Shakhtar Donetsk: Klub Papan Atas Ukraina yang Tunawisma
Mathias Brück
21 April 2022
Selama delapan tahun terakhir, klub papan atas Ukraina Shakhtar Donetsk hidup nomaden di negara sendiri. Sejak invasi Rusia pada Februari lalu, masa depan klub dan para pemainnya terkatung-katung.
Iklan
Ketika tentara Rusia melancarkan invasi Ukraina pada 24 Februari, pemain belakang Shakhtar Donetsk Mykola Matviyenko sedang tidur bersama istri dan anaknya di Kyiv.
"Saya dengar ledakan di luar jendela, dan kami langsung melompat," kenang pemain internasional Ukraina itu. "Kami menghabiskan sisa malam di dalam mobil, sampai kami mendapat pesan bahwa Kyiv sedang diserang, dan kami harus pergi."
Akhir pekan lalu, Shakhtar Donetsk seharusnya menghadapi musuh bebuyutan Dynamo Kyiv. Hanya dua poin yang memisahkan tim di puncak Liga Premier Ukraina. Namun, kompetisi sekarang dihentikan. Klub kemudian menggelar serangkaian pertandingan persahabatan dalam "Tur Global untuk Perdamaian" sambil mengumpulkan dana.
Mykola Matviyenko dan penjaga gawang Trubin memang sudah terbiasa berada di jalan. Mereka telah jauh dari rumah sejak perang pecah di wilayah Donbas timur pada 2014.
"Mimpiku telah berubah"
"Saya berusia 17 tahun dan baru saja kembali dari liburan musim panas dengan kereta api,” kenang Matviyenko. "Keesokan harinya, stasiun itu hampir hilang dan kami dievakuasi ke kota lain.” Stasiun itu bukan satu-satunya target penyerangan.
Iklan
Stadion Shakhtar, Donbas Arena yang baru, yang dibangun dengan biaya sekitar 191 juta dolar, dibuka pada tahun 2009 dengan mendatangkan penyanyi tersohor Beyonce. Stadion itu adalah stadion UEFA kategori bintang lima pada Euro 2012 dan menarik 40.000 penonton pada musim 2012-2013. Namun, stadion itu rusak oleh penembakan selama perang Donbas yang dimulai tahun 2014, demikian juga Bandara Internasional Donetsk yang baru saja dibuka.
Shakhtar lalu pindah ke barat dan bermain di depan sekitar 7.000 penggemarnya di Lviv, kemudian di Kharkiv, dan sejak 2018 mereka tinggal dan berlatih di Kyiv.
"Saya dulu pergi ke Donbas Arena saat remaja, dan selalu menjadi impian saya untuk benar-benar bermain di stadion yang luar biasa ini," kata Mykola Matviyenko. "Kami semua percaya kami akan bermain sepak bola di sana lagi suatu hari nanti."
"Mimpi saya telah berubah," ujar Trubin. "Saya hanya ingin kedamaian kembali ke Ukraina. Dan kemudian saya ingin bermain di Liga Champions bersama Shakhtar di Donbas Arena yang penuh."
Tokoh-tokoh di Dunia Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan mulai menggempur Ukraina secara militer 24 Februari 2022. Banyak pemimpin dunia, atlet, dan bintang mengutuk invasi yang dilancarkan Rusia terhadap tetangganya tersebut.
Foto: Kremlin/AFP
Putin bermuka dua
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin 'bermuka dua' setelah dia memerintahkan operasi militer terhadap Ukraina, tak lama setelah dirinya berunding dengan Putin melalui sambungan telepon. "Ya, bermuka dua, ada pilihan yang disengaja dan sadar untuk meluncurkan perang ketika kita masih bisa merundingkan perdamaian," kata Macron.
Foto: John Thys/AFP/Getty Images
Runtuhkan keamanan Eropa
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. "Kami tidak akan membiarkan Presiden Putin meruntuhkan arsitektur keamanan Eropa," ujar von der Leyen. Ia menegaskan, UE akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. "Kami akan membekukan aset Rusia di Uni Eropa dan menghentikan akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa."
Foto: Olivier Hoslet/Pool/EPA/AP/picture alliance
Kesalahan besar
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, serangan Rusia benar-benar tanpa pembenaran dan menyebutnya perang Putin. "Akan menjadi jelas bahwa Putin telah membuat kesalahan besar dengan melancarkan perang ini," kata Scholz. Ia juga menambahkan, Rusia akan membayar "harga yang pahit" karena menyerang tetangganya tersebut.
Foto: Clemens Bilan/Getty Images
Dukungan buat Ukraina dari Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lewat cuitannya di Twitter mengatakan, Inggris akan meningkatkan dukungannya ke Ukraina. Dia menegaskan, Inggris tidak bisa dan tidak boleh berpaling untuk membantu Ukraina. "Saya tidak percaya diktator Rusia akan menaklukkan Ukraina dan keyakinan mereka yang penuh semangat bahwa negara mereka harus merdeka," kata Johnson.
Foto: Matt Dunham/AP Photo/picture alliance
Sanksi dari AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan serangkaian sanksi baru, yang menargetkan bank dan industri Rusia. "Kami sengaja merancang sanksi ini untuk memaksimalkan dampak pada Rusia dan meminimalkan dampak pada sekutu kami. Kami tidak bertindak sendiri. Kami telah membangun koalisi yang mewakili setengah dari ekonomi dunia," tutur Biden.
Foto: Brendan Smialowski/AFP
Iran salahkan NATO
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melalui cuitannya di Twitter, menyalahkan "provokasi NATO" atas serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. Meski demikian, ia menekankan perang bukanlah sebuah solusi dan menulis "penting untuk membuat gencatan senjata dan menemukan solusi politik yang demokratis."
Foto: Fadel Itani/NurPhoto/picture alliance
Indonesia desak "setop perang"
Presiden RI Joko Widodo belum memberikan pernyataan lengkap terhadap operasi militer yang digelar Rusia di Ukraina. Namun, di tengah kondisi yang sedang memanas, pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, melalui cuitannya via twitter Jokowi menyerukan agar perang bisa dihentikan. "Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," cuit Jokowi.
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Absen di GP Rusia
Juara dunia Formula 1 asal Jerman, Sebastian Vettel mengatakan, dirinya tidak akan berpartisipasi dalam putaran Grand Prix Rusia pada bulan September mendatang jika invasi terus berlanjut dalam keadaan seperti saat ini. "Saya kasihan kepada orang-orang, orang-orang tidak bersalah yang kehilangan nyawanya, yang terbunuh gara-gara alasan bodoh dan kepemimpinan yang sangat, sangat aneh dan gila."
Foto: Jerry Andre/Laci Perenyi/picture alliance
Dibutakan kekuasaan
Penyanyi dan rapper perempuan asal AS Cardi B turut menentang serangan yang dilancarkan Rusia. Lewat cuitannya ia berharap agar para pemimpin dunia yang berkonflik tidak dibutakan kekuasaan dan benar-benar memikirkan nasib warganya yang menjadi korban krisis tersebut. "Perang, sanksi, invasi harus menjadi hal terakhir yang harus dikhawatirkan para pemimpin ini," kata Cardi B. (Ed: rap/as)
Foto: Kevin Winter/Getty Images
9 foto1 | 9
Perang mengubah segalanya
Shakhtar Donetsk telah menikmati kesuksesan besar di lapangan, termasuk 13 gelar liga Ukraina — di peringkat kedua setelah Dynamo Kyiv dengan total 20 gelar. Pada tahun 2020, Shakhtar mencapai semifinal Liga Europa, kompetisi yang mereka menangkan pada tahun 2009 ketika berhasil mengalahkan klub Jerman Werder Bremen di final.
Keberhasilan itu sebagian besar didorong oleh satu orang: pemilik Shkahtar Rinat Akhmetov, mantan petinju profesional dan salah satu orang terkaya Ukraina, yang mengambil alih klub pada tahun 1996. Sejak itu, dia telah menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar euro di klub, menyelamatkan Shakhtar dari kebangkrutan dan menempatkan mereka di antara klub papan atas Eropa.
Di bawah Rinat Akhmetov, Shakhtar, menghabiskan hampir 300 juta euro untuk membeli pemain-pemain Brasil, seperti Fernandinho (sekarang di Manchester City), Fred (sekarang di Manchester United), dan Douglas Costa (yang kemudian bermain untuk Bayern München dan Juventus).
Perang telah mengubah segalanya. Sejak invasi Rusia, 13 pemain Brasil yang saat ini dikontrak Shakhtar mengungsi ke luar negeri, beberapa di antaranya telah menghabiskan dua minggu berlindung di ruang bawah tanah sebuah hotel di Kyiv bersama keluarga mereka.