Tidak jelas siapa yang bersalah dalam insiden di Tolikara. GIDI dan Kepolisian saling tuding. Pemerintah dan pemuka agama kini berupaya meredam sentimen keagamaan yang mulai menjalar.
Iklan
Api yang membakar surau di Tolikara padam sejak Jumat. Jenazah korban yang mati ditembak saat massa berhadapan dengan polisi pun telah diotopsi dan siap dikembalikan ke keluarga. Kini pemerintah berupaya menangkal dendam dan mencegah konflik agama.
Tidak kurang Presiden Joko Widodo mendeklarasikan insiden di Tolikara sebagai urusan Istana Negara. "Masalah ini harus diselesaikan secepatnya agar ke depan tidak terjadi lagi kekerasan di Tanah Papua," kata Presiden Jokowi.
Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin sebelumnya telah meminta pemuka agama agar "menahan diri dan tidak terpancing," untuk melakukan tindakan balas dendam. Tokoh agama Kristen Papua juga telah lebih dulu menyampaikan "permohonan maaf atas terjadinya pembakaran mushala," di Tolikara, kata Herman Saud yang mewakili Persekutuan Gereja-gereja Papua kepada Tempo.
Seruan damai juga disuarakan oleh Kepala Kepolisian RI, Badrodin Haiti dan pejabat pemerintah lainnya. "Tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan," kecam Ketua Persekutuan Gereja-gerja Indonesia, Henriette T Hutabarat.
Larangan Beribadah
Henriette menanggapi surat edaran Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang melarang pembangunan rumah ibadah lain dan peringatan bagi warga muslim Tolikara agar menahan diri saat melangsungkan ibadah Idul Fitri.
GIDI berdalih sedang melangsungkan seminar dan KKR pemuda tingkat internasional di lokasi yang sama. Surat tersebut lantas ditembuskan ke berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah dan kepolisian.
"Kami menyayangkan lambannya sosialisasi yang dilakukan aparat keamanan kepada warga Muslim sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Dorman Wandikmbo, Presiden GIDI.
Muslim Dunia Rayakan Idul Fitri
Idul Fitri merupakan hari perayaan kemenangan warga Muslim setelah berperang melawan nafsu dalam ibadah puasa sepanjang bulan Ramadhan. Inilah berbagai tradisi Idul Fitri di sejumlah negara.
Foto: Stan Honda/AFP/Getty Images
Mengintip Hilal
Awal penanggalan Islam ditentukan berdasarkan posisi bulan. Berakhirnya ibadah puasa Ramadhan bisa dihitung secara Astronomi atau Rukyah. Namun untuk meyakinkan bulan baru sudah muncul, para ahli biasanya mengintip bulan atau Hilal. Jika dipastikan bulan baru sudah terlihat di ufuk warga Muslim merayakan Idul Fitri.
Foto: imago/imagebroker
Pesta dengan Beragam Nama
Di Indonesia, Idul Fitri kerap disebut Lebaran. Sementara di Jerman, pesta terbesar umat Islam ini dikenal dengan nama "Bayram", satu kata Bahasa Turki yang berarti "Pesta Manis". Secara internasional, hari kemenangan ini disebut Idul Fitri atau juga Ied-ul Fitr, diambil dari Bahasa Arab. Shalat berjamaah di mesjid atau lapangan terbuka merupakan bagian dari perayaan ini.
Foto: MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images
Persiapan Panjang
Umat Islam lazimnya sudah mempersiapakan Idul Fitri sejak dimulainya bulan Ramadhan. Selain barang keperluan ibadah, banyak orang juga sudah membeli pakaian, perhiasan atau sepatu. Di banyak negara, permen dan penganan manis merupakan hidangan yang populer untuk menjamu tamu. Di Afghanistan (foto) misalnya, menjelang lebaran, merupakan hari-hari yang menguntungkan bagi para pedagang.
Foto: DW/I. Spezalai
Malam Pergantian Bulan
Di Pakistan dan India, perayaan Idul Fitri sudah dimulai di malam berakhirnya Ramadhan. Banyak perempuan menghias diri dengan henna untuk upacara di hari berikutnya. Di wilayah ini, malam terakhir Ramadhan disebut "Chaand Raat" atau Malam Bulan.
Foto: DW/Zohre Najwa
Kekacauan Angkutan Umum
Bagi warga Muslim, Idul Fitri merupakan kesempatan untuk bertemu dengan keluarga dan kerabat. Warga Muslim di banyak negara berusaha untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Seperti juga Muslim Indonesia. Di hari-hari menjelang dan sesudah Idul Fitri, biasanya kemacetan terjadi di mana-mana. Sistem angkutan umum seringkali tidak dapat mendukung arus penumpang yang membludak.
Foto: Getty Images
Shalat Berjamaah
Hari pertama Idhul Fitri diawali dengan shalat sunnat berjamaah di mesjid-mesid atau lapangan terbuka, seperti juga di Jerman (foto). Biasanya orang-orang pergi ke mesjid bersama keluarganya. Setelah sholat Idhul Fitri, warga Muslim saling mengunjungi keluarga, kerabat atau teman dan juga berziarah ke makam keluarga.
Foto: Barbara Sax/AFP/Getty Images
Makanan Manis untuk Sarapan
Di banyak negara, seperti di Palestina, warga menyantap makanan manis untuk sarapan di hari Idul Fitri. Makanan ini juga dibagikan antar tetangga. Anak-anak kecil mendapatkan hadiah atau uang, yang disebut „Idi“. Dan di banyak negara, pada hari Idul Fitri warga Muslim mengenakan pakaian baru atau pakaian terbaik mereka.
Foto: Said Khatib/AFP/Getty Images
Musik dan Tari
Di Burkina Faso, Afrika Barat seperti juga di banyak negara lainnya, Idul Fitri dirayakan secara meriah. Para remaja berpawai dengan memainkan musik sambil menari. Masa liburan Idul Fitri dimanfaatkan warga Muislim untuk mengunjungi keluarga, kerabat dan teman.
Foto: Ahmed Ouoba/AFP/Getty Images
Penjaja Makanan Panen
Biasanya di hari raya Idul Fitri, jalanan dan tempat-tempat umum juga diramaikan para pedagang, seperti di jalanan kota Dhaka, Bangladesh. Setelah sebulan lamanya mereka hanya bisa berjualan mulai sore hari, kini mereka dapat kembali menawarkan dagangan sepanjang hari.
Foto: dapd
Dihiasi Cahaya
Hari pertama Idul Fitri biasanya dirayakan sampai tengah malam. Jalan-jalan dan bangunan semarak dihiasi lampu-lampu. Gedung Empire State Building di New York juga turut merayakan Idul Fitri dengan menghias diri dengan lampu berwarna hijau.
Foto: Stan Honda/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Ketika seruan kepada umat Muslim agar mengecilkan pengeras suara saat beribadah tidak diindahkan, massa GIDI melakukan protes yang berujung pada aksi pembakaran. GIDI sendiri mengaku amarah massa disulut oleh tembakan oleh aparat keamanan yang menewaskan salah satu anggotanya.
Peluru Polisi Picu Kerusuhan?
Sejauh ini tidak jelas peluru siapa yang membunuh simpatisan GIDI. Kepolisian mengaku cuma mengikuti prosedur, yakni melakukan tembakan ke udara dan ke arah tanah buah menghalau massa.
Tapi hingga kini belum ada personel yang mengaku menembak korban. "Sama seperti maling saja, sudah tertangkap tangan pun kadang-kadang dia tidak berkata jujur mengakui perbuatannya," Kata Kapolda Papua, Yotje Mende.
Badrodin Haiti bahkan mengindikasikan kerusuhan di Tolikara telah direncanakan jauh hari. . "Kerusuhan itu ada yang men-setting (mendalangi -red). Aktor intelektualnya kita masih cari," ujarnya seperti dikutip Kompas.