1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaJerman

Siapa Pewaris Manuel Neuer Sebagai Pengawal Gawang Jerman?

Andreas Sten-Ziemons
7 Maret 2023

Kiper timnas Jerman Manuel Neuer lama dianggap sebagai kiper terbaik dunia. Tetapi siapa yang bisa menggantikan dia nanti? Kerena jumlah kiper tangguh di Bundesliga makin lama makin berkurang.

Manuel neuer (kiri) dan Marc-Andre ter Stegen (kanan)
Dua kiper utama timnas sepak bola Jerman: Manuel neuer (kiri) dan Marc-Andre ter Stegen (kanan)Foto: Weber/Eibner-Pressefoto/picture alliance

Pada akhir musim 2012-13, 83% penjaga gawang pilihan pertama di liga utama Bundesliga adalah orang Jerman. Dengan kata lain: 10 tahun lalu, seorang kiper Jerman berdiri di 15 dari 18 gawang tim Bundesliga.

Tapi situasi telah berubah banyak sejak saat itu. Saat ini hanya ada tujuh klub Bundesliga dengan kiper Jerman. Yang termuda adalah Marvin Schwäbe dari FC Köln, dan bahkan dia sudah berusia 27 tahun. Kiper muda Jerman jarang mendapatkan menit bermain Bundesliga.

"Jika Anda melihat talenta terbaik dalam satu dekade terakhir, pemain seperti Manuel Neuer, Marc-Andre ter Stegen, Thibaut Courtois, dan Jan Oblak, dan melihat lebih jauh ke belakang, juga Gianluigi Buffon dan Iker Casillas, para kiper dunia ini telah memainkan rata-rata lebih dari 200 pertandingan tim utama pada usia 23 tahun," kata Marc Ziegler, mantan kiper Bundesliga di Stuttgart dan Borussia Dortmund, kepada DW. "Para kiper muda kami masih jauh dari itu."

Kepala pelatih kiper DFB, Marc ZieglerFoto: Eibner Europa/IMAGO

Diperlukan pengalaman internasional dan DNA penjaga gawang

Sejak 2015, Marc Ziegler telah menjadi kepala penjaga gawang di asosiasi sepak bola Jerman DFB, dan pekerjaannya melibatkan pengembangan penjaga gawang pria dan wanita muda dari usia U15 ke atas. "Tekanan dalam kompetisi telah meningkat, begitu pula nilai liga," katanya tentang mengapa lebih sedikit kiper Jerman dan hampir tidak ada kiper muda Jerman yang bermain di Bundesliga.

Pengamat mengatakan perkembangan ini bisa membuat tim nasional pria kekurangan kualitas di tahun-tahun mendatang. "Saya sangat prihatin,” kata mantan pelatih kiper Jerman Andreas Köpke baru-baru ini mengatakan kepada media, ketika ditanya tentang generasi setelah Manuel Neuer, Marc-Andre ter Stegen dan Kevin Trapp.

DFB menyadari hal ini dan telah meningkatkan pembinaan penjaga gawang dalam beberapa tahun terakhir. Bekerja sama dengan para pelatih penjaga gawang di klub-klub Bundesliga, Marc Ziegler dan timnya telah mengembangkan apa yang mereka sebut "DNA penjaga gawang" yang menguraikan 10 sifat yang harus dimiliki penjaga gawang modern agar mampu bersaing di level atas.

Ini lebih dari sekadar hanya menghentikan tembakan ke gawang. Kiper modern harus mampu bermain di ruang untuk menangkap umpan silang dan mengejar bola, dan terus mengadaptasi permainan posisi, mengatur tim dari gawangnya, dan memulai serangan dengan tendangan dan operannya. Selain keterampilan sepak bola, juga dibutuhkan kekuatan mental.

Profil penjaga gawang tangguh masa kini sangat kompleks. "Generasi penjaga gawang di sekitar Manuel Neuer, Marc-Andre ter Stegen dan Bernd Leno menghasilkan nilai tambah bagi para pelatih karena mereka bisa bermain sepak bola," kata Marc Ziegler. Kemampuan ini sekarang telah menjadi standar bagi penjaga gawang tingkat atas.

"Generasi saat ini mengalami kesulitan karena tidak memberikan nilai tambah yang serupa," kata Ziegler. Sebaliknya, penjaga yang lebih tua sudah mengetahui rutinitas ini. "Itulah mengapa seorang pelatih kemungkinan akan memulai dengan kiper yang lebih berpengalaman, selama dia tidak dalam kondisi buruk. Generasi muda harus bersabar, sampai kekuatan usia berubah," kata Ziegler.

Dua model perencanaan karier

Mengingat waktu bermain reguler di level atas mutlak diperlukan untuk menjadi penjaga gawang yang luar biasa, perencanaan karier sangat penting bagi penjaga gawang. "Ada dua pilihan: pendekatan mendapatkan menit bermain adalah untuk penjaga gawang yang sudah berbakat dan cukup percaya diri, sehingga mereka yakin bisa melakukan apa saja. Ini adalah orang-orang yang membutuhkan waktu bermain," kata agen sepak bola Stefan Backs kepada DW.

"Tentu saja saya senang melihat kiper muda Jerman mendapat kesempatan. Kami berusaha membuat klub sadar bahwa kami memiliki kiper berbakat yang bisa tampil di level ini," kata Marc Ziegler, yang tahu dari pengalaman pribadinya apa artinya tersisihkan sebagai kiper muda.

Pada tahun 1995, pelatih kepala Rolf Fringer menjadikan Marc Ziegler yang berusia 19 tahun sebagai kiper No. 1 di Stuttgart, meskipun mantan kiper berpengalaman Eike Immel ada di skuad. "Ketika Anda menempatkan penjaga gawang muda, Anda harus membiarkan penurunan tertentu dalam penampilannya, dan tetap memberinya dukungan dan menerima kesalahannya," kata Ziegler.

Kiper yang saat ini menarik perhatian Ziegler dan timnya adalah Noah Atubolu dan Jonas Urbig. Atubolu saat ini No. 1 untuk U21 Jerman, secara teratur berlatih dengan tim utama Freiburg dan bermain untuk tim kedua di divisi ketiga. Dia bahkan sudah bermain di Piala Jerman dan Liga Europa. Jonas Ubrig yang berusia 19 tahun meninggalkan FC Köln ke klub divisi dua Regensburg dengan status pinjaman, agar bisa memainkan lebih banyak pertandingan.

Ziegler mengatakan, turun ke divisi yang lebih rendah bukanlah ide yang buruk, meski langkah selanjutnya harus menyusul. "Jika bermain untuk timnas Jerman adalah tujuan akhir, maka waktu bermain internasional tentu saja menjadi syarat," katanya.

(hp/pkp)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait