1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Calon Menhan AS yang Dijuluki 'Anjing Gila'?

2 Desember 2016

Presiden terpilih AS, Donald Trump, memilih James Mattias sebagai menteri pertahanan AS yang baru. Tapi siapa sosok yang mendapat julukan 'anjing gila' lantaran kiprahnya di Irak itu?

USA Donald Trump bestimmt James Mattis zum US-Verteidigungsminister
Presiden terpilih AS, Donald Trump, bersama calon Menteri Pertahanan AS, James MattisFoto: Getty Images/D. Angerer

Suatu malam di Kandahar, delapan tahun silam, James Mattis menemui serdadu Marinir AS di sebuah bandar udara militer. Dengan santai ia bersandar pada tumpukan karung pasir sembari berbicara dengan dua prajurit berpangkat sersan dan kopral.

"Ada yang kalian keluhkan?" tanyanya.

"Satu hal saja pak! Kami belum mendapat target yang pantas buat dibunuh," tukas salah satu prajurit.

"Akan datang waktunya, anak muda," ujarnya. "Kali pertama bajingan-bajingan itu menghadapi prajurit marinir, saya ingin itu menjadi pengalaman paling mengerikan buat kehidupan mereka yang menyedihkan."

Peta kekuasaan Taliban dan Islamic State di Afghanistan

Saat itu James Mattis sudah berbintang satu. "Tidak ada yang akan bertanya jika dia," kata Nathaniel Fick - perwira marinir AS yang ikut bertugas di Afghanistan, "berbaring delapan jam di kamar yang hangat dan dibangunkan oleh staf yang menyeterika baju dan membuatkan sarapan. Tapi dia di sini, di tengah malam yang dingin, bersama para serdadu."

Mattis akan diangkat oleh presiden terpilih AS, Donald Trump, menjadi menteri pertahanan yang baru. Sosoknya legendaris di militer AS. Ucapannya bahwa Marinir AS adalah "teman terbaik atau musuh paling menakutkan" untuk siapapun, hingga kini menjadi moto tak resmi pasukan elit tersebut.

Nyatanya tidak ada operasi militer AS selama lebih dari dua dasawarsa terakhir yang tidak melibatkan pensiunan jendral itu. Ia pernah terlibat dalam Perang Teluk 1990, invasi Afghanistan 2001 dan perang Irak 2003. Kiprahnya dalam merebut kota Fallujah dari pemberontak Sunni tahun 2004 membuahkan nama panggilan Mad Dog alias anjing gila.

Pandangannya tidak selalu bersandingan dengan Donald Trump. Kendati cendrung konfrontatif dengan Iran, ia menilai membatalkan perjanjian nuklir dengan Teheran akan merugikan Amerika Serikat. Sikap lunak Trump terhadap Rusia menurutnya adalah ketidaktahuan semata. Ia mewanti-wanti terhadap kebijakan ekspansif Moskow di Ukraina, Suriah dan kawasan Balkan.

Juga berbeda dengan Trump, ia menilai penyiksaan tidak membuahkan hasil apapun.

rzn/hp (ap,afp,rtr)