Masjid-masjid di Jerman menggelar acara menolak kekerasan setelah sholat Jumat 19 September 2014. Di sembilan kota besar digalang aksi menolak kebencian, kekerasan dan terorisme.
Iklan
Warga Muslim jangan berdiam diri, "jika ada orang yang menyalahgunakan nama Islam dan melakukan kejahatan. Sebab mereka sebenarnya adalah teroris dan pembunuh, yang mencemari Islam dan membawa penderitaan dan kebencian, juga diantara warga Muslim sendiri, di Suriah, Irak dan di tempat lain", kata Aiman Mayzek, Ketua Dewan Pusat Muslim di Jerman.
Ia menerangkan, Islam adalah agama yang ingin membawa perdamaian. "Bagi Islam, menyebarkan kebencian, termasuk terhadap kaum Yahudi, melakukan penindasan kaum Kristen, adalah dosa besar".
Itu sebabnya, Dewan Pusat Muslim mengundang "semua warga, untuk menghadiri sholat Jumat di masjid-masjid dan ikut menggelar aksi perdamaian, sambil berdoa bersama-sama demi perdamaian, kata Mayzek.
Ia selanjutnya mengatakan, masyarakat tidak boleh diam menghadapi rasisme dan serangan terhadap masjid atau sinagog. "Jangan biarkan Islam diculik oleh para teroris dan penjahat", tandasnya.
Sinyal tegas
Acara dengan motto "Warga Muslim Menentang Kebencian dan Ketidakadilan" digelar oleh empat organsisasi Muslim terbesar Jerman untuk menentang propadanda ekstrimisme yang diusung kelompok teror ISIS.
Acara ini diharapkan menjadi "sinyal yang tegas" kepada masyarakat umum dan kalangan Muslim.
Pemakaman Muslim di Jerman
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, tahun 2016 sebuah pemakaman Muslim pertama yang dikelola yayasan-yayasan Islam di Jerman akan didirikan di Wuppertal.
Foto: picture-alliance/Rainer Hacken
Harmoni di Wuppertal
Di kota ini warga hidup berdampingan dan saling menghormati tradisi agama masing-masing. Di Wuppertal harmonisasi agama punya tradisi panjang. Jadi tidak sulit menemukan lahan untuk mendirikan perkuburan Islam, di antara perkuburan Yahudi dan Kristen.
Foto: picture-alliance/Rainer Hacken
Muslim di Wuppertal
Di Wuppertal ada sekitar 340.000 warga muslim. Banyak warga muslim di sini yang ingin menguburkan keluarganya yang meninggal di sebuah pekuburan Islam dengan tata cara Islam.
Foto: DW
Salah satu alasan
Di perkuburan umum, lahan kuburan disewakan untuk jangka waktu 25 tahun. Tapi jika pekuburan itu menjadi milik komunitas Islam, kuburan bisa digunakan untuk seterusnya. Maka dari itu, warga muslim di Wuppertal ingin membeli lahan pekuburan sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa
Tiga keyakinan berdampingan
Yang menarik, tempat peristirahatan akhir ini, tidak hanya terletak di dekat kuburan orang-orang Kristen, tetapi juga di dekat dengan pemakaman Yahudi.
Foto: DW/C. Ignatzi
Generasi baru
Orang tua Samir Bouaissa berasal dari Maroko. Keluarganya sudah tinggal selama dua generasi di Wuppertal. Dia bekerja di Balai Kota Wuppertal sebagai Ketua Dewan Pegawai. Generasi orang tuanya dulu masih sering berkunjung ke Maroko. Tapi dia dan keluarganya sudah jarang, mungkin empat atau lima tahun sekali.
Foto: DW/C. Ignatzi
Mengelola bersama
Samir Bouaissa menunjuk ke arah kawasan yang ingin dibangun. Ada 15 mesjid yang sekarang menyatakan bersedia mengelola pekuburan itu dan mengurus pembiayaannya. Gelombang generasi pertama imigran Turki yang mayoritasnya memeluk agama Islam, 80 persennya dimakamkan di tanah airnya. Pada generasi kedua, sudah ada 30 sampai 40 persen yang dikuburkan di Jerman.
Foto: DW/C. Ignatzi
Pemakaman Friedhof am Hallo di Essen
Di kota-kota lain di Jerman juga terdapat pekuburan Islam. Di pemakaman Friedhof am Hallo di Essen, terdapat pemakaman bagi umat Muslim, sejak tahun 1972. Sudah seribuan warga Muslim dikuburkan di sini. Makam imigran Turki berdampingan dengan makam warga keturunan Bosnia.
Foto: DW
Kuburan Sehitlik di Berlin
Di Berlin terdapat ratusan ribu warga Muslim. Kuburan Islam juga bisa ditemukan di samping Mesjid Sehitlik, Berlin. Sekarang, di kuburan itu hanya dilaksanakan upacara penguburan. Jenazah kemudian dimakamkan di kuburan lain atau dibawa ke negara asalnya.
Foto: DW
Peristirahatan Terakhir di Köln
Tanah pemakaman Muslim Westfriedhof di Köln terletak di Bocklemünd. Dalam upacara pemakaman, seorang imam membaca doa dan Al Qur’an. Tetangga dan teman-teman akan menyiapkan makanan kecil di sekitar pelayat. Menurut warga keturunan Turki, biaya pemakaman di Jerman jauh lebih tinggi daripada di Turki.
Foto: DW/U. Hummel
9 foto1 | 9
"Rumah ibadah adalah tempat perdamaian, yang harus dilindungi dengan baik", kata Ali Kizilkaya, Ketua Dewan Koordinasi Muslim. Ia mengimbau seluruh bagian masyarakat untuk memerangi radikalisme, terutama yang berkembang di kalangan muda.
"Kami kelompok-kelompok Muslim memang kewalahan menghadapinya". Karena itu, politik dan seluruh masyarakat harus membantu, antara lain dengan menggalakkan program-program bagi kaum remaja, kata Kizikaya.
Berbagai acara dan diskusi terbuka digelar hari Jumat di kota-kota besar, antara lain di Berlin, Hannover, Frankfurt dan München.