Polisi telah mengidentifikasi pria yang diduga menyerang para pejalan kaki di Westminster Bridge, London, dan menusuk seorang polisi dalam serangan mematikan Rabu (22/03) di luar Gedung Parlemen Inggris.
Iklan
Pria tersebut diduga adalah seorang mantan terpidana berusia 52 tahun, Khalid Masood. Ia dikenal punya berbagai nama ‘alias'. Polisi Metropolitan London mengatakan Khalid pernah menjalani berbagai hukuman karena serangkaian pelanggaran, namun tidak satupun dari pelanggaran itu terkait dengan aksi terorisme.
Pria kelahiran tahun 1964 di Kent, tenggara Inggris itu tinggal di West Midlands, kawasan yang menjadi target razia polisi sejak serangan iterjadi.
Warga Negara Inggris
Polisi menegaskan, Khalid Masood adalah warga negara Inggris. Dia dibesarkan oleh orang tua tunggal di kota Rye, pantai selatan Inggris, demikian menurut laporan The Times.
Selama dua dekade, Masood tercatat telah melakukan beberapa tindak kriminal, diantaranya penyerangan, kepemilikan senjata dan pelanggaran ketertiban umum, papar kepolisian. Pelanggaran-pelanggaran itu dilakukan antara tahun 1983 dan 2003.
Disebutkan kantor berita AFP, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, Khalid Massod pernah satu kali diselidiki oleh dinas intelijen MI5 "berkaitan dengan kekhawatiran atas kekerasan ekstrem ".
Foto-foto Serangan di London
Serangan di London merupakan tindak terorisme pertama yang terjadi di Inggris dalam empat tahun terakhir. Inilah foto-foto yang mengabadikan peristiwa mengerikan tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/D. Leal-Olivias
Awal Petaka di Jembatan Westminster
Pelaku awalnya mengendarai mobilnya, sebuah kendaraan 4x4 merek Hyundai, dan menabrak pejalan kaki yang sedang melintasi jembatan Westminster. Dua orang dilaporkan tewas dan puluhan mengalami luka-luka. Seorang perempuan dikabarkan selamat setelah meloncat dari jembatan.
Foto: Reuters/T.Melville
Serbuan di Kompleks Parlemen
Pelaku kemudian menabrak pagar parlemen dan menerobos masuk ke dalam kompleks dengan membawa pisau. Ia menusuk seorang polisi yang tidak bersenjata. Seorang aparat kepolisian yang sedang berada di lokasi seketika menembak mati pelaku.
Foto: picture-alliance/AP/J.West
Korban Manusia
Salah satu korban merupakan seorang polisi berusia 48 tahun. Ia telah mengabdi selama 15 tahun dan meninggalkan seorang isteri serta dua orang anak. Sesaat setelah kejadian kompleks parlemen dibanjiri aparat kepolisian dan ambulans. Sekitar 40 orang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya luka berat.
Foto: Reuters/H.McKay
Gerak Cepat Kepolisian
Kepolisian Inggris pun menurunkan satuan anti teror ke lokasi kejadian untuk menyisir kawasan parlemen buat mencari komplotan pelaku teror. Beberapa jam kemudian polisi melakukan penggerebekan di sebuah rumah di Birmingham dan menangkap tiga orang. Rumah tersebut dikabarkan pernah "ditinggali" oleh pelaku serangan London.
Foto: Reuters/S.Wermuth
Inspirasi ISIS
Aparat keamanan Inggris meyakini pelaku setidaknya terinspirasi oleh strategi Islamic State. Kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu pernah menyerukan pendukungnya untuk melancarkan serangan teror tak bersenjata, yakni dengan menggunakan kendaraan buat membunuh warga sipil. Serangan serupa pernah terjadi di Nice dan Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Brady
Politisasi Teror
Pada pagi harinya halaman depan koran-koran Inggris dipenuhi berita serangan teror di London. Insiden tersebut juga digunakan oleh kelompok populis kanan seperti Britain First dan UK Independence Party untuk menyerang kebijakan pengungsi Uni Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Hooper
Normalitas yang Mencekam
Meski ibukota masih berada dalam suasana mencekam, penduduk London tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Parlemen pun kembali bekerja seperti sedia kala. Namun begitu sebagian wilayah di pusat kota saat ini masih dijaga ketat aparat kepolisian.
Foto: Reuters/N. Hall
7 foto1 | 7
Pelanggaran sebelumnya tak terkait terorisme
Tapi Masood tidak pernah dihukum karena kejahatan terorisme dan "bukan merupakan subjek penyelidikan," demikian penjelasan polisi Inggris, dengan menambahkan bahwa "tidak ada laporan intelijen sebelumnya tentang niatnya untuk meelakukan serangan terorisme".
Para pengamat mengatakan, tidak biasanya pria seumur Khalid yakni 52 tahun, melakukan aksi serangan teror. Biasanya para pelaku serangan teror serupa berusia jauh lebih muda dari itu.
Meskipun polisi meyakini bahwa Masood bertindak sendirian dalam serangan tersebut, organisasi ‘Islamic State' ISIS mengklaim Khalid sebagai salah satu dari "prajuritnya" yang bekerja di negara-negara yang bertempur melawan kelompok jihadis di Irak dan Suriah.
Guru yang tak mengajar di sekolah negeri
Dalam aksinya, Masood menyewa mobil yang digunakan untuk melakukan serangan dari salah satu cabang agen penyewaan mobil di Solihull, pinggiran Birmingham. Menurut laporan BBC, Khalid Massod mengatakan kepada perusahaan penyewaan mobil itu, bahwa profesinya adalah seorang guru.
Seorang juru bicara untuk kementerian pendidikan Inggris mengatakan kepada AFP, Masood bukan guru yang berkualitas dan oleh karenanya ia tidak mengajar di sekolah negeri.
Menurut tabloid The Sun, Masood bermalam di sebuah hotel di pinggiran Brighton, sebuah kota pantai di selatan London, pada malam sebelum serangan terjadi.
Polisi Metropolitan London tidak memberikan konfirmasi atas laporan media bahwa penyidik pergi ke hotel, setelah menemukan tanda terima dalam penyewaan mobil.
Kemarahan Warga Atas Serangan di London
01:13
Relijius dan sopan
Media Inggris menggambarkan Masood sebagai seorang mualaf. Salah satu narasumber dalam laporan Sky News menggambarkan Khalid Massod sebagai pria yang "sangat relijius dan sopan”.
"Anda tidak bisa pergi ke rumahnya di Birmingham pada hari Jumat karena ia akan beribadah," kata narasumber tersebut yang oleh media Sky dikatakan bertemu Masood dalam kapasitas profesional.
"Dia adalah seorang pria baik. Saya sering melihat dia berkebun," ujar Iwona Romek, seorang tetangga Khalid, kepada media Birmingham Mail. "Dia punya istri, seorang perempuan Asia yang masih muda dan dia juga punya anak kecil yang masih sekolah," tambahnya. Sementara media lain melaporkan Khalid adalah seorang ayah dari tiga anak.
Iwona Romek mengatakan, keluarga Khalid pindah secara tiba-tiba dan tanpa berpamitan, dari rumah mereka di Winson Green, Birmingham Barat, sekitar akhir Desember lalu. Namun Romek mengatakan, dia tidak bisa membayangkan bahwa Khalid melakukan serangan: "Sekarang saya takut bahwa seseorang seperti dia, tinggal berdekatan dengan saya".
Diduga, baru-baru ini Masood mungkin telah tinggal di sebuah apartment di samping restoran Persia dan restoran pizza kecil di lingkungan kelas atas, Edgbaston, demikian menurut laporan tersebut.
Tetangga yang tinggal di kawasan itu mengatakan kepada Koran The Telegraph, takut setelah kejadian hari ini: "Ini membuat saya sangat takut dan saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada anak-anak. Dia seperti kebanyakan pria baisa lainnya. Ia selalu menyunggingkan senyum di wajahnya."
London Pasca Serangan
Dunia kembali berduka. Serangan di London, Inggris diduga terkait dengan aksi terorisme.
Foto: Getty Images/AFP/J. Tallis
Serangan di jantung pusat kota London
Pasca serangan, transportasi publik di London, dialihkan ke kawasan yang menjauhi daerah serangan. Westminster dan gedung-gedung pemerintah utama merupakan tujuan wisata utama. Di hari terjadinya insiden Rabu (22/03), orang yang bekerja di dekat daerah tersebut akhirnya mencari rute alternatif untuk bisa pulang ke rumah karena lalu lintas tetap diblokir pada jam pulang kerja.
Foto: Google Maps
Status darurat menyelimuti kawasan serangan
Pasca insiden, orang-orang yang berada di dekat lokasi kejadian menceritakan ramainya bunyi sirene meraung-raung dan terdengar pula dengung helikopter yang berputar-putar di atas TKP. Hingga Kamis (23/03) tercatat, empat orang tewas dan puluhan orang orang terluka, di antaranya beberapa siswa SMA Perancis.
Foto: Reuters/S.Wermuth
Pemimpin internasional bereaksi
Pemimpin internasional menyampaikan rasa belasungkawa mereka pasca serangan itu. Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan dukungan Jerman untuk Inggris "dalam perjuangan melawan segala bentuk terorisme." PM Skotlandia Nicola Sturgeon juga menyatakan simpati mendalam dan parlemen Skotlandia membatalkan rapat perdebatan referendum kemerdekaan kedua.
Foto: Reuters/K. Pfaffenbach
Belasungkawa dari Indonesia
Presiden Joko Widodo juga turut menyampaikan duka cita mendalam atas serangan di London. Dikatakannya, Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasi. Indonesia juga mengajak kerjasama antar negara dalam menanggulangi terorisme.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana
Terlalu dini untuk berspekulasi
Dalam konferensi pers, pejabat kepolisian London, BJ Harrington memaparkan investigasi sedang berlangsung. Dia menolak berspekulasi awal tentang motif serangan dan mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan setiap informasi ayang mencurigakan terkait insiden itu. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May menggelar pertemuan keamanan darurat untuk membahas situasi di London.
Foto: Getty Images/J. Taylor
Tujuh orang ditangkap
Polisi melakukan razia besar-besaran. Hingga Kamis (23/07) pagi, tujuh orang yang diduga terkait dengan insiden tersebut, ditangkap. Sementara, tujuh dari 29 korban yang terluka dalam kondisi kritis di rumah sakit,
Foto: Getty Images/C. Court
Terkait jaringan teror Islamis
Dalam sebuah wawancara, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon mengatakan kepada Radio BBC 4, diduga serangan di Westminster ini "terkait dengan jaringan terorisme Islamis dalam beberapa bentuk." Dunia berduka atas insiden di London yang terjadi bertepatan dengan setahun peringatan serangan teror di Brussels.