Siapa Yogi Adityanath yang Diprediksi Bakal Gantikan Modi
9 Februari 2022
Seorang pendeta Hindu, yang dikenal anti-Islam, memimpin Partai BJP dalam pemilu di negara bagian berpenduduk terpadat di India. Kemenangannya akan mencuatkan Yogi sebagai calon favorit untuk menggantikan Narendra Modi.
Iklan
Yogi Adiyanath (49) masih suka tampil berapi-api ketika memulai masa kampanye jelang pemilihan umum legislatif di negara bagian Uttar Pradesh (UP), India, Kamis (10/2), mendatang. Menjabat sejak 2017, perangainya itu tidak memudar oleh tekanan jabatan.
Kini dia mengincar masa jabatan kedua di negara bagian berjumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa tersebut, atau hampir setara dengan populasi Indonesia.
Sejak menjabat perdana menteri di UP, Yogi tumbuh menjadi wajah Partai Bjaratiya Janata, bersama Amit Shah, Menteri Dalam Negeri yang juga merupakan tangan kanan Perdana Menteri Narendra Modi.
"Dia berskap terbuka terhadap politik dan ideologi Hindu-nya. Dia menampilkan diri sebagai pemimpin Hindu dan itulah yang mendatangkan massa dan suara,” kata wartawan India, Sunita Aron. "Kalau dia menghasut melawan muslim, dia bisa menyita perhatian audiens,” lanjutnya.
Mahatma Gandhi: Pengacara yang Menjadi Bapak Bangsa
Perjuangan Gandhi yang selalu berpihak pada rakyat kecil dan cinta perdamaian tidak hanya signifikan untuk India, melainkan juga dunia. Ia menjadi Bapak Bangsa India, yang berhasil mengakhiri 200 tahun kekuasaan Inggris.
Foto: Getty Images/Hulton Archive
Lahirnya jiwa yang besar
Mahatma Gandhi memiliki nama asli Mohandas Karamchand Gandhi. Ia lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, negara bagian Gujarat, India. Di dunia ia lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi. Kata "mahatma" yang disematkan pada namanya memiliki arti "jiwa yang besar".
Foto: Reuters/P. Ravikumar
Menikah di usia belia
Pada Mei 1883, Gandhi menikah dengan Kasturba Mankaji pada usia 13 tahun. Kasturba berusia 14 tahun pada waktu itu. Mereka menikah karena dijodohkan, satu praktik yang umum saat itu di India.
Foto: AP
Pengacara lulusan Inggris
Gandhi kuliah hukum di London dari September 1888 hingga Juni 1891. Setelah menyelesaikan studinya, ia kemudian kembali ke India. Di sana ia menjadi pengacara dari tahun 1891 hingga 1893.
Foto: picture-alliance/akg-images
Pindah ke Afrika Selatan
Pada tahun 1893, Gandhi pergi ke Afrika Selatan untuk bekerja menjadi pengacara. Di bulan Mei di tahun yang sama, ia mengalami tindakan rasisme. Karena warna kulitnya, ia dikeluarkan dari gerbong kelas satu kereta yang ia tumpangi.
Foto: picture-alliance/dpa
Memulai "Satyagraha"
Pada tahun 1894, Gandhi mendirikan Natal Indian Congress (Kongres India di wilayah Natal, Afrika Selatan) untuk melawan diskriminasi dan membantu imigran India di Afrika Selatan. Dia memulai gerakan Satyagraha yang merupakan gerakan protes sipil tanpa kekerasan.
Foto: Getty Images/Hulton Archive
Mulai memakai dhoti putih
Pada tahun 1906, Gandhi berjanji untuk hidup selibat dan mulai mengenakan hanya dhoti putih. Dhoti adalah pakaian tradisional untuk laki-laki di India.
Foto: AP
Unjuk rasa dari Natal ke Transvaal
Pada tahun 1913, ia memimpin unjuk rasa dari Natal ke Transvaal, Afrika Selatan, demi memperjuangkan hak para imigran India. Lebih dari dua ribu orang berpartisipasi dalam demonstrasi ini.
Foto: AP
Melawan aturan Inggris
Gandhi kembali ke India pada tahun 1915. Di sini ia mengorganisasi protes satu hari terhadap aturan pemerintahan Inggris, di mana setiap orang India yang dicurigai sebagai teroris akan dipenjara.
Foto: AP
Menjadi pemimpin partai
Dari tahun 1920 hingga 1924, Gandhi menjadi pemimpin utama partai Kongres Nasional India dan berkampanye untuk merdeka dari Inggris. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Inggris, salah satunya dengan memboikot produk-produk Inggris. Akibatnya, ia ditangkap dan harus mendekam di penjara selama dua tahun.
Foto: AP
Protes garam
Pada tahun 1930, Gandhi memimpin protes "Dandi March" atau juga dikenal dengan "Salt March" atau protes garam. Protes ini menentang aturan Inggris yang melarang orang India untuk membuat dan menjual garam. Ribuan orang ikut serta dalam protes selama 24 hari ini.
Foto: AP
Kunjungan ke Inggris
Pada tahun 1931, Gandhi pergi ke Inggris untuk berbicara dengan pemerintah Inggris tentang masa depan India. Namun, Inggris menolak untuk memberikan kemerdekaan pada India.
Foto: AP
Mogok makan
Pada tahun 1932, pemerintah Inggris menahan Gandhi di penjara di Pune, Maharashtra. Di sini ia mogok makan selama enam hari dalam rangka melawan diskriminasi terhadap kelompok yang tak dianggap dalam sistem elektoral baru. Di dalam kelompok ini termasuk orang-orang yang berada di golongan kasta terbawah atau yang tidak masuk ke dalam sistem kasta sama sekali.
Foto: AP
Gerakan "Keluar dari India"
Pada tahun 1942, Mahatma Gandhi memulai gerakan tanpa kekerasan "Quit India" atau "Keluar dari India" untuk memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah Inggris. Gerakan ini menyebar ke seluruh negeri. Gandhi pun kembali dijebloskan ke penjara.
Foto: AP
Mogok makan untuk meredam kerusuhan Hindu-Muslim
Pada 15 Agustus 1947, India merdeka dari kekuasaan Inggris. Namun, negara itu terbagi menjadi dua kubu. Kerusuhan pecah antara umat Hindu dan Muslim beberapa bulan sebelum India merdeka. Untuk meredam kerusuhan dan menciptakan suasana yang kondusif, Mahatma Gandhi melakukan mogok makan.
Foto: AP
Ditembak mati
Seorang ekstremis Hindu, Nathuram Godse, menembak mati Gandhi pada 30 Januari 1948 di New Delhi. Setelah pembunuhan itu, gelombang duka menyebar di seluruh negeri. Lebih dari satu juta orang menghadiri pemakaman Gandhi.
Foto: picture-alliance/Imagno
Bapak Bangsa
Selain "jiwa yang besar", Gandhi juga dijuluki sebagai "Bapu", yang berarti ayah. Ia menjadi Bapak Bangsa India, yang dikenang bukan hanya di India, namun di seluruh dunia, terutama dalam peringatan hari jadinya yang ke-150 pada 2 Oktober 2019 ini. (Teks: dpa. Ed: na/ts)
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Rahi
16 foto1 | 16
Jelang masa kampanye pekan ini, pendeta yang selalu mengenakan jubah berwarna saffran itu mengatakan, betapa pemilu kali ini adalah pertarungan "antara 80 persen melawan 20 persen,” katanya merujuk pada jumlah populasi Hindu dan muslim.
Yogi gemar menyudutkan minoritas muslim di UP sebagai warga asing, "mereka adalah pemuja Jinnah,” tulisnya bulan lalu, merujuk pada tokoh pendiri Pakistan, Muhammad Ali Jinah. "Pakistan istimewa buat mereka, ketika kita mengorbankan nyawa demi ibu pertiwi.”
Iklan
Lahir di lingkup ideologi Hindutva
DIbesarkan dengan nama Ajay Singh Bisht, Yogi menekuni Matematika di perguruan tinggi, sebelum bergabung dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh, organisasi Hindu ekstrem yang mengimpikan negara teokrasi di India.
Setelah lulus kuliah, dia menjadi pendeta di Kuil Gorakhnath yang dikenal lewat ideologi supremasi Hindu dan terpilih menjadi anggota parlemen di usia 26 tahun.
Selama kariernya, dia mendirikan organisasi pemuda Hindu bercorak militeristik. Mereka secara berkala menjaring perhatian nasional ketika menuduh warga muslim menyembeli sapi, atau mengkampanyekan gerakan anti "jihad cinta,” istilah yang digunakan ekstremis Hindu untuk menuduh pria muslim mengislamkan pemudi Hindu lewat pernikahan.
Jutaan Selamat dari Kelaparan Berkat Bantuan dari Tempat Ibadah Umat Sikh
Saat pemerintah India berjuang menahan penyebaran COVID-19, komunitas sikh di New Delhi bekerjasama memberi makan jutaan orang setiap hari di tempat ibadahnya.
Foto: DW/S. Chabba
Tempat ibadah bersejarah
Di India hidup hampir 21 juta umat sikh. Ini membuat Sikhisme jadi agama keempat terbesar di negara itu. Salah satu pilar utama Sikhisme adalah "sewa" yang berarti: pelayanan. Tempat ibadah umat sikh yang disebut "gurdwaras" menawarkan makanan gratis bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Foto: DW/S. Chabba
Restriksi akibat COVID-19 dipatuhi
Semua gurdwara di New Delhi ditutup akhir Maret lalu, ketika India melaksanakan lockdown. Walaupun tidak ada yang datang beribadah, staf grudwara tetap melaksanakan doa harian dan menolong warga miskin. Bulan lalu, tempat ibadah kembali dibuka untuk umum di India. Untuk itu, dilaksanakan pemeriksaan temperatur tubuh, pembersihan tangan dan penggunaan masker.
Foto: DW/S. Chabba
Dapur komunitas Sikh
Menurut filsafat Sikhisme, mereka yang taat beragama tidak boleh pulang tanpa bekal apapun. Jika berkunjung ke sebuah gurdwara orang bisa mendapat pelajaran dari guru Sikh, "parshad" atau kue-kue kecil dari tepung gandum dan makanan dari dapur komunitas.
Foto: DW/S. Chabba
Ribuan makanan disiapkan setiap hari
Dapur dibuka setiap hari pukul 3 pagi, untuk menyiapkan makanan bagi hampir 100.000 orang. Misalnya di dapur ini, laki-laki dan perempuan bekerja bersama memasak kacang-kacangan, roti dan nasi. Dananya berasal dari badan Delhi Sikh Gurdwara Management Committee (DSGMC) dan donasi dari warga sikh.
Foto: DW/S. Chabba
Pemberian makanan di 20 lokasi
Makanan kemudian diangkut truk dan mobil van ke seluruh penjuru New Delhi dan daerah sekitar seperti Noida dan Ghaziabad. Kawasan dipilih berdasarkan kebutuhan. Biasanya, jika di daerah itu tidak ada bantuan lainnya. Pejabat pemerintah dan NGO lokal juga meminta ribuan porsi.
Foto: DW/S. Chabba
Makanan bagi yang memerlukan
Bagi umat sikh, menolong orang miskin adalah kebajikan yang utama. Bahkan sebelum truk datang, orang-orang sudah mengantre untuk dapat makanan setiap hari. Yang datang adalah pria, perempuan, anak-anak yang hidup di jalan, orang lumpuh dan orang usia lanjut. Keluarga yang tidak punya penghasilan, terutama karena COVID-19 dapat bantuan untuk beberapa pekan.
Foto: DW/S. Chabba
Proses yang terorganisir baik
Ada dua antrean. Satu untuk pria-pria yang sehat. Antrean ke dua untuk perempuan, warga lansia dan mereka yang cacat. Proses untuk mendapat makanan terorganisir baik, tapi "physical distancing" sulit diikuti karena jumlah orang sangat banyak.
Foto: DW/S. Chabba
Antrean panjang
Bagi banyak orang yang menunggu di antrean, hanya ini makanan untuk hari itu. Bahkan ada yang membawa tas agar bisa membawa makan bagi teman atau anggota keluarga yang tidak bisa datang ke truk dari gurdwara. Truk-truk itu sudah mencapai lokasi-lokasi yang tidak terjangkau pemerintah maupun organisasi bantuan. (Ed.: ml/ap)
Foto: DW/S. Chabba
8 foto1 | 8
Dalam sebuah pidato, dia pernah bersumpah "jika mereka (muslim) membunuh seorang pemuda Hindu, kita akan membunuh 100 pemuda muslim.”
Sikapnya itu mendatangkan dukungan luas, termasuk dari Kuil Gorakhnath yang memilih Yogi sebagai pemimpin. Pada 2017, setelah menjabat perdana menteri di Uttar Pradesh, Yogi menutup rumah penyembelihan hewan dan melarang penggunaan pengeras suara untuk adzan di masjid.
Ideologi politik Yogi Adityanath selaras dengan Partai BJP, yang juga dituduh menghasut ketegangan antarumat demi kepentingan elektoral. Pemerintahan yang digerakkan ideologi Hindutva dikhawatirkan akan secara perlahan menggerus corak sekular dan demokratis India.
Di kalangan petinggi BJP, Yogi dianggap sebagai salah seorang calon pengganti Narendra Modi. Kemenangan besar di Uttar Pradesh diyakini akan semakin membetoni posisinya di tubuh partai. Saat ini jajak pendapat menempatan BJP di angka 43 persen, jauh lebih tinggi di atas partai oposisi.
"Masih terlalu dini untuk memprediksi perannya di masa depan. Tapi sudah jelas bahwa dia saat ini adalah orang dua setelah Modi,” kata seorang petinggi BJP kepada AFP. "Mungkin masih prematur, tapi tentu saja dia adalah calon perdana menteri di masa depan.”