Setelah Irak dan Suriah, Iran Lancarkan Serangan ke Pakistan
17 Januari 2024
Pakistan mengatakan, Iran melakukan serangan udara di wilayahnya yang menewaskan dua anak. Irak sebelumnya mengecam serangan Iran ke wilayahnya dan akan membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB.
Iklan
Pakistan hari Rabu (17/01) mengecam serangan yang terjadi di wilayahnya pada Selasa malam, sebagai tindakan yang "sama sekali tidak dapat diterima”, dan mengatakan bahwa serangan tersebut tidak beralasan.
Iran belum memberikan komentar resmi, namun kantor berita Nour yang dikelola negara mengatakan serangan itu menghancurkan markas besar kelompok jihad Jaish al-Adl di Pakistan. Dibentuk tahun 2012, Jaish ul-Adl masuk daftar hitam Iran sebagai kelompok teroris dan telah melakukan beberapa serangan di wilayah Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan di wilayah perbatasan Iran-Pakistan itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap "markas mata-mata” dan sasaran "teroris” di Suriah dan di wilayah otonom Kurdistan Irak. Serangan Iran menambah ketegangan di kawasan setelah perang di Gaza dan penyerangan kelompok Houthi pro-Palestina di Yaman ke kapal-kapal komersial di jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Pernyataan resmi Pakistan tidak menyebutkan dengan jelas di mana serangan itu terjadi. Namun media Pakistan mengatakan serangan itu terjadi di dekat Panjgur di barat daya provinsi Balochistan, kawasan perbatasan dengan Iran yang berpenduduk jarang.
Dangerous gasoline smuggling on the Iran-Pakistan border
02:38
"Tidak dapat diterima dan bisa timbulkan konsekuensi serius"
Beberapa jam sebelum serangan, penjabat perdana menteri Pakistan Anwar-ul-Haq Kakar telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Pelanggaran kedaulatan Pakistan ini benar-benar tidak dapat diterima dan dapat menimbulkan konsekuensi serius,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Iklan
Selanjutnya disebutkan bahwa serangan itu "mengakibatkan kematian dua anak yang tidak bersalah dan melukai tiga anak perempuan". Pakistan mengatakan pihaknya telah memanggil duta besar Iran di Islamabad untuk memprotes "pelanggaran wilayah udara yang tidak beralasan".
Selasa malam (16/01), kantor Berita Nour Iran memposting di platform X: "Beberapa menit yang lalu, dua markas penting kelompok teroris Jaish-ul-Adl menjadi sasaran di Pakistan". Kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan pada bulan Desember di sebuah kantor polisi di Rask yang menewaskan sedikitnya 11 petugas polisi Iran.
Teheran dan Islamabad sering saling tuduh bahwa pihak lain mengizinkan militan beroperasi dari wilayah masing-masing untuk melancarkan serangan. Namun jarang sekali pasukan resmi dari kedua belah pihak terlibat pertempuran. "Yang lebih memprihatinkan lagi adalah tindakan ilegal ini tetap terjadi meskipun ada beberapa saluran komunikasi antara Pakistan dan Iran,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
Irak kecam Iran, akan mengadu ke Dewan Keamanan
Irak hari Selasa mengecam serangan Iran ke wilayahnya sebagai "tindakan agresi yang jelas” setelah serangan rudal mematikan di wilayah otonomi Kurdi. Empat orang tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan itu, menurut dewan keamanan Kurdistan.
Irak menolak klaim Iran bahwa serangan tersebut menargetkan badan intelijen Israel sebagai respons terhadap pembunuhan Israel terhadap komandan Iran dan pro-Iran baru-baru ini. Irak mengatakan pihaknya akan mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai "serangan Iran terhadap kedaulatannya”.
Iran membela serangan rudalnya di Irak dan Suriah, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut adalah "operasi yang ditargetkan” dan "hukuman yang adil” terhadap mereka yang melanggar keamanan republik Islam tersebut. Garda Revolusi Iran mengatakan mereka telah menghancurkan "markas mata-mata rezim Zionis di wilayah Kurdistan di Irak".
Ketegangan regional meningkat sejak itu, menarik kelompok bersenjata yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.
hp/yf (afp, ap, rtr)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!