Arab Saudi mulai akhir pekan ini kembali menunjukkan film di bioskop, setelah larangan pemutaran film dicabut.
Iklan
Bioskop permanen pertama di Arab Saudi sudah bisa beroperasi awal bulan Maret, setelah pihak kerajaan mencabut larangan pemutaran film. Langkah ini adalah bagian dari upaya reformasi dan liberalisasi, yang juga memperbolehkan perempuan Arab Saudi mengemudi mobil dan menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion.
Untuk saat ini, otoritas Arab Saudi mengeluarkan peraturan sementara dan melengkapi gedung budaya di Jeddah yang dilengkapi dengan proyektor, karpet merah dan mesin popcorn.
Nonton Bioskop Ditemani Bulan dan Bintang
Udara musim panas yang menyengat tak menghalangi pencinta film di Jerman melewati malam dengan nonton bioskop di sinema udara terbuka di bawah langit bertaburan bintang. Pilihan filmnya pun beragam.
Foto: Daimler AG
Tempat Nyaman di Taman
Ingin nonton film sembari berpiknik dengan santai? Di sinema udara terbuka Berlin di Friedrichshain, keduanya mungkin. Pengunjung dapat mencari tempat di bangku taman atau meja kafe tepat di depan layar tancap, atau menggelar alas yang nyaman di atas rumput dengan berbekal selimut serta keranjang piknik.
Foto: picture-alliance/dpa
Hawa Antik
'Kino, Mond & Sterne' atau 'Bioskop, Bulan dan Bintang' telah mempertontonkan film di udara terbuka Westpark, München, sejak tahun 1995. Penonton bisa duduk di 13 undakan batu amfiteater berbentuk setengah lingkaran dan mencermati layar yang ditancapkan ke sebuah panggung di tepi Westsee. Begitu film selesai, penikmat film dapat nongkrong di taman urban, bersantai atau pesta barbekyu.
Foto: KINO, MOND & STERNE
Olympiapark München
Lokasi Olimpiade 1972 ini masih digunakan untuk beragam acara, dan populer sebagai tujuan pencinta olahraga dan tempat berjalan kaki. Olympiapark München juga menjadi satu-satunya sinema udara terbuka di Jerman yang menayangkan film-film 3D. Dari pertengahan Mei hingga pertengahan September, penayangan film pada tengah hari bahkan sudah mungkin berkat teknologi LED.
Foto: Kino am Olympiasee
Sinema Pinggir Elbe
Nonton bioskop malam hari di bawah bintang-bintang di pinggir Sungai Elbe di Dresden termasuk pengalaman sinema terbaik di Jerman. Dikelilingi pemandangan kota tua yang bermandikan cahaya lampu, film-film disajikan mulai dari bulan Juni hingga September. Dengan kapasitas sebanyak 3.300 tempat duduk, nonton bioskop udara terbuka di pinggir Elbe merupakan yang terbesar di Jerman.
Foto: Toni Kretschmer – Filmnächte am Elbufer
Suasana Khidmat
Di kota Alpirsbach di Baden-Württemberg, hingga 300 pencinta film dapat menikmati hiburan malam hari yang disematkan di antara tembok-tembok batu pasir biara Benediktin. Pengunjung dapat melepas dahaga dengan bir lokal yang diproduksi pabrik pembuatan bir di samping biara.
Foto: Matthias Zizelmann
Film dan Industri
Di Duisburg, film bisa dibilang hiburan sampingan. Berlatar belakang oven udara memukau yang sudah tidak beroperasi lagi, film-film menghiasi layar perak pada lebih dari 40 malam musim panas. Kelar setiap penayangan, sebuah pertunjukan cahaya menyinari bekas pabrik peleburan itu dengan lautan warna fantastis.
Foto: filmforum GmbH/Thomas Berns
Ikon Film Bisu
Pada pekan kedua bulan Agustus, pelataran Universitas Bonn menjadi hidup berkat film-film bisu klasik. Mahakarya yang dibintangi Marlene Dietrich, Buster Keaton dan Charlie Chaplin hanya menjadi bagian kecil dari program Festival Film Bisu Internasional ke-30. Persis seperti masa lalu, film-film yang diputar secara gratis ini tayang diiringi musik live.
Foto: T. Beu
Tak Lagi Durjana
Di Hamburg, pencinta film memadati Schanzenpark untuk menikmati film-film musim panas. Areal yang dulunya dikenal rawan aktivitas ilegal dan kriminal ini, sekarang telah menjadi bagian penting bagi lanskap kultur kota. Selain film populer Hollywood, film-film independen dan dokumenter juga ikut masuk program acara.
Foto: Outdoor Cine GmbH
Seni dalam Barak
Di Ludwigsburg, film dipertontonkan di udara terbuka Karlskaserne - barak-barak militer yang dibangun pada awal abad ke-20. Pernah digunakan sebagai areal latihan militer, lokasi ini sekarang menjadi tempat menikmati beragam suguhan kreatif. Film-film dipertunjukkan di sini setiap musim panas, tepatnya pada dua minggu pertama bulan Agustus.
Foto: KinoKult e.V.
Atmosfer Futuristis
Juga pada bulan Agustus, Museum Mercedes-Benz di Stuttgart disulap menjadi sinema udara terbuka. Pada lebih dari 16 malam penayangan, hingga 700 penonton menikmati film-film populer dan klasik di lokasi futuristis ini.
Foto: Daimler AG
10 foto1 | 10
"Sampai sekarang, tidak ada infrastruktur untuk bioskop, jadi kami mencoba memanfaatkan tempat alternatif untuk mendekati bentuk sinematik," kata Mamdouh Salim, yang menyelenggarakan pemutaran film selama satu minggu.
"Kami mencoba menggunakan film-film ini untuk menjadi titik awal setelah keputusan pada 11 Desember untuk mengizinkan bioskop."
Bioskop dilarang di Arab Saudi pada awal tahun 1980an di bawah tekanan dari kelompok Islam yang ingin masyarakat menuruti aturan yang lebih konservatif dan melarang bercampurnya publik lelaki dan perempuan.
Langkah reformasi yang diprakarsai Putra Mahkota Mohammed bin Salman mencabut berbagai larangan dengan harapan agar bisa mendongkrak kegiatan ekonomi dan mengurangi ketergantungannya negara itu pada minyak.
Film yang akan diputar tetap harus melalui lembaga sensor untuk memastikan bahwa film-film itu sesuai dengan "nilai-nilai moral" kerajaan.
Menengok Hak Perempuan di Arab Saudi
Arab Saudi sudah mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk memiliki surat izin mengemudi tanpa harus ada izin dari "penjaga legal". Untuk itu perjuangannya panjang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
1955: Sekolah pertama buat anak perempuan, 1970: Universitas pertama
Dulu, anak perempuan Arab Saudi tidak bisa bersekolah seperti murid-murid sekolah di Riyadh. Penerimaan murid di sekolah pertama untuk perempuan, Dar Al Hanan, baru dimulai 1955. Sementara Riyadh College of Education, yang jadi institusi pendidikan tinggi untuk perempuan, baru dibuka 1970.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2001: Kartu identitas untuk perempuan
Baru di awal abad ke-21, perempuan bisa mendapat kartu identitas. Padahal kartu itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa mereka, misalnya dalam cekcok soal warisan atau masalah properti. Kartu identitas hanya dikeluarkan dengan dengan izin dan diberikan kepada muhrim. Baru tahun 2006 perempuan bisa mendapatkannya tanpa izin muhrim. 2013 semua perempuan harus punya kartu identitas.
Foto: Getty Images/J. Pix
2005: Kawin paksa dilarang - di atas kertas
Walaupun 2005 sudah dilarang, kontrak pernikahan tetap disetujui antara calon suami dan ayah pengantin perempuan, bukan oleh perempuan itu sendiri.
Foto: Getty Images/A.Hilabi
2009: Menteri perempuan pertama
Tahun 2009, King Abdullah menunjuk menteri perempuan pertama. Noura al-Fayez jadi wakil menteri pendidikan untuk masalah perempuan.
Foto: Foreign and Commonwealth Office
2012: Atlit Olimpiade perempuan pertama
2012 pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya setuju untuk mengizinkan atlit perempuan berkompetisi dalam Olimpiade dengan ikut tim nasional. Salah satunya Sarah Attar, yang ikut nomor lari 800 meter di London dengan mengenakan jilbab. Sebelum Olimpiade dimulai ada spekulasi bahwa tim Arab Saudi mungkin akan dilarang ikut, jika mendiskriminasi perempuan dari keikutsertaan dalam Olimpiade.
Foto: picture alliance/dpa/J.-G.Mabanglo
2013: Perempuan diizinkan naik sepeda dan sepeda motor
Inilah saatnya perempuan untuk pertama kalinya diizinkan naik sepeda dan sepeda motor. Tapi hanya di area rekreasi, dan dengan mengenakan nikab dan dengan kehadiran muhrim.
Foto: Getty Images/AFP
2013: Perempuan pertama dalam Shura
Februari 2013, King Abdullah untuk pertama kalinya mengambil sumpah perempuan untuk jadi anggota Syura, atau dewan konsultatif Arab Saudi. Ketika itu 30 perempuan diambil sumpahnya. Ini membuka jalan bagi perempuan untuk mendapat posisi lebih tinggi di pemerintahan.
Foto: REUTERS/Saudi TV/Handout
2015: Perempuan memberikan suara dalam pemilu dan mencalonkan diri
Dalam pemilihan tingkat daerah di tahun 2015, perempuan bisa memberikan suara, dan mencalonkan diri untuk dipilih. Sebagai perbandingan: Selandia Baru adalah negara pertama, di mana perempuan bisa dipilih. Jerman melakukannya tahun 1919. Dalam pemilu 2015 di Arab Saudi, 20 perempuan terpilih untuk berbagai posisi di pemerintahan daerah, di negara yang monarki absolut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Batrawy
2017: Perempuan pimpin bursa efek Arab Saudi
Februari 2017, untuk pertama kalinya bursa efek Arab Saudi mengangkat kepala perempuan dalam sejarahnya. Namanya Sarah Al Suhaimi.
Foto: pictur- alliance/abaca/Balkis Press
2018: Perempuan akan diijinkan mengemudi mobil
September 26, 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa perempuan akan segera diizinkan untuk mengemudi mobil. Mulai Juni 2018, perempuan tidak akan perlu lagi izin dari muhrim untuk mendapat surat izin mengemudi. Dan muhrim juga tidak harus ada di mobil jika mereka mengemudi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
2018: Perempuan akan diijikan masuk stadion olah raga
29 Oktober 2017, Badan Olah Raga mengumumkan perempuan akan boleh menonton di stadion olah raga. Tiga stadion yang selama ini hanya untuk pria, juga akan terbuka untuk perempuan mulai 2018.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2019: Perempuan Saudi akan mendapat notifikasi melalui pesan singkat jika mereka diceraikan
Hukum baru dirancang untuk lindungi perempuan saat pernikahan berakhir tanpa sepengetahuan mereka. Perempuan dapat cek status pernikahannya online atau dapat fotokopi surat tanda cerai dari pengadilan. Hukum ini tak sepenuhnya lindungi perempuan karena cerai hanya dapat diajukan dalam kasus terbatas dengan persetujuan suami atau jika suami lakukan tindak kekerasan. (Penulis: Carla Bleiker, ml/hp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
12 foto1 | 12
Lebih menyenangkan
Setelah menonton The Emoji Movie bersama istri dan anak perempuannya pada hari Minggu malam (14/1), Sultan al-Otaibi yang berusia 28 tahun mengatakan bahwa orang-orang Saudi lebih senang melihat film di bioskop ketimbang di rumah.
"Ini lebih nyaman, lebih menyenangkan dengan perubahan pemandangan dan kegiatan di akhir pekan. Ini adalah langkah yang sangat terlambat, tapi syukurlah hal itu terjadi sekarang."
Ribuan warga Saudi saat ini harus pergi ke Bahrain, Uni Emirat Arab dan negara-negara lain untuk mendapat hiburan serupa. Pemerintah Arab Saudi ingin mempertahankan uang yang dikeluarkan untuk perjalanan tersebut dan kini mengizinkan operasi bioskop.
Pihak berwenang berharap dapat segera membuka 300 gedung bioskop dengan 2.000 layar pada sampai 2030 dan membangun industri perfilman yang diharapkannya akan memberikan kontribusi lebih dari 24 miliar dolar AS untuk menunjang perekonomian dan menciptakan 30.000 lapangan kerja baru.
Nostalgia Layar Tancap di Indonesia
Layar tancap nyaris mati digerus film digital. Namun hingga kini tradisi kuno itu masih dilestarikan oleh segelintir penikmat film lawas yang bersikeras menjajakan bioskop keliling sebagai hiburan buat kaum pinggiran.
Foto: Reuters/Beawiharta
Nostalgia Bioskop Terbuka
Kecintaan Kamaluddin pada film lawas 35 milimeter hampir tak mengenal batas. Maka saban pekan ia rajin memutar lakon klasik untuk acara pernikahan atau hajatan sejenis di Jakarta dan sekitarnya. Buatnya, bisokop keliling alias layar tancap membawa nostalgia dan juga hiburan buat kaum miskin ibukota.
Foto: Reuters/Beawiharta
Kualitas Unik Teknologi Lawas
Format film 35 mm sejatinya sudah lama ditinggalkan industri perfilman. Sineas muda kini lebih memilih format digital, karena lebih murah dan mudah, serta punya resolusi lebih baik. Tapi buat sebagian, teknologi lawas memiliki kualitas yang unik. "Lebih artistik dan suaranya juga lebih bagus ketimbang digital," kata Kamaluddin. "Jika anda menonton tiga film berturut-turut, anda tidak lekas lelah."
Foto: Reuters/Beawiharta
Bioskop Pes di Era Kolonial
Layar Tancap sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak era penjajahan Belanda. Kala itu pemerintah kolonial menggunakan layar tancap untuk program penyuluhan, antara lain untuk membangun kesadaran terhadap penyakit menular berbahaya. Sebab itu penduduk menamainya "bioskop pes," merujuk pada penyakit sampar yang sempat merajalela di tanah air.
Foto: Reuters/Beawiharta
Primadona Hiburan Kaum Urban
Di era keemasannya, layar tancap adalah primadona hiburan kaum urban. Terutama pada dekade 1970 hingga 1990an, bioskop keliling menjadi kesempatan buat kaum muda untuk berkumpul dan bercengkrama. Namun menyusul kehadiran televisi, bioskop modern dan film digital, layar tancap mulai ditinggalkan penggemarnya.
Foto: Reuters/Beawiharta
Melestarikan Tradisi Kuno
Kini tradisi kuno itu masih hidup di tangan sebagian kecil penikmat film lawas seperti Kamaluddin. Perlengkapannya terdiri atas layar raksasa, tenda, proyektor 35mm dan sistem pengeras suara yang ia angkut dengan mobil bak terbuka. Ia bersikeras melestarikan layar tancap dengan menggelar pertunjukan keliling dari kampung ke kampung.
Foto: Reuters/Beawiharta
Duit Tidak Lagi Berputar
"Tahun 1997, satu malam saya bisa membuka empat layar di empat tempat berbeda," kata Kamaluddin. Ia menaksir pendapatan hariannya saat itu bisa mencapai 4 juta Rupiah dalam kurs saat ini. "Sekarang saya disebut beruntung kalau bisa membuka layar dua kali sebulan dan mendapat 1,5 juta dalam semalam," imbuhnya.
Foto: Reuters/Beawiharta
Investasi Mahal buat Hiburan Murah
Padahal membuka usaha layar tancap tidak murah. Sebagian besar proyektor harus diimpor dari Jepang. Setiap unit dibanderol antara 50-70 juta Rupiah. Sebab itu sebagian pengusaha berkocek tipis lebih suka membeli proyektor bekas. Saat ini terdapat sekitar 7.500 judul film berbentuk lembaran seluloid yang disewakan kepada pengusaha layar tancap.
Foto: Reuters/Beawiharta
Dari Hollywood ke Bollywood
Jika dulu film laga barat atau film silat Cina yang rajin diputar, maka kini film Bollywood India yang merajai pagelaran layar tancap. "Selain gratis, kita juga bisa nonton film tua yang sudah jarang dijumpai," kata salah seorang pengunjung layar tancap milik Kamaluddin, Nurul Fitriyah, kepada kantor berita Reuters.
Foto: Reuters/Beawiharta
Hidup Lewat Gairah Masa Lalu
Terancam mati perlahan, tradisi layar tancap mencoba bertahan hidup lewat gairah masa lalu, menjadi semacam bahasa perlawanan terhadap digitalisasi yang membekap dunia sinema dan hiburan saat ini. Namun buat kaum miskin, bisokop keliling seperti milik Kamaluddin tetap bernilai sama seperti beberapa dekade silam, yakni sebagai ajang hiburan sekaligus berkumpul dan bercengkrama.
Foto: Reuters/Beawiharta
9 foto1 | 9
Jejaring bioskop regional dan internasional mulai mengincar pasar Arab Saudi dan dengan antusias menyasar kaum muda yang jumlahnya sekitar 70 persen dari populasi.
"Saya ingin melihat semuanya karena ini adalah sesuatu yang baru untuk Saudi," kata pemain film berusia 30 tahun Ibtisam Abu Thalib. "Saya harap semuanya tersedia - aksi, percintaan, film anak-anak, komedi. Semuanya, insyaallah."
hp/ts (rtr)
Perubahan Iklim Dalam Film-Film Hollywood
Cli-fi atau climate fiction adalah genre film yang makin populer: film-film dengan latar belakang perubahan iklim. Biasanya kisah tentang orang yang mencoba menyelamatkan bumi dari bencana perubahan iklim dan cuaca.
Foto: RatPac Documentary Films
Beasts of the Southern Wild
Perubahan iklim menjadi latar belakang film dari tahun 2012 yang sangat terkenal ini, yang menggabungkan puisi dan politik. Kisah tentang kehidupan Hushpuppy yang berusia enam tahun setelah amukan badai Katrina. Lapisan es mencair membanjiri rumah mereka dan membebaskan lagi mahluk-mahluk purba.
Foto: picture-alliance/dpa
Waterworld
Tahun 1995, Kevin Costner memerankan seorang petualang masa depan, ketika lapisan es di kutub telah meleleh dan membanjiri setiap benua. Manusia yang masih hidup tinggal di komunitas-komunitas terapung yang kumuh. Mereka bermimpi tentang suatu "ladang kering" di suatu tempat. Karakter Costner akhirnya membawa korban dengan selamat ke puncak Gunung Everest, yang dipenuhi vegetasi dan satwa liar.
Foto: picture-alliance/dpa
Geostorm
Subjek geo-engineering yang kontroversial menjadi sorotan dalam film cli-fi terbaru, yang dirilis di AS pada tanggal 20 Oktober. Gerard Butler berperan sebagai astronot yang mencoba menyelamatkan dunia dari badai yang disebabkan oleh satelit pengendali iklim yang tidak berfungsi.
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Downsizing
Tidak semua film cli-fi bercerita tentang akhir zaman. Drama komedi yang akan segera rilis ini mengambil aspek lucu tentang bagaimana mengatasi pemanasan global. Orang-orang menyusut ke versi mini agar dapat menggunakan lebih sedikit sumber daya. Dibintangi oleh Matt Damon dan Christoph Waltz, film ini rencananya memasuki bioskop bulan Desember 2017.
Foto: Imago/ Zumapress
An Inconvenient Sequel: Truth To Power
Film dokumenter tentang perubahan iklim dari mantan wapres AS Al Gore tahun 2006 berjudul "An Inconvenient Truth" mendapat pujian luas. Sekuel baru tahun 2017 ini menunjukkan apa yang telah terjadi di seluruh dunia sejak itu: "Bom hujan" menyerang kota-kota, mengakibatkan banjir besar di Miami dan Manhattan. Gletser di Antartika menyusut, kebakaran hutan mengamuk di Eropa dan Kanada.
Foto: Paramount Motion Pictures
The Day After Tomorrow
Film Roland Emmerich tahun 2004 ini adalah salah satu film pertama dan paling sukses tentang perubahan iklim. Film ini menggambarkan New York City sebagai kota yang beku setelah gangguan sirkulasi cuaca di Atlantik Utara. Tapi film laris ini dikritik para periset karena ketidakakuratan ilmiahnya.
Foto: Imago/Unimedia Images
Before the Flood
Film dokumenter dari National Geographic tahun 2016 ini memanfaatkan kekuatan bintang layar perak Leonardo DiCaprio untuk menginspirasi pemirsa agar mengambil tindakan dan mengubah kebiasaan mereka. Aktor tenar ini menjadi aktivis iklim dan mengunjungi berbagai wilayah dunia untuk mengeksplorasi dampak pemanasan global.