Abu Wardah Santoso menjadi buron nomer satu kepolisian Indonesia. Dia kini menjadi wajah baru terorisme di tanah air. Tapi siapa sosok yang mengaku komandan IS Indonesia itu dan seberapa besar ancaman kelompoknya?
Iklan
Adalah Abu Wardah Santoso saat ini sedang menjadi momok buat kepolisian Indonesia. Wajah baru kelompok teror Islamic State di tanah air itu hingga kini masih buron. Ia diyakini sedang merancang strategi untuk mendalangi aksi serangan besar.
Sebab itu kepolisian menurunkan 150.000 aparat ke seluruh Indonesia untuk menjaga gereja-gereja, bandar udara dan ruang publik lain selama perayaan Natal. "Kami memiliki laporan rinci intelijen mengenai potensi serangan kelompok radikal dalam waktu dekat," ujar Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
Polisi sebenarnya telah memburu Santoso sejak Oktober silam. Kapolri Badrodin Haiti mencurigai, Santoso dan kelompoknya Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menjalin hubungan dengan Islamic State-ISIS. Sepak terjang MIT juga diyakini dibiayai oleh IS.
“Kami punya data orang-orang yang terkait dengan terorisme di Indonesia,” tutur Haiti kepada Tempo. Ia mengaku pihaknya memiliki bukti keberadaan jaringan Santoso. Mereka diyakini bercokol di kawasan Poso, Sulawesi Tengah.
Sel Jakarta lebih berbahaya
Namun pakar terorisme Asia Tenggara, Sidney Jones, menepis kekhawatiran umum mengenai sosok Santoso. "Dia memang menamakan diri sebagai komandan IS Indonesia," ujarnya dalam wawancara dengan Voice of America. "Tapi yang lebh berbahaya adalah sel-sel yang ada di dekat Jakarta."
Menurut Sidney ancaman terbesar bukan berasal dari Poso. "Apa yang Santoso bisa perbuat dengan sekian banyak polisi dan TNI di sana?" Sidney menilai sel-sel yang beroperasi di Depok, Bekasi, Jakarta dan Surabaya pada akhirnya lebih berbahaya ketimbang sang komandan IS.
Kepolisian, katanya, harus lebih waspada terhadap jihadis jebolan Suriah yang kemungkinan akan pulang ke Indonesia suatu saat nanti. Pakar terorisme itu memperingatkan, figur "dengan keterlampilan baru, ideologi yang kuat dan hubungan internasional yang luas," akan mampu menghidupkan kembali gerakan teror di Indonesia.
Lima Negara Asia Penyumbang Terbesar Serdadu ISIS
Diperkirakan sebanyak 1000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State. Indonesia dan Cina perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS, dengan Malaysia sebagai persinggahan.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
Cina
Sebanyak 300 warga Cina telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.
Foto: Getty Images
Indonesia
Hingga akhir tahun lalu pemerintah di Jakarta mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyebrang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Foto: Anwar Mustafa/AFP/Getty Images
Pakistan
Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan Islamic State di Suriah. NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Guez
Afghanistan
Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban. Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Khaliq
Australia
Tahun lalu sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.