1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Shibiru, Pewarna Tekstil Indigo Alami dari Temanggung

21 Juni 2024

Ladang jambu yang dipenuhi suara tonggeret dan burung berkicau di kaki Gunung Prau, Jawa Tengah, adalah tempat budidaya tanaman tinta. Siapa sangka, tanaman hijau ini bisa hasilkan pewarna tekstil biru indigo!

Produk kain batik dijemur usai diwarnai
Batik biru dengan pewarna alami dari daun Strobilanthes cusia Foto: Pratama Indra/DW

Suasana pegunungan yang sejuk dan tanaman jambu sebagai naungan membuatnya cocok untuk ditanami Strobilanthes cusia. Fatah Syaifur, atau yang akrab disapa Ipung, adalah pemrakarsa budidaya Strobilanthes sekaligus usaha pewarna alami di daerah Temanggung sejak 2016.

Bekerja sama dengan 179 petani, Strobilanthes ditanam secara tumpang sari di ladang kopi dan jambu seluas 65 hektare milik para petani.

Berawal dari menanam bibit dalam pot di sebelah rumah, Fatah Syaifur lalu membagikan bibit yang ia kembangkan kepada petani sekitar untuk ditanam di lahan pertanian masing-masing. 

Fatah Syaifur atau Ipung (kanan) mengumpulkan daun Strobilanthes yang tumbuh di kebun jambu milik Pujiyatno (kiri).Foto: Pratama Indra/DW

Kini, Ipung turut memberikan lapangan pekerjaan tambahan untuk para petani kopi dan jambu dengan menanam Strobilanthes di ladang mereka. Sekali panen, para petani mampu menghasilkan 30 kuintal tanaman Strobilanthes yang nantinya dibeli Ipung.

Apa itu tanaman indigo Strobilanthes?

Strobilanthes cusia adalah salah satu jenis tanaman penghasil pewarna alami berwarna biru. Selain Strobilanthes, ada juga tanaman Indigovera arrecta, Indigovera tinctoria, dan Indigovera suffruticosa yang menghasilkan warna biru indigo alami.

Ipung telah melakukan serangkaian trial and error pada berbagai macam tanaman tersebut, hingga akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada Strobilanthes cusia.

Menurutnya, tanaman jenis ini dapat menghasilkan warna lebih bagus dan mampu menyesuaikan diri dengan iklim Kabupaten Temanggung yang sering hujan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Tanaman perdu ini tidak memerlukan lahan khusus, dapat ditanam di lahan tidak produktif atau di bawah pohon kopi, jambu biji, dan berdampingan dengan tanaman tahunan lainnya, serta tidak perlu perawatan khusus!

Proses pembuatan pewarna alami indigo

"Jadi, cuma sederhana sekali (proses pembuatannya). Tanaman kita panen, kita fermentasi tanpa dikasih apa-apa,” ungkap Ipung. Strobilanthes berumur 3 bulan siap dipanen dan akan diolah menjadi pasta atau bubuk pewarna alami indigo.

Namun sebelum diolah, Strobilanthes yang telah dipanen mesti difermentasi terlebih dahulu. Proses fermentasi ini hanya menggunakan air, tanpa bahan kimia apa pun, dengan cara direndam selama 2-3 hari. 

Daun Strobilanthes harus direndam selama 2 hingga 3 hari sebelum mengeluarkan warna biru alamiFoto: Pratama Indra/DW

Air yang sudah berwarna biru pekat ini lalu diaerasi selama 2 jam dan diendapkan semalaman. Hasil endapan itulah yang menjadi produk pewarna berbentuk pasta dan bubuk dengan merek Shibiru.

Warga Temanggung ikut untung

Tidak hanya petani yang memperoleh penghasilan dari Strobilanthes. Para pengrajin batik di sekitar Temanggung pun turut untung karena mendapat pesanan batik dengan warna indigo alami dari produk pewarna milik Ipung.

Pemilik usaha Batik Kelingan, Sri Wahyuni, menceritakan bagaimana pewarna alami Shibiru ini dapat menarik lebih banyak konsumen mancanegara untuk usahanya. 

Produk akhir Shibiru siap dipasarkan dan digunakan untuk mewarnai tekstilFoto: Privat

"Karena akhir-akhir ini, kebanyakan peminat yang pesanannya masuk adalah warna indigo, jadi saya bisa menyimpulkan bahwa warna ini memang banyak peminatnya dan kualitasnya bagus," tambah Yuni. 

Produk ramah lingkungan dari tanaman dan warna yang unik menjadi alasan utama mengapa konsumen memilih produk Batik Kelingan. Tak sedikit dari para konsumennya membeli produk batik warna biru indigo dari Yuni berkali-kali.

Shibiru diekspor hingga mancanegara

"Di Pulau Jawa waktu itu (sekitar tahun 2015) belum ada usaha pewarna alami indigo, hanya di Pulau Bali, itu pun hanya skala kecil. Bisa dibilang usaha ini adalah yang pertama di Pulau Jawa,” ujar Ipung.

Sedikitnya saingan dalam produk serupa menjadikan usahanya dibanjiri berbagai pesanan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai pengrajin dari Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, hingga Sulawesi pun berminat dengan produk pewarna milik Ipung.

Slow Fashion: Metode Produksi yang Ramah Lingkungan

03:52

This browser does not support the video element.

Tidak hanya produk pewarna, Ipung juga mendirikan koperasi untuk menghasilkan produk-produk turunan seperti boneka rajut, syal, baju, hingga gelang dengan nama Cusia by Shibiru.

Tak jarang juga turis mancanegara yang datang ke tempat usaha Ipung untuk belajar langsung tentang bagaimana cara menanam dan memanfaatkan tanaman Strobilanthes.

Konsumen pewarnanya juga tidak sedikit berasal dari negara-negara lain seperti Australia, Jepang, hingga Amerika Serikat.

Produk alami, bermanfaat bagi alam

Warna biru yang dihasilkan dari Strobilanthes diklaim 100 persen alami, tanpa bahan kimia yang dilibatkan dalam proses penanaman hingga produk jadi.

Bahkan, limbah padat yang dihasilkan dari proses pembuatan pewarna dapat diolah kembali oleh Ipung untuk dijadikan pupuk organik. Sementara air limbahnya sering diambil para petani untuk digunakan sebagai pupuk cair. 

Kawasan sejuk di Temanggung, Jawa Tengah, cocok untuk ditanami Strobilanthes dengan sistem tumpang sari.Foto: Pratama Indra/DW

"Wah, itu kalau limbah cairnya dikucurkan ke tanaman, tanaman bisa subur. Yang paling cocok tanaman kopi," pungkas Sujiyatno, salah satu petani yang bekerja sama dengan Ipung.

Dari proses-proses yang 100 persen alami ini, Ipung dianugrahi penghargaan Kalpataru Jawa Tengah 2023 karena kepeduliannya kepada lingkungan dalam produksi pewarna alami indigo ini.

"Selain kita ikut memelihara tanah dan air, kegiatan ini (usaha pewarna alami) juga bagus untuk bisnis,” tandas Ipung. (ae)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait