Siapa Alphonso Davies, Pemain Remaja di FC Bayern München?
Chuck Penfold
27 Juli 2018
Alphonso Davies adalah penyerang yang diberkati dengan kecepatan dan bakat menggiring bola. Berasal dari Kanada dengan latar belakang imigran, ia tercatat sebagai pemain remaja berbakat.
Foto: picture-alliance/empics/The Canadian Press/D. Dyck
Iklan
Alphonso Davies memperlihatkan talentanya selama bergabung dengan Vancouver Whitecaps dalam musim Major League Soccer pada Juli 2016 ketika ia masih berusia 15 tahun delapan bulan.
Davies diberitakan akan bergabung dengan Bayern pada Rabu (25/7) namun akan tetap tinggal di Kanada hingga Januari 2019.
Beberapa rekor telah ia catat, seperti pemain termuda yang mencetak gol dalam sejarah United Soccer League (USL) pada usia 15 tahun enam bulan, pemain termuda yang bermain untuk tim nasional Kanada pada usia 16 tahun dimana ia memulai debut dalam pertandingan persahabatan melawan Curacao di Kepulauan Karibia.
Saat tampil di Piala Emas 2017, Davies mencetak dua gol dalam kemenangan 4-2 Kanada atas Guyana Prancis, membuatnya lagi-lagi menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah turnamen.
Para Pelatih Kondang Yang Pernah Dipecat Bayern München
Carlo Ancelotti bukan pelatih kondang pertama yang dipecat klub sepakbola FC Bayern München. Ada sederet nama lain yang cukup terkenal di panggung sepakbola dunia.
Foto: Imago/Sven Simon/F. Hoermann
Carlo Ancelotti
Ancelotti bergabung dengan Bayern Juli 2016, setelah pelatih saat itu Pep Guardiola menyatakan tidak akan memperpanjang kontrak di München. Sesi yang lalu, pelatih asal Italia itu sukses membawa Bayern München menjuarai Liga Jerman. Tapi prestasi saat ini mengecewakan para manajer klub "FC Hollywood" itu. Setelah kalah telak 3-0 dari PSG minggu ini, Bayern München memecat Ancelotti.
Foto: Imago/Sven Simon/F. Hoermann
Louis van Gaal
Sebelum Ancelotti, pelatih Belanda Louis Van Gaal juga mengalami nasib sama. Padahal dia menyebut Bayern München sebagai "klub impian". Van Gaal berhasil memenangkan dua trofi di musim pertamanya, dan hanya kalah dari Jose Mourinho dengan Inter Milan di final Liga Champions. Musim kedua berjalan kurang mulus dan van Gaal pun dipecat bulan April setelah München turun dari posisi tiga besar.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Leonhardt
Jürgen Klinsmann
Setelah sukses membentuk timnas Jerman yang tampil prima dalam Piala Dunia 2006, Klinsmann ditunjuk jadi pelatih Bayern München. Ekspektasi saat itu sangat tinggi, karena metode revolusionernya yang diterapkan pada tim nasional. Apalagi Klinsmann adalah mantan penyerang FC Bayern München.Tapi dia tidak berhasil mendongkrak prestasi klub itu dan akhirnya dipecat April 2009.
Foto: imago/Team 2
Felix Magath
Setelah tampil mengesankan bersama Stuttgart, Magath secara resmi tampil sebagai pelatih Bayern München pada Juli 2004. Dua musim pertamanya, dia berhasil memboyong "double" dua kali berturut-turut ke München, menjuarai Bundesliga dan Piala Jerman sekaligus. Tapi pada musim 2006/2007, München tampil mengecewakan dan Magath pun dipecat.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Powell
Otto Rehhagel
Otto Rehhagel ditunjuk sebagai pelatih Bayern pada Juli 1995. Dia membeli beberapa pemain top, antara lain Jürgen Klinsmann. Rehhagel berharap Bayern München dapat segera mendominasi liga Jerman Bundesliga. Namun itu tidak terjadi. Rehhagel bahkan tidak menyelesaikan musim pertamanya dan dipecat empat hari sebelum Bayern dijadwalkan turun di leg pertama final Piala UEFA.
Foto: picture-alliance/dpa
Giovanni Trapattoni
Setelah Franz Beckenbauer ditunjuk sebagai presiden klub Bayern München, Trapattoni mendapat kontrak tahun 1994. München berharap mantan pelatih Juventus itu bisa membawa sentuhan suksesnya ke stadion Olympia. Tapi Trapattoni mengakhiri musim tanpa satu piala pun dan langsung dipecat. Trappatoni sempat kembali ke München sebagai pelatih dan akhirnya memenangkan Bundesliga dan satu Piala Jerman.
Foto: AP
Branko Zebec
Zebec ditunjuk sebagai pelatih Bayern bulan Juli 1968. Dia berhasil memenangkan "double" di musim pertamanya, inilah "double" pertama dalam sejarah Bundesliga. Musim berikutnya kurang gemilang. München tersingkir dari Piala Eropa pada babak pertama. Zebec lalu mengumumkan bahwa dia tidak akan memperpanjang kontraknya, namun manajemen duluan memecatnya setelah tiga pertandingan tanpa kemenangan.
Foto: dpa
7 foto1 | 7
Lahir di kamp pengungsi
Davies tampil di ajang Piala Emas hanya seminggu setelah ia memperoleh kewarganegaraan Kanada. Sebelumnya dia adalah warga negara Liberia. Kedua orangtuanya mengungsi akibat perang saudara di negeri itu.
Ketika ia berumur lima tahun, Kanada memberikan status pengungsi kepada keluarga Davies. Mereka pun pindah dan menetap di Edmonton.
Selama musim Major League Soccer tahun ini, Davies mencetak tiga gol dan delapan umpan dalam 20 pertandingan. Musim lalu ia tampil di 26 pertandingan dan turun sejak menit pertama di sembilan pertandingan.
Carl Robinson, pelatihnya di Vancouver yang juga mantan pemain internasional Welsh, mengakui berat untuk melepas kepergian pemainnya yang paling berbakat itu. Namun ia mengatakan ini adalah waktu yang tepat bagi Davies.
Terima Kasih Podolski
Lukas Podolski (31) "pensiun" dari Timnas Jerman setelah 130 kali membela Die Mannschaft. Dalam laga terakhir saat tanding persahabatan lawan Timnas Inggris, ia cetak gol impian. Terima kasih Poldi!
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Kaki Kiri Berbahaya
Podolksi mengakhiri karirnya di timnas Jerman dengan laga perpisahan bagai dalam cerita dongeng. Dalam laga ke 130 dan terakhir membela bendera Jerman, ia mencetak gol satu-satunya kemenangan atas timnas Inggris dalam tanding persahabatan di Dortmund. Ini gol ke 49 dalam laga internasionalnya dan yang terbaik. Poldi terkenal dengan tendangan kaki kirinya yang berbahaya.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Thissen
Sarangkan Bola ke Gawang Lawan
Lukas Podolski memulai karirnya di Bundesliga tahun 2003 saat berusia 18 tahun dengan debut membela FC Cologne. Dalam musim kompetisi peratmanya di Bundesliga, ia mencatata 12 gol untuk timnya. Ketika ditanya resep kesuksesannya, ia menjawab sederhana: Sarangkan bola ke gawang lawan, lalu setelah itu pulang ke rumah!
Foto: picture-alliance/Pressefoto Ulmer/B. Hake
Pangeran dari Köln
Podolski lahir di Polandia, tapi dibesarkan di kota kecil Bergheim sekitar 20 kilometer di barat Köln Ia selalu menyebut Köln sebagai kota tercinta. Podolski dijuluki "Prince Poldi" atau pangeran Poldi oleh klub karnaval Köln. Ia selalu punya waktu untuk menyapa kota kecintaannya, dari manapun saat berlaga di tingkat internasional.
Foto: dapd
Karir di Timnas Jerman
Podolski memulai karirnya dalam timnas Jerman Juni 2004 dalam laga persahabatan lawan Hongaria. pelatih nasional saat itu Rudi Völler memasang dia pada 15 menit
terakhir pertandingan yang dimenangkan tim lawan dengan skor 2-0. Dalam usia 19 tahun 2 hari, Podilski jadi pemain termuda ketiga dalam timnas setelah Uwe Seeler dan Olaf Thon.
Foto: Getty Images/Bongarts/C. Koepsel
Sahabat Terbaik
Jerman bangga jadi tuan rumah Piala Dunia 2006. Poldi dan sahabat paling erat dalam timnas Bastian Schweinsteiger adalah duet yang selalu ceria. Saat ditanya gaya cukur rambut "Schweini's" dengan bercanda Podolski menjawab, cuma perlu 15 menit, lihat saja hasilnya! Schweinsteiger menggambarkan Podolski sebagai seorang teman yang akan ia kenang sepanjang hidup.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Hassenstein
Mandi Bir untuk Sahabat
Podolski bergabung dengan Bayern München. pada 2006 dan kini satu tim dengan sahabatnya Schweinsteiger. Tapi ia menyatakan tidak betah. Media menyebut, tiga tahun Poldi di München sebagai kesalahan besar. Saat Bayern raih juara ganda 2008, ia mengguyur sahabatnya Schweini dengan segelas besar bir.
Foto: picture-alliance/Sven Simon
Tempelengan Nasional
Tempelengan Poldi ke wajah Michael Ballack, kapten timnas Jerman saat pertandingan lawan Wales di kualifikasi Piala Dunia 2009, jadi sorotan nasional. Poldi mengatakan telah meminta maaf, dan itu kesalahan dari pihaknya yang sebetulnya tak perlu terjadi. Setelah insiden, popularitas Poldi terus naik, sebaliknya popularitas Ballack turun drastis.
Foto: picture-alliance/ dpa
Kembalinya si Anak Hilang
Podolski kembali bergabung dengan FC Köln pada 2009. Striker ini dipuji walikota Köln saat itu Fritz Schramma, ibaratnya Katedral Köln bagi kota Köln. Tapi peranan sebagai pembawa kejayaan bagi FC Köln terlalu berat bagi Poldi.
Foto: dapd
Bergabung dengan Arsenal
Setelah tiga tahun kembali ke Köln, tanpa sukses berarti, Podolski menerima tawaran transfer untuk bergabung dengan klub Inggreis Arsenal. Kepindahannya ke London disepakati 2014 dann ia jadi bagian penting bagi tim Gunners untuk memenangkan FA Cup.
Foto: Reuters
Juara Dunia
Puncak karirnya dalam timnas Jerman adalah saat "Die Mannschaft" memenangkan kejuaraan Piala Dunia 2014 di Brazil. Walau cuma diturunkan selama 53 menit, Podolksi memainkan peranan penting untuk menjaga semangat tim saat laga makin brutal.
Foto: AFP/Getty Images
Pemain Kesayangan Penonton
Turnamen EURO 2016 di Perancis adalah laga ketujuh dan terakhir bagi Podolski di ajang sepakbola internasional. Saat laga babak perdelapan final lawan Slowakia, ia diganti pemain lain di 15 menit terakhir. Bagi fans timnas Jerman ini kesempatan untuk berfoto bersama. Poldi terkenal dekat dengan fans dan jadi pemain kesayangan penonton.
Foto: Getty Images/A. Hassenstein
Terkenal Humoris
Poldolski juga terkenal humoris dan selalu tertawa. Saat ditanya wartawan mengenai pelatih timnas Joachim Löw yang saat laga EURO 2016 tertangkap kamera sedang menggaruk "bagian vitalnya", Poldi menjawab: 80 persen orang yang ada di ruangan ini, pasti pernah menggaruk "alat vitalnya". Hampir semua yang hadir dalam konferensi timnas Jerman di Évian-les-Bains saat itu tertawa terbahak-bahak.
Foto: picture-alliance/GES-Sportfoto/M. Gilliar
Jadi Legenda di Turki
Podolski pndah dari Arsenal ke Galatasaray Istanbul via Inter Milan pada 2015. Dengan ia cepat meraih simpati fans Galatasaray, setelah dalam laga melawan lawan bebuyutannya di Liga Turki, Akhisar Belediyespor, mencetak lima gol untuk kemenangan dengan skor akhir 6-2 Podolski jadi legenda di Galatasaray, sebelum memutuskan pindah ke klub Jepang Vissel Kobe.
Foto: picture-alliance/AA/O. Coban
Hanya Ada Satu Lukas Podolski
Dengan pensiunnya Lukas Podolski, timnas kehilangan salah satu pemain dengan karakter paling berwarna. Komentarnya: di zaman game komputer, tidak ada lagi ruang bagi karakter. Padahal itulah yang membuat sepakbola jadi istimewa. Good-bye Poldi, terima kasih atas perjuangan untuk timnas Jerman. Fans sepakbola pasti akan merasa kehilangan. Penulis: Stefan Nestler (as/rzn)
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
14 foto1 | 14
"Seperti spons, bisa menyerap banyak"
"Dari sisi sepakbola, dia siap. Dia siap untuk maju dan berkembang," kata Robinson kepada wartawan pada sesi latihan Selasa (24/7). "Dia berada pada usia yang saya sebut sebagai spons - bisa menyerap begitu banyak informasi yang ada. Dia akan pergi ke klub yang memiliki orang-orang terbaik di dunia, baik secara taktis, teknis, fisik, dan mental, dan mereka adalah klub yang akan mendukungnya dalam setiap aspek kehidupannya, itulah yang dia butuhkan sebagai pemain muda."
Direktur olahraga Bayern Hasan Salihamidzic berharap besar dari pemain muda itu. "Alphonso Davies memiliki bakat besar. Usianya baru 17 dan dia memiliki masa depan yang cerah," katanya ketika memperkenalkan Davies pada Rabu (25/7).
"Alphonso sangat berbakat dan tidak mengherankan kalau banyak klub papan atas lainnya yang juga menginginkannya."
Rencananya Bayern akan membawanya ke München pada Januari 2019, ia tidak akan secara resmi bergabung dengan klub itu sampai berusia 18 pada 2 November 2018.
Semua orang di club Whitecaps dan MLS tampaknya berpikir bahwa ia memang layak bergabung di liga Eropa. Dilihat dari nilai transfernya yang mencapai €10 juta (Rp167 triliun) klub Bayern München sepertinya berpendapat yang sama. Namun satu hal yang pasti, ia akan menemukan bahwa bermain sebagai pemain bertahan di Bundesliga tidak akan semudah yang ia jalani di klub sebelumnya.
10 Klub Sepakbola Termahal di Dunia
Apakah prestasi bisa dibeli? Sepuluh tim berikut mengantongi predikat kesebelasan paling mahal sejagad. Namun soal prestasi, uang tidak selamanya menjadi jawaban.
Foto: picture-alliance/empics/M. Egerton
#10: Tottenham Hotspur
Meski sejak lama dianggap klub papan tengah liga Inggris, Tottenham Hotspur mampu merangkak ke level elit dalam beberapa tahun terakhir. Menurut studi majalah Forbes, klub yang musim lalu mendarat di posisi kedua di Liga Primer itu memiliki skuad bernilai 945 juta Euro. Delle Ali dan Harry Kane adalah dua pemain termahal milik Totenham saat ini.
Foto: Reuters/W. Rattay
#9: Juventus
Juventus menikmati pertumbuhan pesat sejak skandal Calciopoli 2006 silam. The Old Lady sukses membangun stadion baru dan kembali merajai Serie A seperti pada dekade 1990an. Musim ini pun Juventus sukses mengamankan gelar juara liga dan Copa Italia, meski kemudian dipermalukan Real Madrid di final Liga Champions Eropa. Menurut Forbes Juventus memiliki skuad senilai 1,12 miliar Euro.
Foto: Getty Images/AFP/F. Monteforte
Rang 8: FC Liverpool
Kendati minim prestasi, skuad asuhan Jürgen Klopp ini ditaksir memiliki nilai 1,33 miliar Euro. Musim lalu Liverpool bertengger di posisi empat dan berhasil mengamankan tiket ke Liga Champions Eropa. Philippe Cautinho, Sadio Mane dan Roberto Firmino merupakan tiga ujung tombak yang juga mengantongi banderol termahal.
Foto: picture-alliance/empics/N. French
#7: Chelsea
Soal keuangan, Chelsea yang sepenuhnya dimiliki miliarder Russia Roman Abramovich bukan termasuk kelas teri. Skuad asuhan Antonio Conte yang musim lalu merajai Liga Primer Inggris ini bertabur bintang-bintang ternama, seperti Eden Hazard atau Diego Costa. Tidak heran jika Forbes menaksir nilai skuad Chelsea sebesar 1,65 miliar Euro.
Foto: picture alliance/C. Wilson/Offside
#6: Arsenal
Terlepas dari FA Cup, kiprah Arsenal musim lalu tidak bisa dibilang sukses. Klub besutan Arsene Wenger ini untuk pertamakalinya gagal mengantongi tiket Liga Champions Eropa sejak lebih dari satu dekade terakhir. Tidak heran jika Arsenal kehilangan nilai pasar, yakni sebesar 4% menjadi 1,72 miliar Euro.
Foto: Reuters/H. McKay
#5: Manchester City
Sejak dibeli oleh Sheikh Mansour dari Abu Dhabi, Manchester City yang tadinya berkutat di papan bawah sebagai klub gurem menjelma menjadi kampiun Inggris. Transformasi tersebut terjadi melalui pembelian pemain-pemain ternama di dunia. Meski musim lalu tergolong gagal panen, City tetap memiliki skuad papan atas bernilai 1,85 miliar Euro.
Foto: Reuters/L. Smith
#4: Bayern München
Langganan juara Bundesliga Jerman ini adalah contoh bagaimana klub Eropa bisa mengelola kesuksesan tanpa harus bergantung pada hartawan berkocek tebal. Musim depan FC Bayern bahkan berniat membeli sejumlah pemain tambahan. Menurut Forbes saat ini pemain-pemain FC Bayern memiliki nilai 2,41 miliar Euro.
Foto: Bongarts/Getty Images
#3: Real Madrid
Kendati berjuluk Galacticos, skuad Real Madrid hanya mendarat di posisi tiga dengan nilai 3,18 miliar Euro. Salah satu alasannya bisa jadi adalah usia pemain yang saat ini berkisar 27,3 tahun. Tapi Real Madrid adalah raja sepakbola Eropa. Tidak hanya merengkuh gelar ke-12 Liga Champions, Real juga menjadi klub pertama yang merajai turnamen paling bergengsi di Eropa itu dua kali berturut-turut.
Foto: Reuters/C. Recine Livepic
#2: FC Barcelona
FC Barcelona adalah korban ambisi sendiri. Karena untuk setiap tim yang memiliki bintang dunia seperti Messi, Neymar dan Suarez, juara Piala Liga saja tidak cukup. Terlebih Barcelona sedang merogoh dalam koceknya untuk meminang pemain tenar seharga 126 juta Euro musim depan. Saat ini nilai skuad Barca ditaksir sebesar 3,24 miliar Euro.
Foto: Getty Images/S. Botterill
#1: Manchester United
Siapa nyana Manchester United yang musim lalu mendarat di posisi enam, meski kemudian menjuarai Liga Eropa, tercatat sebagai klub dengan skuad termahal di dunia dengan nilai 3,28 miliar Euro. Paul Pogba dan David De Gea yang dibanderol sekitar 120 juta Euro adalah dua pemain paling berharga yang dimiliki United saat ini.