Mungkin Anda sudah menduganya. Tetapi sekarang ada sokongan dari dunia ilmu pengetahuan. Rupanya kriteria tradisional untuk mengukur kesuksesan dalam masyarakat tidak sesuai dengan kebahagiaan seseorang.
Iklan
Selain bahagia, kemungkinan bahwa mereka hidup sehat dan hidup lebih lama daripada perempuan lain, yang dibebani tanggungjawab rumah tangga, juga lebih tinggi. Demikian dikatakan Profesor Paul Dolan saat berbicara pada Hay Festival di Inggris.
Dolan yang menjadi pakar ilmu perilaku dari London School of Economics dan penulis buku Happy Ever After (atau bahagia selamanya) mengungkap, data terakhir memberikan indikasi bahwa ukuran tradisional berupa sukses sosial seperti menikah dan menjadi ibu tidak sesuai dengan tingkat kebahagiaan seseorang.
Ingin Bahagia? Tinggalkan Kebiasaan Ini!
Tetap bahagia walaupun nasib buruk menimpa? Atau jika kegagalan demi kegagalan datang silih berganti? Itu bukan tidak mungkin. Dan itu bisa dilatih lewat kebiasaan hidup sehari-hari.
Foto: picture-alliance/PhotoAlto/E. Audras
Ketergantungan
Memang setiap orang butuh hubungan dengan orang lain. Ini terutama menguntungkan jika orang butuh bantuan. Tetapi orang juga harus mampu berdiri sendiri. Karena ada masa, di mana tidak ada orang yang bisa dimintai tolong. Dan terlalu sering minta tolong menimbulkan ketergantungan, dan bisa mengganggu hubungan dengan orang lain.
Foto: picture alliance / Jan-Philipp Strobel/dpa
Tiap hari sama
Keteraturan dalam hidup sehari-hari membantu kita secara psikis, karena menawarkan kepastian juga ketenangan. Tetapi kadang kita juga butuh perubahan, dan input atau tantangan baru, untuk merasa bahagia. Jika tiap hari menyantap makanan yang sama, lama-kelamaan juga bosan.
Foto: picture alliance/Bildagentur-online/Yay
Terus-menerus di media sosial
Instagram, Facebook dan jejaring sosial lain kerap hanya menampilkan satu sisi saja dari hidup orang lain, misalnya hanya saat tampil keren, atau pergi berlibur ke tempat-tempat mentereng. Jika hanya ini yang kita "santap" setiap hari, kita semakin jauh dari kenyataan yang sebenarnya tidak selalu indah. Akibatnya kita semakin merasa tidak puas dengan diri sendiri atau hidup kita.
Foto: Shestakoff/Fotolia
Anggap diri paling penting di dunia
Mungkin yang Anda kerjakan memang penting. Tapi sekali-kali tidak merasa "paling penting di dunia" sangat membantu mengurangi stress dan tekanan untuk selalu memberikan yang terbaik. Lagi pula bisa juga, yang Anda lakukan tidak terlalu penting bagi orang lain.
Foto: Colourbox
Tubuh butuh pergerakan
Ini harus dilakukan terutama bukan untuk penampilan. Sejumlah studi sudah menunjukkan, tubuh harus digerakkan demi kesehatan. Bukan berarti orang harus segera mampu berpartisipasi dalam maraton atau berolah raga seperti olahragawan profesional. Hal yang bisa dipraktekkan misalnya: jika bisa menggunakan tangga, jangan gunakan lift. Jika bisa berjalan tidak usah naik mobil, dan sebagainya.
Foto: picture-alliance/dpa/B. pedersen
Memainkan "peran" tertentu
Dalam hidup, orang kadang harus memainkan "peran" tertentu. Ini penting dalam bersosialisasi dan bermasyarakat, agar segalanya berjalan lancar. Tetapi sebaiknya diperhatikan untuk tidak selalu hanya memainkan peran itu. Karena kebutuhan kita sendiri tidak akan terpenuhi, dan ide-ide tidak akan berkembang. Akibatnya: tidak bahagia. (Ed.: ml/hp, sumber: Brigitte, Huffington Post.)
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
6 foto1 | 6
"Kalau Anda pria, sebaiknya menikah"
Kaum pria biasanya menjadi lebih tenang setelah menikah. Seorang laki-laki juga menjadi enggan mengambil risiko jika sudah punya istri. Selain itu mereka juga cenderung mendapat penghasilan lebih tinggi. Perempuan tidak demikian.
Dolan mengatakan, "jika Anda pria, mungkin Anda sebaiknya menikah. Jika Anda perempuan, tidak usah memusingkan itu."
Namun Profeson Dolan juga mengakui, stigma sosial yang dipikul seseorang yang tidak pernah menikah, seperti yang diperangi tokoh utama film Bridget Jones, bisa punya efek buruk dalam kasus-kasus tertentu. Dan itu bisa berbuntut perasaan tidak bahagia pada seseorang.
Keberuntungan di Balik 'Kutukan Jomblo'
Sering putus atau cerai? Sering diledek kena 'kutukan jomblo'? Jangan kecil hati. Karena banyak kelebihan lajang yang jarang dimiliki oleh mereka yang punya pasangan.
Foto: Iakov Kalinin/Fotolia
1. Bisa bepergian ‘seenak jidat‘
Bagaimana jika ingin memutuskan untuk pindah ke kota lain atau bertualang seorang diri kalau sudah punya pasangan? Biasanya keputusan penting cuma bisa diambil setelah berkonsultasi dengan pasangan. kalau pasngan tak setuju, terpaksa menahan keinginan. Tapi jika kamu bujangan, kamu punya kebebasan penuh untuk bepergian tanpa ragu-ragu.
Foto: Fotolia/Ralph Maats
2. Bebas ‘flirting‘
Menggoda orang yang kita suka alias flirting bisa menyebabkan situasi canggung bahkan ‘perang bubat‘ jika sudah punya pasangan. Beda halnya buat para kaum lajang, mereka mereka punya kebebasan buat ‘flirting‘, dengan harapan yang ditaksirpun punya perasaan sama atau bahkan cuma buat sekedar main-main saja. Masih terbuka kesempatan seluas-luasnya dan masih banyak pilihan untuk pilih teman kencan
Foto: WavebreakmediaMicro/Fotolia
3. Bisa kontrol tubuh sendiri
Sebuah survei di Inggris menemukan 62% responden naik berat badan sekitar 7 kg setelah punya pasangan. Berat badan ini tampaknya menjadi konsekuensi langsung dari kegiatan berpacaran, misalnya nonton sambil ‘ngemil‘ atau pergi makan malam. Meski bukan berarti semua pasangan demikian. namun jika ingin berkonsentrasi pada peningkatan pikiran dan tubuh Anda, maka membujang lebih mudah.
Foto: picture-alliance/dpa/Andreas Gebert
4. Punya banyak waktu
Kadang menyenangkan saling ‘genit-genitan‘ lewat tablet atau ponsel, tetapi dapatkah kamu bayangkan berapa banyak waktu yang dibuang pasangan pada umumnya dengan ponsel mereka? Tentu saja, ada pasangan yang lebih mandiri, tetapi mungkin juga tak mudah menemukan makhluk seperti itu. Jika kamu lebih suka menginvestasikan waktu dengan lebih produktif, maka status membujang bisa jadi tepat bagimu.
Foto: Fotolia/apops
5. Bisa tidur damai dan tenang
Tidur dengan suami atau istri mungkin asyik karena bisa bermesraan. Tapi tak sedikit orang mengaku, kesulitan tidur di sebelah orang lain atau terasa terkekang jika dipeluk sepanjang malam, belum lagi jika pasangan mendengkur! . Jika kamu mengalami perasaan itu, maka mungkin membujang lebih mengasyikan buat bisa cukup tidur nyenyak.
Foto: Colourbox/D. Drobot
6. Bisa lebih mandiri
Pernah putus cinta hingga berminggu-minggu atau lebih? Cinta bisa berubah menjadi kekuatan yang mengacaukan dan destruktif. Jangan pernah membiarkan seseorang menjadi subyek tunggal pikiranmu, karena mungkin hanya ada beberapa hubungan yang ditakdirkan sukses abadi. Jika tidak nyaman dengan risiko itu, maka mungkin dengan menyandang status ‘jomblo‘ , bisa jadi hidupmu lebih tenang.
Foto: picture-alliance/dpa
7. Bebas kumpul dengan teman-teman
Temanyang telah mendapatkan menikah atau bahkan memiliki anak, banyak yang janji akan tetap luangkan waktu bergaul seperti dulu. Berapa banyak dari mereka benar-benar tepati janji? Berpasangan memerlukan pengorbanan waktu luang dan kebebasan. Jika tidak siap untuk komitmen tersebut, terpaksa status 'jomblo‘ masih tetap menyangkut di dirimu, dimana kamu bebas 'gila-gilaan' dengan kawan-kawan.
Foto: william87/Fotolia
8. Bebas dari hubungan tak sehat
Hampir 50% dari pernikahan di Amerika alami kegagalan. Beberapa dari mereka masih tinggal bersama karena alasan keuangan, atau demi anak-anak mereka. Jika tidak yakin 100% dengan apa yang kamu harapkan dari pasangan, pikir-pikir dulu untuk melangkah lebih jauh.
Foto: picture-alliance/dpa/CTK/Josef Horazny
9. Tak ada yang menuntut
Pernah ada yang datang padamu dan mengeluh betapa pasangannya begitu ‘menuntut‘? Banyak orang meremehkan berapa banyak waktu terbuang untuk mempertahankan hubungan. Tidak aneh sebenarnya jika seseorang ingin habiskan waktu dengan kekasihnya atau menuntut ini-itu dari pasangan. Tapi siapkah kamu jika hal ini terjadi padamu? Jika tidak, bisa jadi ‘jomblo‘ bukanlah kutukan, melainkan ‘anugrah‘.
Foto: Fotolia/drubig-photo
9 foto1 | 9
Bukan di jaman sekarang saja
Studi psikologis ini bukan yang pertama yang mengungkap keuntungan tidak menikah bagi perempuan. Sebuah cuitan oleh pakar sejarah abad ke-19, Dr Bob Nicholson menampilkan sepotong artikel dari majalan Tit-Bits yang terbit tahun 1889. Isinya memberi informasi unik tentang kehidupan perempuan single di abad ke-19 di Eropa.
Majalah itu meminta pembacanya untuk menjawab pertanyaan: "Mengapa saya menjadi perawan tua".
Salah seorang pembaca yang bernama Miss Sparrow menjawab: "Karena saya tidak ingin menambah binatang peliharaan. Dan ternyata hewan manusia itu tidak sejinak anjing, tidak semanis kucing dan tidak selucu monyet."
Pembaca lain yang benama Miss Florence Watts mengatakan, "Karena saya punya profesi lain yang terbuka bagi saya, di mana waktu kerjanya lebih pendek, pekerjaannya lebih enak dan bayarannya juga lebih baik."
Untuk pernikahan secara umum, Profesor Paul Dolan mengungkap, orang-orang yang menikah lebih bahagia dari bagian dari populasi yang tidak menikah. "Tetapi hanya jika pasangan mereka berada di ruang yang sama, ketika mereka ditanyai apa mereka bahagia." Jika pasangan mereka tidak ada, mereka menjawab bahwa mereka sengsara.
Sumber: The Guardian, Independent (Ed.: ml/ap)
8 Hal Yang Dilakukan Orang Bahagia Setiap Hari
Dalam buku "Rich Habits, Rich Life", pakar sosial ekonomi Dr. Randall Bell menulis bahwa orang-orang yang bahagia memiliki banyak kebiasaan yang sama. 40 persen rasa bahagia seseorang berasal dari kebiasaan sehari-hari.
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
Tidak Bergosip
Sulit menahan diri untuk tidak membahas kekasih baru rekan kerja, atau rahasia sahabat Anda. Tapi dengan menghindari gosip, Anda akan merasa lebih bahagia. Lain kali Anda merasa ingin bergosip, katakan sesuatu yang positif. Dr Bell: "Orang yang berbicara positif cenderung dikelilingi orang-orang dengan pandangan yang sama. Ini akan membuat kita lebih bahagia."
Foto: Fotolia/Faber Visum
Meja Kerja Rapih
Saat bekerja dengan tekanan tinggi, seringnya Anda melupakan kondisi meja kerja Anda. Menurut Dr Bell, meja kerja yang rapih menandakan cara kerja yang terorganisir dan ini akan membuat Anda tiga kali lebih bahagia di tempat kerja. "Banyak studi yang menunjukkan, tempat kerja yang rapih memungkinkan kita untuk bekerja secara lebih efektif dan fokus."
Foto: picture-alliance/dpa/M. Wüstenhagen
Tidak Marah-marah Saat Menyetir
Saat macet, pengemudi mobil yang tidak berhati-hati tentu membuat Anda kehilangan kesabaran. Tapi tetap tenang di balik kemudi adalah cara mudah untuk merasa lebih bahagia. Dr Bell: "Orang yang bahagia menyalurkan energinya ke hal-hal postif dan tidak meneriaki pengemudi lain atau mengeluhkan macet."
Foto: Colourbox
Makan Malam Bersama Keluarga
Keluarga yang sibuk mungkin sulit untuk bisa makan secara bersama-sama. Tetapi bagi Dr Bell ini hal yang penting. "Karena dengan menghabiskan waktu dengan orang yang paling penting bagi Anda, maka Anda akan merasa lebih baik. Jika hubungan yang penting diabaikan, maka Anda akan merasa stress dan tegang."
Foto: Kzenon/Fotolia
Tidak Lupa Menyapa Tetangga
Dr Bell yakin, orang yang tidak menyapa tetangganya cenderung merasa tidak bahagia. "Jika bertemu orang wajahnya tidak ramah, kita akan merasa tegang. Tapi jika bertemu orang yang memberi senyuman, kita juga ingin tersenyum. Dengan menyapa tetangga, Anda tidak hanya membuat bahagia orang lain, tetapi mereka akan menyapa balik dan Anda juga merasa senang."
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Berdansa
Saat berdansa atau menari dengan pasangan, Anda akan tidak hanya melepaskan hormon endorfin tetapi juga merawat hubungan dengan pasangan. Atau sekedar menari sendirian dengan musik kesayangan juga akan membuat Anda merasa bahagia.
Foto: Getty Images/W. McNamee
Olahraga
Tidak heran orang yang bahagia berolahraga setiap hari. Berjalan kaki selama 20 menit juga sudah termasuk olahraga. Dr Bell: "Saat berolahraga, endorfin akan masuk dalam aliran darah dan zat kimia yang mengalir dalam tubuh akan membuat Anda merasa bahagia."
Orang yang bermeditasi setiap hari, 50 persen merasa lebih bahagia dibanding yang tidak melakukannya. Demikian ujar Dr Bell. Saat aktif, gelombang dalam otak adalah gelombang beta. Saat bermeditasi, gelombang berubah menjadi alfa, sumber energi kreatif. Kedua gelombang otak sama pentingnya, tapi jika gelombang alfa diabaikan, energi kreatif akan menghilang. vlz/ml (dari berbagai sumber)