Siapa Jenderal Yang Merebut Kekuasaan Mutlak di Myanmar?
2 Februari 2021
Sejak awal transisi demokratisasi, Jenderal Min Aung Hlaing yang dianggap ikut mengarsiteki genosida terhadap etnis Rohingya itu sudah menyimpan ambisi politik, yang meluap dalam kudeta di Naypyidaw, Senin silam.
Dia menuduh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang meraup 83% suara telah mencurangi daftar pemilih. Sebab itu Min Aung merasa harus merebut kekuasaan demi mereformasi komisi pemilihan umum, dan berjanji menyelenggarakan pemilu satu tahun dari sekarang.
Geliat militer Myanmar atau Tatmadaw sudah pernah tercium oleh tim investigasi New York Times, 2017 lalu. Menurut laporan tersebut Min Aung memang berniat menjalankan kekuasaan tunggal tanpa keterlibatan pemimpin sipil. "Rencana dia adalah menjadi presiden pada 2020,” kata U Win Htein, seorang penasehat Aung San Suu Kyi, kepada harian AS tersebut.
Namun pemilu pada November 2020 lalu mengaburkan rencana para jendral. NLD yang dipimpin Suu Kyi menyapu kursi mayoritas di parlemen, sementara partai bentukan militer, Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP), harus menangguk malu usai hanya mengamankan 33 dari 476 kursi di badan legislatif.
Mencuat di penghujung karir
Min Aung Hlaing bukan figur yang vokal, kata bekas teman kelasnya di Fakultas Hukum, Universitas Yangon, 1972-1974. "Dia sedikit bertutur kata dan biasanya tampil sederhana,” kata sang teman kepada Reuters.
Ironisnya sosok yang kelak menjadi figur paling berkuasa di tubuh militer itu harus menjalani tiga kali ujian masuk Akademi Layanan Pertahanan (DSA) sebelum diterima pada 1974.
Menurut salah seorang rekan kelasnya saat itu, Min Aung adalah seorang kadet biasa. "Dia dipromosikan secara normal dan agak lambat,” kata dia.
Karirnya berubah arah sejak bergabung di bawah komando Than Shwe. Dia adalah sosok yang diakui Min Aung sebagai mentornya dan kelak mengepalai angkatan bersenjata Myanmar. Di bawah perintahnya, Min Aung memimpin penumpasan pemberontak komunis di Kokang pada 2009, dan dipupuk menjadi calon pemimpin masa depan.
Pada 2011, dia menggantikan sang mentor sebagai kepala staf angkatan bersenjata, ketika Myanmar mengawali proses transformasi menuju demokrasi. Saat itu Min Aung sudah dikenal sebagai figur kunci dalam membina hubungan dengan militer Cina., tulis harian The Irrawady pada Novmber 2011 misalnya.
Ambisi Min Aung mulai terlihat ketika dia memperpanjang masa jabatannya secara sepihak selama lima tahun pada Februari 2016 silam. Langkah itu mengejutkan banyak pihak yang meyakini dia akan mengundurkan diri sesuai rotasi di pucuk pimpinan Tamdaw.
Iklan
Dari tentara menjadi politisi
Selama transformasi demokrasi, sang panglima lebih sering tampil di depan publik Dia rajin mengunggah video rekaman aktivitasnya ke Facebook, mulai dari mengunjungi kuil atau bertemu dengan rakyat biasa. Lamannya di media sosial menjaring ratusan ribu pengikut, sebelum diturunkan menyusul pembantaian terhadap Rohingya pada 2017 lalu.
Kepada Reuters, diplomat dan pemantau asing mengabarkan perihal kegemaran Min Aung membahas transisi politik di negara lain, dan mengingatkan betapa pentingnya mencegah gelombang kekacauan seperti yang melanda Libya atau negara-negara Timur Tengah pasca gagalnya Musim Semi Arab 2011.
Pada saat yang sama, dia juga terkesan enggan menyerahkan kekuasaan militer kepada pemerintahan sipil. Saat Suu Kyi dan NLD berusaha mengamandemen konstitusi untuk mengurangi kewenangan tentara tahun lalu, adalah fraksi militer di parlemen yang tampil menggagalkan.
Kontroversi menaungi sang jenderal ketika operasi militer di negara bagian Rakhine pada 2017 memaksa lebih dari 730.000 warga etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Penyidik PBB mencatat perang yang dilancarkan Min Aung melibatkan pembantaian, pemerkosaan massal dan aksi pembakaran yang dieksekusi "dengan niatan genosida.”
Sebagai reaksi, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Min Aung Hlaing dan tiga jenderal lain pada 2019. PBB juga mendesak penyelidikan terhadap berbagai perusahaan yang dikuasai militer Myanmar, antara lain Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL), di mana Min Aung dikabarkan menguasai 5.000 lembar saham.
rzn/hp (rtr, ap, france24)
Aung San Suu Kyi: Ironi Pejuang Kemerdekaan
Aung San Suu Kyi dari Myanmar memiliki komunitas global yang mendukungnya ketika dia menjadi tahanan politik belasan tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dia dihujani protes soal militer membantai Muslim Rohingya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahir untuk demokrasi
Aung San Suu Kyi lahir tanggal 19 Juni 1945 di Yangon, yang dulu merupakan ibu kota Myanmar di yaman koloni Inggris. Ia anak perempuan pahlawan nasional Jenderal Aung San yang menjadi korban serangan tahun 1947. Suu Kyi mengenyam pendidikan di Inggris dan pulang ke Myanmar pada akhir 1980an. Dia menjadi tokoh kunci dalam pemberontakan 1988 melawan kediktatoran militer di negara tersebut.
Foto: dapd
Tahanan Rumah
Tahun 1989, sesaat sebelum pemilu, Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya menjadi tahanan rumah. Hampir selama 15 tahun ini hanya mendekam di rumahnya. Setelah tahun 1995, Suu Kyi dilarang bertemu kedua putra dan suaminya, Michael Aris, bahkan setelah suaminya didiagnosis menderita kanker. Aris, terlihat di foto menampilkan gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada istrinya.
Foto: TORSTEN BLACKWOOD/AFP
Nobel Perdamaian
Tahun 1991 Aung San Suu Kyi diberi penghargaan Nobel Perdamaian bagi "usahanya memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia." Karena ia khawatir, junta militer tidak akan mengizinkannya kembali ke Myanmar, putranya Kim yang menerima penghargaannya di Oslo. Setelah 20 tahun berselang, Aung San Suu Kyi baru bisa menyampaikan pidato penerimaannya.
Foto: AP
Bebas dari tahanan rumah
Masa tahanan rumahnya benar-benar berakhir tanggal 13 November 2010. Ini momen yang menandakan proses pendekatan antara Aung San Suu Kyi dan junta militer. Militer tidak ingin terus diisolasi oleh dunia internasional dan Aung San Suu Kyi sadar, bahwa ia hanya akan sukses juga melakukan dialog dengan pihak militer.
Foto: picture alliance/epa/N. C. Naing
Kunjungan Pertama Seorang Presiden AS
Akhir 2012, Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Myanmar. Ia bertemu dengan Aung San Suu Kyi di rumah tempat ia menjadi tahanan selama bertahun-tahun. Lewat kunjungannya, Obama seakan menghormati perjuangan sang tuan rumah dan membantu Myanmar keluar dari isolasi.
Foto: Reuters/K. Lamarque
Penghargaan dari Berlin
Tahun 2014 Aung San Suu Kyi berkunjung selama dua hari ke Berlin. Ia bertemu dengan Presiden Jerman Gauck dan meraih penghargaan Willy-Brandt atau upayanya memperjuangkan HAM dan demokrasi. Saat itu ia menegaskan, masa depan demokrasi negaranya masih belum jelas.
Foto: picture-alliance/dpa
Disumpah sebagai anggota parlemen
Usahanya selama puluhan tahun akhirnya membuahkan hasil, dan pada tahun 2012 Suu Kyi diizinkan mencalonkan diri dalam pemilu. Dia memenangkan kursi di parlemen saat Myanmar memulai peralihannya dari pemerintahan militer. Ia menjadi pemenang dalam pemilu tahun 2015, tapi pada akhirnya ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan penasihat negara - peran yang mirip perdana menteri.
Foto: AP
Dikritik soal Rohingya
Krisis pengungsi Rohingya sedikti mencoreng namanya. Lembaga pembela hak asasi manusia melontarkan kritik terhadap pemenang hadiah Nobel perdamaian itu. Ia dtuding tidak berupaya untuk mengatasi krisis ini. Suu Kyi dianggap takut ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas Buddha dalam Pemilu Parlemen.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Tidak lagi disukai
Ketika menjadi penasihat negara di tahun 2016, Suu Kyi membentuk komisi untuk menyelidiki klaim tindak kekejaman negara terhadap kaum Rohingya di negara bagian Rakhine. Suu Kyi menuding Rohingya menyebarkan "segunung informasi yang salah", dan prihatin dengan "ancaman teroris" yang ditimbulkan oleh para ekstremis. Sikapnya memicu protes di negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/Zumapress/J. Laghari
Pemilu kontroversial
Pada tahun 2020, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi(NLD) yang berkuasa di Myanmar memenangkan pemilu 8 November, dengan kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Namun, pihak militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, mengklaim penipuan dan menuntut pemilihan baru yang diawasi oleh militer. Dengan itu muncul komentar-komentar yang menyinggung kemungkinan kudeta.
Foto: Shwe Paw Mya Tin/REUTERS
Militer menahan Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi bersama dengan beberapa sekutu politiknya, ditahan dalam penggerebekakan dini hari pada 1 Februari 2021 yang dipimpin oleh militer. Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil dan militer. Junta militer mengklaim kecurangan pemilu dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun dan menunjuk seorang mantan jenderal sebagai penjabat presiden.