjadi alasan utama. Klub tersebut terakhir kali menjuarai liga pada tahun 2004. Sejak saat itu Arsenal mengalami beberapa kali kesulitan untuk bersaing mendapatkan trofi.
Penampilan Arsenal di liga pada musim ini juga belum menunjukkan performa yang diharapkan. Saat ini Arsenal berada pada urutan ke-enam terpaut 33 poin dari pemuncak klasemen Manchester City yang telah memastikan juara akhir pekan lalu. Arsenal telah menelan 11 kekalahan sepanjang musim ini. Meski kontrak Wenger masih menyisakan satu tahun, ia memilih meninggalkan klub yang dibesutnya selama 22 tahun.
"Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati dan melakukan diskusi dengan klub, saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mundur pada akhir musim," kata Wenger dalam pernyataannya di situs web Arsenal. "Saya bersyukur karena memiliki hak istimewa untuk melayani klub selama bertahun-tahun yang tak terlupakan," tambahnya.
Rekor tanpa kekalahan
"Saya mengelola klub dengan komitmen dan integritas penuh. Saya ingin berterima kasih kepada staf, para pemain, para direktur dan para pendukung yang membuat klub ini begitu istimewa. Saya mendorong para pendukung kami untuk berdiri di belakang tim agar mereka dapat menyelesaikan pada level yang tinggi. Untuk semua pecinta Arsenal peliharalah nilai-nilai klub. Cinta dan dukungan saya untuk selama-lamanya,” tulis Wenger.
Inilah Bintang Sepakbola Yang Gagal Berlaga di Piala Dunia 2018
Belum dimulai, Piala Dunia 2018 sudah kehilangan sejumlah nama-nama mentereng. Arjen Robben, Gareth Bale dan Aubameyang termasuk di antaranya. Siapa lagi bintang sepakbola yang gagal merebut tiket ke Rusia?
Foto: Getty Images/M. Hewitt
Arjen Robben, Belanda
Kemenangan 2:0 atas Swedia dan dua gol yang dicetak Arjen Robben gagal membawa Belanda ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia. Tim Oranye kekurangan lima gol untuk merebut tiket menuju perhelatan terakbar sejagad itu. Hasilnya Arjen Robben yang kini telah berusia 33 tahun memutuskan pensiun dari tim nasional.
Foto: imago/VI Images
Gareth Bale, Wales
Setelah berhasil mencapai babak semifinal di Piala Eropa 2016, kini Wales harus menelan pil pahit lantaran gagal merebut tiket ke Rusia. Bale yang cedera harus melihat bagaimana mimpinya berlaga di Piala Dunia berakhir di kota kelahirannya sendiri, Cardiff. Di sana Wales takluk 0:1 dari Irlandia dalam laga penentuan.
Foto: Getty Images/M. Hewitt
Pierre-Emerick Aubameyang, Gabun
Karir Aubameyang di Borussia Dortmund sebenarnya tengah melambung setelah turut dinominasikan untuk mendapat gelar pemain terbaik Ballon d'Or. Namun kisah manis tersebut gagal ia wujudkan bersama tim nasional Gabun. Setelah takluk 0:3 dari Maroko, Gabun kehilangan peluang terakhir mencapai putaran final di Rusia.
Foto: Getty Images/AFP/G. Bouys
Alexis Sanchez dan Arturo Vidal, Chile
Adalah sebuah petaka bahwa Alexis Sanchez dan Arturo Vidal hanya akan menjadi penonton selama Piala Dunia 2018. Vidal yang tidak boleh merumput lantaran akumulasi kartu kuning harus menyaksikan bagaimana Chile dipermalukan Brazil 0:3, meski diperkuat bintang Arsenal Alexis Sanchez. Akibatnya la Roja hanya bertengger di peringkat enam klasemen.
Foto: picture alliance /dpa/Tass/S. Krasilnikov
Naby Keita, Guinea
Meski berhasil mencetak gol di babak pertama, Naby Keita gagal memastikan kemenangan timnya dari amukan Tunisia dalam laga yang berakhir 1:4. Akibatnya bintang Leipzig yang musim depan bakal berkostum Liverpool ini terpaksa menyaksikan Piala Dunia 2018 dari kursi penonton.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M.Chenguang
David Alaba, Austria
Pun Austria yang cuma mampu bertengger di peringkat empat Grup D harus berpisah dari impian berlaga di Rusia. Tim asuhan Marcel Koller itu gagal menghentikan sepak terjang Serbia dan Irlandia. Kini Alaba mendapat hujan kritik lantaran perfrormanya yang dianggap menurun. Tanpa bintang Bayern München itu Austria memenangkan empat laga terakhir di babak penyisihan.
Foto: picture-alliance/dpa/SvenSimon
Henrikh Mkhitaryan, Armenia
Setelah cuma mampu membukukan peringkat kelima grup E, Armenia harus menerima kenyataan pahit gagal berlaga di Piala Dunia 2018. Bahkan sepak terjang bintang Manchester United, Henrikh Mkhitaryan tidak mampu mengubah hasil seri 1:1 melawan Kazakhstan.
Foto: picture-alliance/AA/V.Baghdasaryan
Christian Pulisic, Amerika Serikat
Untuk pertamakalinya sejak 1986 Piala Dunia bakal bergulir tanpa Amerika Serikat. Setelah takluk 1:2 dari Trinidad dan Tobago, Amerika Serikat harus merelakan tiket terakhir ke Rusia kepada tim gurem, Panama. Akibatnya Christian Pulisic yang digadang-gadang bakal menjadi bintang masa depan Borussia Dortmund harus menyaksikan jalannya putaran final dari kursi penonton.
Foto: Imago/ZumaPress
8 foto1 | 8
Nama Arsene Wenger di dunia sepakbola bukan tanpa harum. Salah satu prestasi yang paling cemerlang adalah saat ia membawa Arsenal meraih trofi Liga Inggris pada tahun 2004. Saat itu Arsenal merajai Inggris dengan 26 kemenangan dan 12 hasil seri. Tanpa kekalahan dari 38 pertandingan. Sampai sekarang rekor tersebut belum terpatahkan.
Kepercayaan terhadap pemain muda
Selain itu, julukannya 'Sang Profesor' bukan tanpa alasan. Dengan filosofi bermainnya yang atraktif dan kerap menyerang. Wenger sering kali mengorbitkan pemain-pemain muda ke dunia profesional. Sebut saja Cesc Fabregas, Robin van Persie dan Thierry Henry. Ketiga pemain tersebut bergabung pada usia muda dan dapat mencapai penampilan terbaik dalam waktu yang cukup singkat. Skuat Arsenal musim ini pun diisi beberapa pemain muda didikan akademi seperti Alex Iwobi dan Héctor Bellerín.
Kisah Eman Sulaeman, Kiper Satu Kaki yang Banjir Prestasi
Perjalanan hidup Eman Sulaeman tidak cuma menjadi inspirasi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Disabilitas tidak mengendurkan semangatnya buat mewujudkan impian bermain sepakbola.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Kucing Gawang yang Curi Perhatian
Di dunia yang sepenuhnya bergantung pada kesempurnaan fisik, sosok Eman Sulaeman mencolok dengan dua kakinya yang cacat. Ia adalah kiper dan pernah berkiprah di Piala Dunia Tunawisma di Glasgow, Skotlandia, 2016 silam. Penampilannya yang cekatan dan tegas mengomandoi barisan pertahanan membuat penonton lupa akan kekurangan fisik yang dia miliki.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Pembentukan Karakter Sejak Dini
Eman terlahir dengan keterbatasan fisik. Kedua kakinya tidak tumbuh sempurna. Dengan kondisi disabilitas tersebut, ia tidak jarang mendapat cibiran atau dianggap berbeda. Namun Eman tidak berkecil hati dan malah memilih sepakbola sebagai hobi yang ia geluti hingga dewasa. "Saya menangis berhari-hari meminta orangtua untuk membelikan bola," kisahnya seperti dilansir AFP.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Disabilitas Bukan Halangan
Berkat sepakbola Eman tumbuh bugar dan perkasa. Selama bermain ia terbiasa bertumpu pada kaki kanannya yang sepanjang betis dan tangan kiri untuk menyeimbangkan kaki kirinya yang hanya sepanjang paha. Selama bertahun-tahun ia berlatih sambil berkaca pada legenda kiper Belanda, Edwin van der Sar.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mewakili Merah Putih
Hasilnya Eman terpilih mewakili Indonesia untuk berlaga di ajang Homeless World Cup 2016 silam. Prestasi itu masih dikenangnya hingga kini. "Nggak pernah terbayang, awalnya cuma saya pikir untuk menyalurkan hobi dan senang-senang sama teman saja, nggak kebayang bisa mewakili Indonesia di ajang dunia," ujarnya kepada Tribun.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Bertabur Pujian Dunia
Di sana ia mendulang pujian dari media-media internasional dan menyabet predikat penjaga gawang terbaik. Namun buat Eman penghargaan tersebut tidak banyak mengubah situasi hidupnya. Ia tetap mengurus klub futsal yang ia dirikan dan rajin berlatih agar bisa berlaga menjaga gawang. Klubnya itu adalah sumber kebahagiaan buat sang kiper.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Sepakbola Lawan Diskriminasi
Eman merasa bersyukur karena bisa mewujudkan mimpinya bermain bola. "Saya sangat mencintai sepakbola. Olahraga ini membantu saya melawan diskriminasi yang saya hadapi sejak kecil," ujarnya seperti dikutip Liputan6.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
6 foto1 | 6
Penciuman sang profesor akan bakat muda tak diragukan lagi. Ia dapat merekrut dan "meracik" para pemain muda tersebut dalam "laboratorium" Arsenal.
Sesama pelatih penggemar bakat muda, Juergen Klopp pun sumbang suara akan kepergian Wenger. "Dia selalu mengembangkan tim, membawa pemain fantastis. Dia adalah seseorang yang mendominasi di pertengahan tahun 90-an dan awal 2000-an, memenangkan segalanya dan memainkan sepakbola yang hebat," kata pelatih Liverpool tersebut. Saya mendoakan yang terbaik untuknya dan semoga saya dapat bertemu dengannya lagi dan berbicara secara personal," tambahnya.
Warisan terakhir
Beberapa calon suksesor Wenger beredar dalam rumor. Brendan Rodgers, Patrick Vieira dan Carlo Ancelotti adalah yang menjadi favorit. Namun sebelum berbicara siapa pelatih yang akan menggantikannya, mungkin Wenger dapat memberikan warisan terakhir untuk Arsenal. Kompetisi Liga Europa masih memberikan kans padanya untuk dijuarai.
Tetapi untuk mencapai hal itu Arsenal harus menghadapi Atletico Madrid pada laga semifinal yang akan berlangsung dua leg yakni pada 26 April dan 3 Mei 2018. Dapatkah sang profesor memberikan satu lagi memori indah pada Arsenal? Patut dinanti.
Sripun Pelajar SMP Semarang Bajak Instagram David Beckham
Sripun mengambil alih fitur Instagram Stories Beckham pada hari itu. Pada kesempatan tersebut Sripun memperkenalkan murid-murid lain yang tergabung dalam agen perubahan serta anti-bullying.
Legenda sepakbola Inggris tersebut mengatakan telah terinspirasi oleh seorang siswi SMP di Semarang bernama Sripun. Dia merupakan murid SMPN 17 Semarang yang berjuang untuk menghapus bullying di sekolahnya.
“Remaja. Inspirasi. Pembuat perubahan," tulis Beckham soal Sripun. "Dia telah menghadapi perundungan di sekolah dan merasa dikucilkan oleh teman-temannya namun ia tetap fokus untuk mendukung murid lain melalui masa sulit tersebut," tulisnya lebih lanjut. Kini Sripun menjadi agen perubahan dan mengilhami pelajar lain untuk menghentikan perundungan sehingga semua siswa dapat belajar dengan aman.
Sripun juga mengambil alih fitur Instagram Stories Beckham pada hari itu. Pada kesempatan tersebut Sripun memperkenalkan murid-murid lain yang tergabung dalam agen perubahan serta anti-bullying.
Beckham dan Sripun juga berpose berdua dalam fitur video pendek aplikasi media sosial tersebut. Pelajar SMP tersebut juga mengunggah gambar kutipan favoritnya dalam mengentaskan perundungan secara verbal di sekolah. "Panggil aku dengan namaku," unggahnya. yp/vlz (unicef, irishexaminer)